SEKILAS TENTANG GUNUNG TANGKUBAN PERAHU BANDUNG JAWA BARAT
Memasuki semester awal di klas XII siswa – siswi SMA mulai membuat karya tulis. mereka sibuk mencari bahan karya tulis, berkonsultasi kepada guru pembimbing , dan mulai menulis karya tulis. Kaya tulis ini harus mereka buat sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh siswa – siswi guna mengikuti Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dan Ujian Akhir Nasional ( UAN ) juga untuk melatih serta mengembangkan bakat dan kemampuan dalam menyusun karya ilmiah . Berikut ini karya tulis yang mungkin bisa dijadikan contoh atau perbandingan bagi pembaca.
SEKILAS TENTANG
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
BANDUNG - JAWA BARAT
KARYA TULIS
Diajukan untuk memenuhi tugas kesiswaan guna memenuhi persyaratan menempuh Ujian Akhir Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )
pada SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu
Tahun Pelajaran 2008/2009
Disusun Oleh :
Nama : Dian Novianti
Kelas : XII ( Dua belas )
NIS : 3604
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS 2 )
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA ) ISLAM TA’ALLUMUL HUDA BUMIAYU
TAHUN 2008
PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan disyahkan oleh guru pembimbing SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional ( UAS/UAN ) di SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu Tahun Pelajaran 2008/2009 pada :
Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat : SMA Islam T. Huda Bumiayu
Bumiayu, Oktober 2008
Mengetahui
Kepala SMA Islam T. Huda Pembimbing
Bumiayu
H. Tasripin SPd Drs. Harun Nurosid
ii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan
kepada :
Ayah dan Ibu tercinta serta kakak yang telah memberikan motivasi serta dukungan yang bersifat mendidik kepada penulis
Bapak H. Tasripin SPd , selaku Kepala Sekolah SMA Islam T. Huda Bumiayu
Bapak Drs. Harun Nurosid selaku pembimbing dimana telah memberikan bimbingan dalam pembuatan karya tulis ini
Bapak Drs. Mualip selaku Wali Kelas XII IPS 2 SMA Islam T. Huda Bumiayu yang telah memberikan arahan kepada penulis
Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan
SMA Islam T. Huda Bumiayu
Teman – teman SMA Islam T. Huda
Bumiayu
Adik – adik kelas X dan XI SMA Islam T.
Huda Bumiayu serta para pembaca yang
budiman
iii
MOTTO
Belajarlah, sungguh ilmu itu merupakan perhiasan bagi yang mempunyai serta tanda keunggulan bagi setiap orang yang terpuji
Jadilah engkau seperti mawar yang berduri, bukan untuk menyakiti tapi untuk menjaga diri, janganlah kau seperti lilin yang mau menerangi sekitarnya namun terbakar dirinya
Kesuksesan belajar itu bukan karena kecerdasan, akan tetapi karena kemauan dan kesungguhan
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr, Wb.
Dengan mengucap syukur kehadlirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah NYA kepada kita semua khususnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ini guna untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )di SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu Tahun Pelajaran 2008/2009
Dengan terselesaikannya Karya Tulis ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak H. Tasripin SPd selaku Kepala SMA Islam T. Huda Bumiayu
2. Bapak Drs. Harun Nurosid selaku Guru pembimbing dimana telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan karya tulis ini
3. Bapak /Ibu guru beserta staf karyawan SMA Islam T. Huda Bumiayu
4. Teman – teman serta saudara – saudara semuanya yang telah banyak mendukung
dalam tersusunnya karua tulis ini
5. Ayahanda dan Ibunda yang telah membantu dalam bentuk moril maupun materiil
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan , baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat membantu sekalim mudah –mudahan apa yang penyusun tulis dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
Wassalamu alaikum Wr, Wb.
Bumiayu, Oktober 2008
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ...……………………………………………………… ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……..…………………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO …..……………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ……..…………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……..…………………………………………………. vi
BAB I . PENDAHULUAN ……..…………………………………………………. 1
A. Alasan Pemilihan Judul ......…………………………………………..….. 1
B. Tujuan Penulisan ……………..... ………….………………………….. 1
C. Metode Penulisan ………...……………………….……………………… 1
D. Sistematikan Penulisan..…………………………………………….……. 1
BAB II. SEJARAH SINGKAT GUNUNG TANGKUBAN PERAHU DAN
TOPOGRAFI….... ..……………………………………….…………..…....... 3
A. Asal – Usul Gunung Tangkuban Perahu ……...……………….................... 3
B. Letak Geografis ……................................................................................... 3
C. Iklim............................................................................................................... 4
D. Luas Areal...................................................................................................... 4
E. Tabel Analisis Gas Kimia.............................................................................. 4
F. Legenda sangkuriang..................................................................................... 4
G. Kawah Gunung Tangkuban Perahu ……...………………........................... 7
1. Kelompok Pangguyangan Badak ( Kawah Utama ) .......................... 7
2. Kelompok Kawah Parasiter ............................................................... 7
H. Aktifitas Letusan............................................................................................ 7
I. Flora Dan Vegetasi........................................................................................ 8
1. Jenis Tumbuhan Bawah ................................................................... 8
2. Jenis tumbuhan Epiphyt ................................................................... 8
J. Satwa Liar ......................................................................................................9
1. Species Primata ............................................................,.....................9
2. Species Mamalia ................................................................................9
3. Species Aves ..................................................................................... 9
BAB III. OBYEK – OBYEK WISATA DI SEKITAR GUNUNG TANGKUBAN
PERAHU ……...……………….................................................................... 10
A. Bumi Perkemahan Cikole....…………………………………………..…..10
B. Pemandian Air Panas…………..... ………….………………………….. 10
C. Situ Lembang … ………...……………………….………………………10
D. Air Terjun Maribaya ....…………………………………………………. 10
E. Curug Cimahi ……………………………………………………………..10
F. Taman Junghun Jaya Giri …………………………………………………10
G. Desa Wisata Bunga “ Cihideung “ ………………………………………..11
H. Observatorium / Teropong Bintang “ Bosscha “ ………………………….11
BAB IV. ARTI DAN FUNGSI TANGKUBAN PERAHU BAGI PENDUDUK
SEKITAR , WISATAWAN DOMESTIK DAN ASING ……..………. . 12
A. Biologis ………………....…………………………………………..….. 12
B. Ekonomis ……………..... ………….…………………….………….. 12
C. Psikologis …..........……...……………………….……………………… 12
D. Akademis..………………………………………..................…….……. 12
BAB V. PENUTUP ……………..………………………….……………..………. . 13
A. Kesimpulan …..……………………………….………………….…… 13
B. Saran – saran .. …...…………………………………………….….… . 13
DAFTAR PUSTAKA ………..…………………………..……………………… …… 14
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan di SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu bahwa dalam memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Sekolah
( UAS ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) maka setiap siswa diwajibkan untuk membuat laporan perjalanan atau karya tulis . Adapun yang akan penulis bahas mengenai : ” GUNUNG TANGKUBAN PERAHU , BANDUNG - JAWA BARAT ”
A. Alasan Pemilihan Judul
Dalam menyusun karya tulis ini , penulis mengangkat judul :” SEKILAS
TENTANG GUNUNG TANGKUBAN PERAHU , BANDUNG - JAWA BARAT ”
dengan alasan sebagai berikut :
1. Untuk mengenal lebih ajuh tentang obyek wisata yang ada di Indonesia ,
khususnya Gunung Tangkuban Perahu
2. Menarik minat Pembaca untuk mengunjungi obyek wisata Gunung Tangkuban Perahu
3. Menyadarkan kepada kita bahwa di Indonesia terdapat banyak obyek wisata yang melukiskan tentang keindahan alam
B. Tujuan Penulisan
1. Sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh siswa – siswi guna mengikuti Ujian
Akhir Sekolah ( UAS ) dan Ujian Akhir Nasional ( UAN )
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi diri sendiri juga para pembaca
tentang Gunung Tangkuban Perahu
3. Untuk melatih dan mengembangkn bakat serta kemampuan penulisan dalam
menyusun laporan perjalanan ataupun karya tulis secara sistematis
C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini Penulis memilih menggunakan metode –
metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengujungi secara langsung obyek yang telah ditentukan
2. Metode Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat dari buku – buku
yang berhubungan langsung dengan Gunung Tangkuban Perahu
3. Metode Interview
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya - jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan
1
D. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran, penulis memberikan garis besar karya tulis ini, yaitu :
BAB I . Pendahuluan yang meliputi : Alasan Pemilihan Judul , Tujuan Penulisan
Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan. laporan perjalanan
BAB II. Sejarah singkat gunung Tangkuban Perahu dan Topografi yang meliputi :Asal
usul Gunung Tangkuban Perahu , Letak Geografis , Iklim.Luas Areal., Tabel
Analisis Gas Kimia. Legenda sangkuriang ,Kawah Gunung Tangkuban Perahu ,
Kelompok Pangguyangan Badak ( Kawah Utama ) Kelompok Kawah Parasiter
..Aktifitas Letusan..Flora Dan Vegetasi...dan Satwa Liar
BAB III. Obyek – obyek wisata di sekitar gunung Tangkuban Perahu yang meliputi :
Bumi Perkemahan Cikole.Pemandian Air Panas, Situ Lembang Air Terjun
Maribaya .Curug Cimahi , Taman Junghun Jaya Giri Desa Wisata Bunga “
Cihideung “ Observatorium / Teropong Bintang “ Bosscha “
BAB IV. Arti dan fungsi Tangkuban Perahu bagi penduduk sekitar , wisatawan domestik
dan asing yang meliputi: Biologis, Ekonomis ,Psikologis dan Akademis..
BAB V. Bab ini meliputi PENUTUP dari penulis yang meliputi : Kesimpulan dan
Saran – saran .
2
BAB II
SEJARAH SINGKAT
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU DAN TOPOGRAFI
A. Asal – Usul Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda
di antara jajaran/ kompleks Gunung Api Sunda Purba dengan type letusan Strato/
berlapis , sekitar 3000 tahun yang lalu
Dari gunung Sunda Purba (dengan ukuran yang lebih besar) kemudian
Terbentuklah 3 tiga gunung api baru, yaitu : Gunung Sunda ( Baru ) , Gunung
Tangkuban Perahu. Gunung Burangrang dan Pada Fase terakhir sekitar 2000 tahun
yang lalu terbentuklah dasar batuan Sedimen neogen / endapan batu bara .
Bagian sisa kawah ( Kaldera ) gunung Sunda Purbamasih terdapat di antara
Gunung Burangrang dan Tangkuban Perahu. Sedangkan Danau atau Situ Lembang
masih merupakan salah satu bagian dari dasar kawah gunung Sunda Purba itu sendiri.
Peristiwa runtuhan ini terjadi pada dua tahap , yaitu :
1. Terjadinya patahan di Lembang sekitar + 3000 tahun yang lalu
2. Runtuhnya bagian puncak di sebelah Utara, kemudian muncullah kegiatan gunung Tangkuban Perahu di sebelah Timur yang merupakan sisa kawah Kaldera gunung Sunda (+ 2000 tahun yang lalu )
Dalam perkembangannya membentuk tubuh gunung dengan puncak gunung api
yang memanjang . Bentuk tubuh yang memanjang disebabkan oleh adanya tempat
perpindahan titik letusan yang memanjang + 1100 m dengan arah timur dan barat . Hal
ini dapat ditunjukkan dengan adanya sisa – sisa tepi kawah yang lama yang mendirikan
adanya gerakan atau perpindahan aktifitas puncak. Pada waktu yang bersamaan
terbentuk pula mata air panas Ciater dan Maribaya .
Perpindahan aktifitas puncak yang membentang dari timur ke barat, maka
apabila dilihat dari arah Selatan ( kota Bandung ) maka tampak seperti trapesium atau
seperti perahu yang terbalik ( Bahasa Sunda ) perahu nangkub = Tangkuban Perahu .
Keadaan / aktifitas gunung Tangkuban Perahu Sampai saat ini adalah
dalam keadaan aktif dan normal. Dengan suhu permukaan kawah 96 ’ C s/d 98 ’ C
dengan kondisi asap berwarna putih tipis . setelah kira – kira 3 bulan yang lalu Gunung
Tangkuban perahu dinyatakan statusnya ” WASPADA ” ,dengan ketinggian antara 5 –
15 m dari permukaan ( kawah Baru, Ratu , Domas ) . Dalam masyarakat setempat
( Sunda ) , terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu tidak lepas dengan legenda
Sangkuriang
B. Letak Geografis
Secara geografis Gunung Tangkuban Perahu berada pada 64 derajat 06 LS dan
107 derajat 36 BT dengan puncak tertinggi kurang lebih 2,084 meter dpi . Obyek
wisata gunung Tangkuban Perahu yang terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung –
Jakarta via Subang, Cikampek. Sekitar 30 km dari Bandung ( merupakan Ibukota
Provinsi Jawa Barat ) ke arah Utara 200 km dari Jakarta atau 32 km sebelah selatan
kota Subang secara administratif berada di wilayah kabupaten Subang dan kabupaten
Bandung.
3
C. Iklim
Daerah Tangkuban Perahu termasukkategori daerah tropis dengan suhu rata-
rata siang hari 18 derajat celcius dan antara 7 derajat sampai 9 derajat celcius malam
hari. Memiliki curah hujan 2.700 mm pertahun dengancurah hujan terendah 100 mm
di bulan Juli dan tertinggi 320 mm di bulanNonember dengan kelembaban udara 45 % -
95 % Prosentasipenyinaran Matahari tinggi antara 40 % - 60 % dengan lama penyinaran
4,8 jam atau sekitar 7- 2 jam per hari
D. Luas Areal
Secara keseluruhan luas areal gunung Tangkuban Perahu : 3.320 km2 dan
dalam pengelolaannya terbagi dalam tiga kelompok,yaitu :
1. Hutan Produksi : 1.290 km2
2. Hutan Wisata : 370 km2
E. Tabel Analisis Gas Kimia
TABEL ANALISIS KIMIA GAS DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU:
No. Nama Kawah Tanggal Tahun Suhu (C’) HCN Konsentrasi %
ASN2 CO H2S CO2
1. Ratu 1 5 jan 1984 95,00 0,62 0,34 0,30 2,30 92,00
2. Ratu 2 1 jan 1984 95,00 0,32 0,54 1,20 2,90 81,00
3. Upas 5 jan 1984 95,00 1,20 1,20 0,84 4,00 65,00
4. Domas 4 jan 1984 94,00 0,65 0,65 0,32 2,60 65,00
5. Baru 3 jan 1984 96,00 0,50 0,32 0,50 11,20 16,00
( Sumber Dirjen Vulkanologi , Direktorat Geologi Bandung )
F. Legenda Sangkuriang
Padi jaman dahulu kala ada seorang maha raja yang bernama Sungging Purbang
kara dari kerajaan Galuh Pakuan pergi berburu ke hutan larangan dengan diiringi bala
Punggawa kerajaan. Konon dalam perburuannya sang raja sempat membuang air kecil
ke tampar tanpa sengaja air seninya tergenang di sebuah belahan tempurung kelapa
yang tergeletak di tanah. Saat itu seekor babi hutan betina lari terbirit –birit karena
ketakutan dikejar- kejar para penggawa yang akhirnya bersembunyi dekat genangan
air kencing sang raja yang terkenal kesaktiannya itu. Karena babi betina yang
merupakan jelmaan dari seorang pertapa cantik ( yang dikutuk menjadi seekor babi
hutan oleh gurunya karena melanggar pantangannya ) meminum air seni sang raja .
Selang beberapa waktu kemudian pada musim berburu berikutnya raja kembali ke
hutan tersebut dan betapa terkejutnya dia saat mendengar jeritan tangis seorang bayi
yang tergeletak di atas semak –semak belukar . lalu raja memerintahkan seluruh pung-
gawa membawa bayi perempuan yang cantik kepada raja. Ia sangat gembira dan
kemudian kembali ke Istana membawa bayi itu dan kemudian tumbuh menjadi seorang
putri yang cantik jelita yang kemudian diberi nama Dayang Sumbi
4
a. Dayang Sumbi Dibuang Ke Hutan
Sejak kehadiraan Dayang Sumbi ke Istana Galuh , negara menjadi kisruh dan
sering dilanda malapetaka, bencana demi bencana datang silih berganti.keresahan
semakin memuncak Pada saat Dayang Sumbi menjelang remaja ia selalu menolak
lamaran para pangeran dari kerajaan tetangga sehingga sang raja menjdi panik dan
khawatir bila mereka bersatu dan menyerang Galuh karena sakit hati , maka keputusan
untuk membawa kembali Dayang Sumbi ke tempat asalnya ( ke Hutan ) dan hanya
ditemani oleh seekor anjing Penjaga yang bernama si Tumang (yang merupakan
jelmaan dari seorang manusia yang melanggar larangan guru ) dan dibawa seperangkat
alat tenun untuk menghibur dan mengisi waktu senggang di hutan yang sunyi dan sepi
kerjanya hanya menenun setiap hari sesal duka akhirnya menjadi bencana , berbagai
macam penyakitdatang silih berganti
b. Kawin Dengan Si Tumang
Suatu hari Dayang Sumbi memaksakan dirinya menenun kain meskipun ia
sedikit sakit , tiba – tiba tenun tanpa sengaja alat tenunan itu jatuh dari tangannya ke
lereng yang terjal, dengan badan lemah tak berdaya Dayang Sumbi tidak mampu
mengambil kembali alat tenun itu . Maka Dayang Sumbi bersumpah dan berkata
“ Siapa saja yang sudi membawa alat tenun itu kembali bila ia perempuan akan ku
angkat sebagai saudara dan bila ia laki – laki maka akan kuangkat menjadi suami
.sungguh aku tak bohong ” Dayang Sumbi bersungguh – sungguh dengan ucapan itu .
Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi setelah beberapa saat kemudian datanglah si
Tumang yang membawa alat tenun itu. Apa boleh buat janji seorang iswari tidak dapat
dipungkiri maka Dayang Sumbi dengan si Tumang jadilah suami istri. Setelah mereka
menikah maka keduanya mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama
”Sangkuriang ” si anak Tumang yang diasuhnya bersama
c. Sangkuriang Membunuh Ayahnya
Pada suatu hari Sangkuriang kecil mengemban kuasa sang bunda untuk
mencari hati rusa hasil buruannya sebagai santap malam ditemani si Tumang pergi
membawa busur panah dan menuju ke hutan. Beberapa kali sangkuriang berusaha
mebidik panahnya ke sasaran namun selalu gagal akhirnya Sangkuriang semakin kesal
karena tidak mendapatkan hati rusa, kemudian dengan maksud menenangkan hati sang
ibunda akhirnya Sangkuriang mengambil anak panah untuk mengambil hati si Tumang
Setelah selesai makan malam tiba - tiba Dayang Sumbi bertanya ” Wahai
anakku kemanakah gerangan si Tumang ? dari tadi tidak tampakrupa dan
bayangannya ? ” tanya sang bunda. Dengan nada datar Sangkuriang menjawab
’’ Hati yang kita makan tadi sebenarnya bukanlah hati rusa tetapi “ Hati “ yang
disantap pada makan malam adalah hati si Tumang.Dengan sangat terkejut dan
perasaan yang sangat marah ketika itu Dayang Sumbi mengambil Centong dan
akhirnya Sangkuriang dipukul dengan keras dan menyebabkan luka kepala yang cukup
dalam. Pada saat itu Dayang Sumbi memohon kepada sang Hyang Widi atas
kesalahannya yang tidak pernah menceritakan keadaan yang sebenarnya ayah
Sangkuriang. Pada waktu Dayang Sumbi mendapat “wamgsit” bisikan dari Hyang
Widhi bahwa ia tidak boleh memakan setiap makhluk yang berdarah antar lain harus
mandi air pancuran dan sejak saat itu Dayang Sumbi hanya memakan aneka tumbuhan
dan daun – daunan ( lalaban ) sebagai lauk pauk.serta harus mandi dan minum dari air
pancuran
5
d. Sangkuriang diusir Ibunya
Dalam keadaan kepala yang luka dan berdarah dengan kondisi setengah
hilang ingatan ,Sangkuriang di usir oleh ibunnya dari kampung halamannya dan ia
menggembara entah kemana tujuannya dari masuk hutan keluar hutan ,dari satu desa
ke desa lain , ia menuju ke arah matahari terbit dan dalam pengembaraannya itu
Sangkuriang selalu berburu dan mempelajari ilmu dari setiap guru yang dijumpainya.
Akhirnya sekarang Sangkuriang menjadi seorang pemuda yang tampan dan perkasa (
sakti mandraguna )
Setelah sekian lama mengembara timbul hasrat untuk pulang ke kampung
halamannya untuk mencari ibunya . setelah menempuh perjalanan dalam beberapa hari
kemudian sampai juga di suatu desa. Dalam perjalanan Sangkuriang berpapasan
dengan seorang gadis cantik Dan Sangkuriang mempunyai hasrat untuk mencintai
gadis itu yang sesungguhnya adalah ibunda, dan Sangkuriang tidak menyadari bahwa
kampung yang disinggahinya adalah kampung halamannya sendiri yang pernah ia
tinggalkan. Dan gadis tersebut sesungguhnya adalah ibunya ” Dayang Sumbi ” Atas
ampunan segala perihal sang Dewata Dayang Sumbi tetap ayu dan tampak muda.
Pada suatu hari Sangkuriang dan Dayang Sumbi sedang memadu kasih
untuk merencanakan perkawinannya . Dayang Sumbi terkejut akan luka yang pernah
dilakukan pada anaknya, semua bentuk dan ciri-ciri luka pada kepalanya Sangkuriang
( sang kekasih ). Dayang Sumbi menyadari hal itu dan dia fikir tak ingin menikah
dengan Sangkuriang ( yang ia yakini bahwa dia adalah anak kandungnya sendiri )
namun di sisi lain ia tak mampu membatalkan rencana perikawinannya tersebut.
Kepada sang Dewata sekali lagi ia mohon bagaimana cara melakukan siasat
untuk menggagalkan perkawinannya .sebagai siasat suatu syarat ( sebagai Mas kawin )
Sangkuriang harus membuat danau dengan perahu raksasa dalam tempo satu malam
yang akan dipakai nanti untuk dilayari berbulan madu .Perahu dan danau tersebut harus
sudah selesai sebelum fajar menyingsing
Tenamglah fikiran Dayang Sumbi ketika itu , karena menurutnya
persyaratan itu tidak akan mampu dipenuhi oleh Sangkuriang . Dengan percaya diri
dan tenang , syarat perkawinan itupun ia terima tanpa basa-basi Sangkuriang perkasa
langsung menyanggupi persyaratan sang kekasih.
e. Sangkuriang Membuat Perahu
Dengan dibantu bala tentara siluman ” gunung tujuh ” Sangkuriang mulai
membendung aliran sungai Citarum sang Hyang Tikoro ( kini sudah menjadi
Padalarang sekitar 30 km barat kota Bandung ). Perahu dibangun di hutan Lembitan
( Lembang ) . sepanjang malam Dayang Sumbi mengamati apa yang diperbuat oleh
Sangkuriang , dengan perasaan cemas, menjelang tengan malam Situ Hyang alias
danau atau telaga Bandung telah terbentangdan perahu pun siap diluncurkan.sementara
fajar menyingsing masih jauh menjelang
Di kala itupun Dayang Sumbi tak keukurangan akal untuk mengagalkan
rencana anaknya yang angkara murka, Dayang Sumbi berdoa kepada Dewata dan
beberapa saat kemudianDayang Sumbi mengambil sehelai selendang mayang (
berwarna putih ) hasil tenunannya dan ilmu kesaktian yang dimilikinya Dayang Sumbi
mulai mengibar-ibarkankan selendang putihnya di ufuk timur sehingga menimbulkan
cahaya seolah fajar telah tiba
Selain itu pula dayang Sumbi memerintahkan penduduknya pengiringnya
Untuk menyalakan obor , ayam – ayam yang berada di sekitarnya mulai berkokok ,
sedangkan kaum wanitanya disuruh bersenandung sambil menumbuk padi seolah –
olah hari sudah pagi
6
Sangkuriang wirang karena kesiangan karena ia merasa yakin
melaksanakan apa yang diinginkan oleh calon istrinya akan tetapi ternyata ia gagal
dan begitu murkanya ia menendang perahunya yang hampir selesai itu kemudian
terbalik ( dalam bahasa Sunda yaitu Nangkub ) dan berubah menjadi gunung yang
sekarang dinamakan Tangkuban Perahu ( yang berarti perahu terbalik ) . Dan sisa
ranting pohon untuk membuat perahu yang berubah menjadi gunung Burangrang dan
sisa kayu yang ditebang berubah menjadi bukit yang dinamakan bukit Tunggul.
Bendungan Sang Hyang Tikoro. untuk membuat danau itu pun diobrak – abrik
sehingga air menjadi surut dan danaunya pun berubah menjadi sebuah desa Bandung .
Kini desa tersebut telah berubah menjadi kota yang kita kenal dengan sebutan kota ”
Bandung ” ( Berasal dari Kata Bendung / bendungan
G. Kawah Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai dua kelompok kawah pusat yang masih
aktif sampai saat ini , diantaranya adalah :
1. Kelompok Pangguyangan Badak ( kawah Utama )
a. Kawah Pangguyangan Badak ( pertama ) ukuran 800 m x 700 m
b. Kawah Upas, kawah Upas A ( tertua ), kawah Upas B ( sebelum sekarang )
Kawah Upas C ( sekarang ) ukuran 800 m x 560 m
c. Kawah Ratu, kawah Ratu B ( sekarang ) ukuran 650 m x 500 m
d. Kawah G Como, ( leburan tahun 1926 )
e. Kawah Baru
2. Kelompok Kawah Parasiter
a. Kawah Jurig
b. Kawah Siluman
c. Kawah Jurian
d. Kawah Badak
e. Kawah Domas
f. Kawah Jagal
g. Kawah Suci
Dari sekian kawah yang ada, hanya beberapa kawah yang paling
menarik perhatian pengunjung . Hal ini disebabkan selain kawah Domas masih aktif
juga karena ada mata air panas ( Fumarole ) dengan suhu mendekati titik didih
antara 98 ‘C – 100’ C.
Kawah Domas merupakan yang paling aman untuk dikunjungi
karena posisinya yang tepat di lereng gunung terbuka ( tidak tertutup atau ditumbuhi
oleh tumbuh-tumbuhan) sehingga gas – gas yang dikeluarkan oleh kawah akan
segera terbawa angin
H. Aktifitas Letusan
Peristiwa letusan – letusan yang besar yang pernah terjadi tidak pernah
dilakukan pencatatan sebelumnya . Baru kemudian mulai tercatat dalam sejarah setelah
seorang berkewarga negaraan Jerman bernama Junghun yang pernah menulis erupsi
tahun 1829 sejak itulahkegiatan gunung Tangkuban perahu mulai diadakan pencatatan
aktivias sampai saat ini.dan tercatat sebagai berikut :
7
Tahun Kegiatan
1829 Terjadi letusan abu secara terus menerus di kawah Ratu dan Upas
1846 Erupsi dalam kawah baru
1862 Peningkatan kegiatan di dalam kawah Ratu dan Upas
1896 Letusan freaktif, terbentuk kawah baru
1910 Letusan kawah ratu
1929 Letusan kawah lumpur setinggi 10 m di kawah Ratu
1935 Terbentuklah celah panjang 50 m lebar 1m di kawah Ratu
1936 Kenaikan kegiatan di kawah Ratu tinggi asap mencapai 100 m
1952 Awan hitam mengepul setinggi 25 m disertai hujan abu tipis di kawah Ratu
1969 Hujan abu tipis mencapai perkebunan teh di daerah sebelah utara
1970 Erupsi lumpur di kawah Ratu
1984 Kenaikan kegempaan
1985 Kenaikan suhu solfatar
1992 Kenaikan aktifitas / gempa vulkanik
I. Flora Dan Vegetasi
Tangkuban Perahu memiliki formasi hutan hujan tropis , berbagai jenis
pohon yang terdapat di dalamnya . Adapun jenis tumbuhan yang ada di sekitar Gunung
Tangkuban Perahu antara lain :
a. Manarasa
b. Jambu Atus
c. Puspa
d. Harendong
e. Kipare
f. Saninten
g. Rasalama
h. Lemo
i. Kihiuris
j. Walen
k. Kipanggang
l. Cantigi Bodas
m. Pakis Tangkus
1. Jenis Tumbuhan Bawah
Babodotan
Herendong Alas
Kicentre
Carutu
Pakis cempe
Pinang
Kantong Semar
Bingbin
Pakis tangkur
Benying
Pakis Andong
8
2. Jenis Tumbuhan Epiphyl
Epiphyl
Benalu
Kedeca
Paku
Liana
Arevy gereng
Kibabera
Hariyang
Kirinyuh
Kesangka
J. Satwa Liar
Satwa liar kerap dijumpai saat pengunjung melakukan pendakian ( Hiking ) ke
puncak gunung atau ke kawah yang masih aktif yang letaknya di lereng bagian bawah
gunung Tangkuban Perahu
1. Species Primata
a. Surit ( Presibis aygula )
b. Lutung ( Precybis crstata )
c. Jelarang ( Ratufa Bicolor )
2. Species Mamalia
a. Macan Tutul ( Phanthera Pardus )
b. Trenggiling ( manis jaranscur )
c. Tupai ( cavociuros notatus )
3. Species Aves
a. Walik ( Teuro grisscicapina )
b. Tikukur ( Strepto pellascinansip )
c. Candara ( ducula apna )
d. Filiran ( geopelia striata )
e. Elang Lurik ( Spiloreis cheela )
f. Tratuka ( Megalaema Megalema )
g. Alap – alap ( Fako Mohicensis )
h. Serendet ( Loncullus vernallis )
i. Nadu ( Anthropthus )
j. Jog – jog ( Picnonotus Golfar )
k. Ayam hutan ( Galuas Sp )
l. Puyuh ( caturnik jamaika )
m. Gelatik ( podda lucor cipola )
9
BAB III
OBYEK – OBYEK WISATA
DI SEKITAR GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
Selain Taman wisata Tangkuban Perahu sebagai Obyek wisata utama , di sekitar lokasi ini juga masih terdapat obyek – obyek wisata yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi, antara lain :
A. Bumi Perkemahan Cikole
Terletak 7 km dari kawah Ratu ( TP ) atau sekitar 1 km dari pintu masuk
utama . Bumi perkemahan ini bisa menampung + 150 tenda untuk 200 sampai 300
orang
B. Pemandian Air panas
Sari Ater atau dikenal dengan sebutan Ciater merupakan sebuah taman rekrea si yang dilengkapi sarana hotel restoran dan pemandian air panas ( sumber air panas alam + 40’ C ) dengan kandungan mineral tinggi 10 km dari taman wisata Gunung Tangkuban Perahu ke arah Subang ( timur ) dapat dicapai dalam waktu 30 menit. Sambil melewati panorama perkebunan Teh ( PTP XIII )
C. Situ Lembang
Situ Lembang merupakan danau yang masih alami yang merupakan dasar
Gunung Purba ( kaldera Sunda ) sekitar 3000 tahun yang lalu, kini menjadi danau
yang dikelilingi panorama hutan, hanya berjarak 18 km dari Lembang
D. Air Terjun Maribaya
Selain itu terdapat air terjun dengan ketinggian 30 meter. Di sini juga terdapat Sumber atau mata air panas dari taman rekreasi yang dilengkapi dengan sarana hotel Dan restoran. Dari air Terjun Maribaya ini kita bisa mencapai Taman Hutan Raya
( Pago ) dengan berjalan kaki.
E. Curug Cimahi
Air terjun yang tingginya mencapai 75 meter berada di desa Cisarua 8 km dari Lembang . Dalam perjalanan dari arah Lembang kita bisa menyaksikan patahan Lembang yang berkaitan dengan terbentuknya gunung Tangkuban Perahu.
F. Taman Junghun Jaya Giri
Taman Botani Jayagiri hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki yang ingin menikmati panorama alam dengan menyusuri area hutan sepanjang 7 km menuju gunun
Tangkuban Perahu , dikenal dengansebutan “ Taman Junghun “ diambil dari nama se-
Orang ilmuwan Jerman yang bergabung dengan tentara Belanda dan telah mengabdi
kan dirinya di tanah Priangan dan telah banyak menyumbangkan ilmu pengetahuan
sampai akhir hayatnya ( 1809 – 1864 ) dan dimakamkan di Taman Botani Jayagiri
10
G. Desa Wisata ” Cihideung ”
Cihideung lebih dikenal dengan desa wisata bunga , karena merupakan
desa penghasil dan pensuplai bunga terbesar untuk pulau Jawa dimana juga dikenal
dengan panorama alam serta udara yang sejuk dan nyaman.
H. Observatorium / Teropong Bintang ” Bosscha ”
Obeservatorium Boscha atau dikenal juga dengan sebutan Bosscha
Steerwach merupakan salah satu pusat Peneropongan bintang ( Observatorium )
yang tertua ( 1923 ) dan terbesar di Asia Tenggara. Terletak di jalan raya Bandung –
embang atau 15 km arah selatan Taman Wisata Gunung Tangkuban Perahu ke arah
kota Bandung
11
BAB IV
ARTI DAN FUNGSI TANGKUBAN PERAHU
BAGI PENDUDUK SEKITAR, WISATAWAN DOMESTIK DAN ASING
Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat penduduk sekitar , wisatawan domestik dan asing dan berikut ini beberapa fungsi yang akan dijabarkan penulis sebagai berikut :
A. Fungsi Biologis
Secara Biologis, asap belerang berguna untuk kesehatan kulit . daerah Gunung
Tangkuban Perahu mempunyai tanah yang subur karena berdekatan dengan dapur
magma sehingga cocok ditanami tumbuhan yang hidup pada suhu dingin
B. Fungsi Ekonomis
Secara ekonomis , adanya tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu merupakan
keuntungan bagi penduduk sekitar dapat mencari nafkah dengan menjual souvenir,
pakaian dan lain – lain , barang dagangan dijual dan dibangun semacam stan – stan
tempat berdagang berjejer – jejer sambil menawarkan barang dagangannya pada
wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar dapat memperoleh keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari
C. Fungsi Psikologis
Tempat wisata alam Gunung Tangkuban Perahu sangat cocock untuk tempat
rekreasi, liburan dan refresing, karena suasana alamnya yang sejuk , tenang,
damai dan tentram sehingga dapat menghilangkan perasaan yang stress dan jenuh
dengan aktifitas pekerjaan mereka . Tempat ini juga cocok untuk berlibur keluarga,
sekolah ( Study Tour ) liburan anak – anak muda atau sekedar berlibur mencari
kedamaian agar hati menjadi tenang
D. Fungsi Akademis
Gunung Tangkuban Perahu selain sebagai tempat wisata juga dapat digunakan
sebagai tempat penelitian ilmu – ilmu pengetahuan seperti Geografi, Geologi bagi
para ilmuawan dan sarana bagi pelajar untuk dapat mengetahui kehebatan alam
yang merupakan ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri dan
dipelihara agar tetap terjaga kelestraiannya dan dapat diolah dengan baik sesuai
kegunaannya
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas mengenai Gunung Tangkuban Perahu , maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Obyek wisata Tangkuban Perahu selain dijadikan sebagai tempat rekreasi juga dapat dijadikan bahan penelitian ilmu-ilmu pengetahuan
2. Obyek wisata Tangkuban Perahu merupakan salah satu obyek yang menarik di wilayah Bandung dan kaya akan budaya serta tinggi nilai sejarahnya
3. Obyek wisata Tangkuban Perahu harus dilestraikan dan dimanfaatkan secara optimal
B. Saran – saran
1. Setelah memahami laporan perjalanan ini hendaknya pembaca dapat semakin
mengenal dan lebih mencintai budaya sendiri
2. Dengan laporan ini semoga semakin meningkatkan kesadaran kita untuk melindungi kelestarian alam
13
DAFTAR PUSTAKA
> Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat 1986 :” Wajah
Pariwisata Jawa Barat, yayasan 17 Oktober, Jakarta
> Singarimbun, Masri. Efendi dan Sofyan . 1987, :” Meotde Penelitian Survei
LP3SES, Jakarta
> Direktorat Geologi , 1996 . Buku Tentang Ilmu Pengetahuan Alam , No. 7
/XI/Th. 1996 Subang Jawa Barat
> Dirjen Vulkanologi , Direktorat Geologi, Buku Pedoman Bandung
> Zulfie AK, 2000, Buku Pedoman Tangkuban Perahu , Legenda Sangkuriang
Edisi III April
Tidak ada komentar:
Posting Komentar