mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Juli 2010

SIAPAKAH ORANG DUNGU ???


Sabda Nabi Isa Almasih as.
(Diriwayatkan Ali Ibn Musa al-Ridla) Salah seorang Imam kaum Syiah.
Dikatakan bersabda Almasih as.,
■ Sungguh aku telah mengobati orang-orang yang sakit
dan aku sembuhkan mereka dengan perkenan Allah;
■ Juga aku sembuhkan orang buta dan orang berpenyakit lepra dengan perkenan Allah;
■ Juga aku obati orang-orang mati
dan aku hidupkan kembali mereka dengan perkenan Allah;
■ Kemudian aku obati orang dungu (al-ahmaq), namun
aku tidak mampu menyembuhkannya!
■ Maka beliau pun ditanya,
Wahai ruh Allah, siapakah orang dungu itu ???

■ Beliau menjawab:
Yaitu orang yang kagum pada pendapatnya sendiri, yang memandang
semua keunggulannya ada padanya & tidak melihat cacat ada padanya;
Yang memastikan semua kebenaran untuk dirinya sendiri.
■ Itulah orang-orang dungu (al-ahmaq)
yang tidak ada jalan untuk mengobatinya.

renungkanlah !!!
baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Senin, 05 Juli 2010

KISAH PENEBANG POHON


MENGASAH KAPAK

Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah mereka telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam ? Seringkali mereka sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kehidupan. Kisah berikut bisa dijadikan pelajaran dalam hidup...

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.Bagaimanakah kinerja sang penebang pohon ? selanjutnya Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon.
Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"

Sangat termotivasi pujian majikannya, penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.
Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon.
Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkan makin sedikit.
"Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu

Selanjunya muncullah rasa jenuh pada diri si Penebang pohon. Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya.
"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.

Demikianlah, kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kehidupan. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.
Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam ?

Mari kita renungkan !!!
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras, tetapi tidak seharusnya kita begitu sibuk sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup

Untuk Kehidupan Akademik:
Sediakan waktu untuk relaksasi, olah raga, menyanyi, menari dan sebagainya.
Untuk Kehidupan pribadi:
Sediakan waktu untuk membaca, nonton, rekreasi, silaturahmi.

Dari kisah di atas kita dapat memetik pelajaran hidup bahwa: Bila kita tidak punya waktu untuk mengasah kehidupan, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas.
Jadi mulai sekarang, pikirkan cara bekerja yang lebih efektif dan tambahkan banyak nilai ke dalamnya. Kita semua perlu waktu untuk tenang, berpikir dan merenung, untuk belajar dan tumbuh berkembang.
Semangat !!!
baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Rabu, 09 Juni 2010

ETIKA BISNIS


Nilai seorang pelanggan bukanlah ditentukan oleh prestise pribadinya atau besarnya pesanan yang dilakukan. Kisah berikut bisa dijadikan renungan bagaimana etika dalam bisnis. Seorang usahawan sejati mendapatkan sukacita dan di sinilah ia harus meletakkan nilainya.

Pada suatu hari, ketika Jepang belum semakmur sekarang, datanglah seorang peminta-minta ke sebuah toko kue yang mewah dan bergengsi untuk membeli manju (kue Jepang yang terbuat dari kacang hijau dan berisi selai). Bukan main terkejutnya si pelayan melihat pelanggan yang begitu jauh sederhana di tokonya yang mewah dan bergengsi itu. Karena itu dengan terburu-buru ia membungkus manju itu. Tapi belum lagi ia sempat menyerahkan manju itu kepada si pengemis, muncullah si pemilik toko berseru, "Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya". Seraya berkata begitu, diserahkannya bungkusan itu kepada si pengemis.

Si pengemis memberikan pembayarannya. Sembari menerima pembayaran dari tangan si pengemis, ia membungkuk hormat dan berkata, "Terima kasih atas kunjungan anda".

Setelah si pengemis berlalu, si pelayan bertanya pada si pemilik toko, "Mengapa harus anda sendiri yang menyerahkan kue itu? Anda sendiri belum pernah melakukan hal itu pada pelanggan mana pun. Selama ini saya dan kasirlah yang melayani pembeli".

Si pemilik toko itu berkata, "Saya mengerti mengapa kau heran. Semestinya kita bergembira dan bersyukur atas kedatangan pelanggan istimewa tadi. Aku ingin langsung menyatakan terima kasih. Bukankah yang selalu datang adalah pelanggan biasa, namun kali ini lain."

"Mengapa lain," tanya pelayan.

"Hampir semua dari pelanggan kita adalah orang kaya. Bagi mereka, membeli kue di tempat kita sudah merupakan hal biasa. Tapi orang tadi pasti sudah begitu merindukan manju kita sehingga mungkin ia sudah berkorban demi mendapatkan manju itu. Saya tahu, manju itu sangat panting baginya. Karena itu saya memutuskan ia layak dilayani oleh pemilik toko sendiri. Itulah mengapa aku melayaninya", demikian penjelasan sang pemilik toko.

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Sabtu, 20 Maret 2010

IKHLAS MEMBAWA KESUKSESAN


Keutamaan Niat

Alkisah pada jaman dahulu ada seorang dari bani Israil yang rajin beribadah. Ia beribadah kepada Allah dalam kurun yang sudah cukup lama. Kemudian datanglah orang-orang kepadanya. Mereka berkata : “ Di desa sana ada suatu kaum yang bukan menyembah Allah swt. Tetapi mereka menyembah pohon “.
Kemudian ia marah mendengar hal itu, lalu ia mengambil kampaknya dan pergi untuk menebang pohon itu. Pohon yang akan ditebang ternyata ...

ditunggui oleh Iblis. Kemudian Iblis menghalangi niatnya, Iblis mengubah dirinya menjadi orang yang sudah tua yang lemah. Ia berkata : “ Hendak pergi kemana engkau ?” Orang alim itu menjawab : “ Aku hendak menebang pohon ini ! supaya orang-orang tidak terjebak kepada kemusyrikan dengan menyembah pohon ini “ Iblis berkata : “ Hai orang alim, aku tidak akan membiarkanmu untuk menebang pohon ini.”
Si Orang alim tetap melanjutkan niatnya untuk menebang pohon itu, sementara Iblis terus menghalanginya, sehingga terjadilah perkelahian yang berakhir dengan kemenangan si Orang alim. Iblis berkata : “ lepaskan aku supaya aku bisa menjelaskan sesuatu kepadamu ! “ Orang alim itu kemudian berdiri meninggalkannya. Dan berkatalah Iblis kepadanya : “ Hai orang alim ! Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu untuk menebang pohon ini. Andaikata Allah menghendaki niscaya dia akan menyuruh Nabi dan RosulNya untuk melaksanakan tugas ini. “ Kemudian Orang alim itu berkata : “ Pohon ini sumber kemusyrikan, pohon ini harus ditebang !” Mendengar perkataan ini , Iblis kemudian menyerangnya dan terjadilah perkelahian kembali. Orang alim itupun berhasil mengalahkannya kembali.
Iblis kemudian berkata : “ Maukah engkau mendapatkan sesuatu yang selama ini kau inginkan ?” Orang alim itu bertanya : “ apa ? “
Iblis berkata : “ Engkau seorang miskin yang tidak punya apa-apa, pulanglah kamu, jangan lanjutkan usaha menebang pohon ini, kamu bukan Nabi, juga bukan Rosul, aku akan memberimu setiap malam uang dua dinar untuk kebutuhan hidupmu. “
Kemudian Orang alim itu merenungkan semua perkataan Iblis tadi. Dan berkata dalam hati : “ Benar juga orang tua ini !. aku ini bukan Nabi dan Rosul, aku tidak berdosa jika tidak menebangnya. Janji –janji itu lebih bermanfaat bagiku, aku akan diberi dua dinar setiap malam, aku akan hidup berkecukupan !”
Akhirnya si Orang alim itupun menghentikan niatnya untuk menebang pohon, . kemudian ia meminta kepada orang tua tadi ( Iblis ) untuk berjanji dan bersumpah bahwa ia kana menepati janjinya.
Pulanglah si Orang alim , kembali ke tempat ibadahnya dan beribadah sebagaimana biasa. Setelah pagi datang maka benarlah perkataan orang tua ( Iblis ) itu. Ternyata di dekatnya terdapat uang dua dinar, maka iapun mengambilnya. Dan begitu pula hari esoknya. Akan tetapi pada hari ketiga, ia tidak mendapatkan apapun, begitupula hari keempat , kelima dan seterusnya, ia tidak mendapatkan uang dinar, maka iapun menjadi marah dan segera mengambil kampaknya lalu pergi untuk menebang pohon itu.
Kemudian Iblis pun menyambutnya dengan menyerupai orang tua, seperti pada pertama kali . Iblis pun menyapa : “ Mau kemana engkau , wahai Orang alim ? “. Ia menjawab : “ Aku hendak menebang pohon sialan itu !” Lalu Iblis berkata : “ Percuma, engkau tidak akan mampu untuk menebang pohon itu lagi ! Percayalah ! lebih baik kamu urungkan niatmu !
Orang alim itupun berusaha untuk melanjutakan niatnya, dan Iblispun menghalanginya. Maka terjadilah perkelahian kembali. Pada perkelahian kali ini si Orang alim merasa kewalahan. Iblis itu sulit untuk dikalahkan. Akhirnya si Orang alim dapat dikalahkan oleh Iblis. Iblis kemudian berkata : “ Berhentilah engkau menebang pohon ini atau aku akan membunuhmu !”
Orang alim itu kelihatannya tidak punya tenaga untuk mengalahkan Iblis, tidak seperti yang dilakukannya pada saat pertama kali ia melawannya.
Orang alim itu berkata kepada Iblis : “ Hai, kenapa engkau bisa mengalahkanku sekarang, padahal pada waktu yang lalu aku dapat mengalahkanmu dengan mudah ?”
Iblis pun menjawab : “ itu karena pada saat yang pertama engkau marah karena Allah, dan berniat ikhlas menebang pohon ini demi kehidupan akherat , tetapi kini engkau marah bukan karena Allah dan kehidupan akherat, tetapi engakau marah karena kepentingan dunia, engkau marah karena aku tidak memberi uang dua dinar . Adapun pada perkelahian pertama Allah membantumu sehingga aku kalah, sedangkan yang kedua kalinyaAllah tidak membantumu, maka aku dapat mengalahkanmu dengan mudah “
Demikianlah kisah tentang pentingnya niat semata-mata karena Allah, lillahi ta’ala .
Apabila kita melakukan sesuatu pekerjaan dengan niat yang ikhlas, semata-mata karena Allah, maka tujuan yang kita inginkan akan lebih mudah dicapai. Marilah kita benahi niat hidup kita, kita luruskan kembali agar perjalanan hidup kita tetap dalam lindungan Allah SWT.

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Jumat, 19 Maret 2010

RAHASIA KEHEBATAN SEORANG PANDAI BESI


HIKMAH MENAHAN NAFSU
Al kisah ada seorang pandai besi yang mempunyai keajaiban luar biasa. Kalau dia memegang besi di dalam bara api, tangannya tidak kepanasan, sekalipun saat mengambilnya menggunakan tangannya secara telanjang. Ketika itu ada seseorang yang yang tergerak hatinya berminat menyaksikan keajaiban itu. Apakah benar ataukah sekedar berita bohong. Hingga suatu hari orang tersebut datang ...

ke rumah si pandai besi. Ia bertanya tentang berita itu. Setelah menyaksikan sendiri, ia memandangi penuh kekaguman.
Setelah si pandai besi itu menyelesaikan pekerjaannya, lelaki tadi memberi salam. Si pandai besi menjawab.lalu kata lelaki tadi : “ Malam ini aku menjadi tamumu, kamu tidak keberatan, bukan ? “
Si pandai besi menjawab : “ Dengan suka hati aku menerima kehadiranmu “
Lelaki tadi diajak masuk ke rumah. Hinga setelah makan malam tiba, ia disuguhi makan malam. Selesai makan malam hingga menjelang tidur, lelaki tadi tidak menjumpai suatu kelebihan yang dilakukan si pandai besi. Ibadah Fardlunya hanya biasa saja. Ia tidur malah hingga subuh. Dalam hati lelaki tadi berkata : “ Barangkali malam ini dia sengaja merahasikan ibadahnya “
Lelaki tadi meminta izin lagi agar diperbolehkan bermalam untuk yang kedua kali. Ia mencoba memperhatikan amaliahnya. Ternyata tidak ada kelebihannya dalam menjalankan kewajiban dan kesunahan beribadah.
Akhirnya lelaki tadi berkata : “ Sudah seringkali aku mendengar, betapa besarnya Allah memuliakan dirimu. Kebetulan aku sendiri juga menyaksikan kekeramatanmu itu. Tetapi setelah aku perhatikan secara lahiriah, ternyata tidak ada kelebihan yang aku jumpai dalam ibadah fardlu atau sunahmu. Kalau begitu, dari manakah tingkatan itu kau peroleh ? “
Si pandai besi menjawab : “ Saudara, sesungguhnya aku mepunyai kisah yang sangat menarik. Ceritanya begini : aku bertetangga seorang perempuan yang sangat cantik. Aku cinta sekali padanya. Setiap aku menggoda dan merayunya supaya ia mau memenuhi keinginanku. Namun sampai sejauh itu aku tidak dapat menundukkan dirinya. Rupanya ia perempuan ahli ibadah yang sangat bagus segalanya .
Bulan demi bulan terus bergulir, hingga tibalah masa paceklik, makanan susah diperoleh. Kelaparan merata di mana-mana. Suatu hari ketika aku sedang duduk menikmati udara di rumah, tiba-tiba pintu rumahku diketuk seseorang. Aku keluar untuk melihat siapa yang datang. Ternyata perempuan yang cantik itu rupanya yang dating. Ia berdiri di depan pintu, katanya : “ Tuan, aku sedang kelaparan. Apakah ada makanan yang bisa tuan berikan kepadaku ? “
Jawabku : “ Apa kamu tidak merasa bahwa aku sangat mencintaimu ? aku tidak akan memberi makanan kecuali kau bersedia menyerahkan dirimu padaku “
Perempuan yang cantik itu berkata : “ Sesungguhnya aku sangat takut menghadapi bahaya dalam kematian. Aku telah berjanji tidak akan bermaksiat kepada Allah “. Lalu ia pulang.
Dua hari kemudian ia datang lagi. Ia meminta makanan seperti yang dikatakan tempo hari.aku juga memberi jawaban seperti jawabanku kemarin. Saat itu tubuhnya kelihatan begitu kusut dan rusak. Ia masuk dan duduk di dalam rumah. Aku menyodorkan makanan di depannya. Tiba-tiba air mata perempuan cantik itu mengalir deras, seraya berkata : “ Apakah makanan ini kau berikan semata-mata karena Allah ?”
Aku menjawab : “ aku berikan makanan itu agar kau bersedia menyerahkan dirimu kepadaku “
Ia bangkit , meninggalkan makanan itu tanpa menjamahnya sedikitpun. Ia terus keluar rumah menuju rumahnya sendiri, yang berada tidak jauh dari rumahku.
Dua hari kemudian ia datang lagi. Ia mengetuk pintu sambil berdiri di depan pintu. Kulihat tubuhnya kian kurus kering, suaranya terbata-bata. Punggungnya kelihatan membungkuk karena menahan lapar.
Ia berkata : “ Tuan, aku telah merasa kesulitan untuk mencari makanan, dan aku tidak sanggup lagi berjalan jauh mencari makanan kecuali kepada tuan. Apakah tuan punya makanan yang bisa diberikan kepadaku ikhlas karena Allah ? “
Aku menjawab : “ ya , tentu ada, kalau kamu bersedia menyerahkan dirimu kepadaku “
Ia kemudian menundukkan wajah beberapa saat. Ia masuk dan duduk di dalam. Saat itu aku benar-benar tidak mempunyai makanan yang dapat kuberikan untuknya. Maka aku segera menghidupkan api untuk memasak makanan baginya.
Setelah masak dan makanan kuletakkan di depannya, tiba-tiba aku tersadar memperoleh petunjuk Allah. Dalam hati aku berkata : “ Hai , rusak amat diriku ini ! Sesungguhnya perempuan ini termasuk orang yang diberi akal sedikit dan begitu pula ketaatannya kepada agamanya. Ia tidak mampu mencari makanan dan sudah berulang kali merasakan pedihnya kelaparan. Tetapi kamu tidak mampu menahan kemaksiatan, padahal ia dapat mencegah kemaksiatan tanpa mau menyentuh makanan, jika diberikan disertai syarat.
Kemudian aku berdoa kepada Allah : “ Wahai Allah ! sesungguhnya sekarang aku bertaubat kepadaMu atas segala perbuatanku. Aku berjanji tidak akan mendekat-dekat lagi kepada perempuan itu untuk bermaksiat !“
Aku dekati dia yang masih terpaku di depan makanan. Aku berkata : “ Sekarang makanlah ! Kamu tidak perlu khawatir bahwa aku akan meminta persyaratan itu. Kuberikan makanan ini karena Allah ! “
Begitu mendengar ucapanku itu, ia mengangkat wajahnya ke langit, seraya berucap : “ Wahai Allah ! jika ucapan itu benar, hindarkanlah dirinya dari api di dunia atau di akherat “
Lalu perempuan cantik itu kubiarkan mnyantap makanan. Aku sendiri berkemas dari hadapannya untuk memadamkan api. Peristiwa itu terjadi di musim penghujan. Tanpa sengaja , sebuah bara api jatuh mengenai kakiku. Ternyata tidak melepuh. Aku kembali lagi menjumpainya dengan penuh kegembiraan.
Aku berkata : “ Bergembiralah kamu ! Sesungguhnya Allah telah mengabulkan doamu “
Lalu ia buang sesuap makanan yang masih ada di tangannya. Ia bersujud syukur seraya berucap : “ Wahai Allah ! Sesungguhnya Engkau telah memperlihatkan kepadaku apa yang kuhendaki terhadap lelaki ini. Maka cabutlah ruhku sekarang juga ! “
Selesai berucap begitu, perempuan cantik itu meninggal dalam keadaan masih bersujud. Demikianlah ceritaku saudara !
Kisah di atas memberi pelajaran bahwa di jaman modern seperti sekarang ini, di mana kemaksiatan meraja lela, patut kiranya kita renungkan, sejauh manakah diri kita sanggup menahan diri, menahan hawa nafsu yang senantiasa mendorong dan menjerumuskan kita untuk bermaksiat. Mari kita kendalikan nafsu kita, karena Allah menjanjikan barang siapa yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, maka syorgalah tempatnya ia kembali kelak !

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Senin, 15 Maret 2010

TAWASSUL


KISAH TIGA ORANG DALAM GUA

Ada sebuah kisah bahwa dahulu ada tiga orang yang terperangkap dalam sebuah gua. Dan tiba-tiba ada sebuah batu besar yang menutup pintu gua, sehingga mereka tidak dapat keluar. Mereka merasa sangat bingung.
Kemudian salah seorang dari mereka mengatakan kepada..

yang lainnya : “ Carilah amal kebajikan yang kalian kerjakan yang murni karena Allah SWT. Kemudian jelaskan sebagai do’a kepada Allah. Semoga Allah Azza Wa Jalla mengabulkan do’a kita dan menghilangkan batu ini “.
Kemudian salah seorang diantara mereka berkata : “ Ya Allah, sesunggunya aku punya kedua orang tua yang tua renta, dan aku tidak pernah memberikan minuman maupun harta kepada keluargaku sebelum aku memberikan kepada kedua orang tuaku. Pekerjaanku hanya mencari kayu, suatu hari aku ke rumah sampai mereka tidur, namun aku tetap tidak mau memberikan minum susu di malam hari kepada keluargaku atau hartaku sebelum mereka berdua “
Aku pun hanya berdiam diri membawa mangkok hingga terbit fajar. Mereka pun bangun dan minum minuman malam mereka. Ya Allah, aku melakukan itu semua demi mencari keridloanMu. Lantaran itu, renggangkanlah batu yang menghalangi kami ! “
Akhirnya batu itu sedikit demi sedikit merenggang, akan tetapi mereka tidak dapat keluar.
Dalam riwayat yang lain mengatakan : Salah seorang dari mereka berkata : Aku punya anak kecil, aku adalah penggembala hewan, jika aku pulang selalu memeras susu buat orang tuaku sebelum anak-anakku “
Suatu ketika pekerjaan mencari kayu amat menjauhkan aku, sampai sore aku belum datang, sampai aku melihat mereka tertidur. Akupun memeras susu sebagaimana kebiasaanku. Kemudian aku berdiri di samping mereka, aku tidak mau membangunkan mereka, aku tidak akan memberikan susu buat anak-anakku sekalipun anak-anak menangis di telapak kakiku.
Keadaan ini berlangsung sampai fajar tiba, dan tahukah engkau bahwa aku melakukan ini hanya demi mencari keridloanMu, maka renggangkanlah batu ini agar aku dapat melihat langit ! “
Maka Allah SWT merenggangkan batu itu sampai mereka dapat melihat langit lagi. Kemudian yang lain berdo’a atas terpeliharanya zina dengan anak pamannya, yang lain lagi berdoa lantaran mengembangbiakkan harta buruhnya. Lalu batu itu mulai renggang seluruhnya sehingga mereka dapat keluar dari goad an kembali ke rumahnya masing - masing .
Kisah ini mengajarkan pada kita bahwa amal baik yang kita lakukan dapat kita jadikan penolong ketika kita menghadapi kesulitan.

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Jumat, 26 Februari 2010

Kisah David vs Goliath


kekuatan iman
Ada sebuah kisah nyata yang populer baik bagi orang Islam maupun Kristen. Kisah itu tentang David vs Goliath (nama dalam kristen) atau Daud vs Jalut (nama dalam Islam). Ini adalah kisah seorang remaja yang berhasil membunuh seorang raja musuh yang berbadan besar dengan menggunakan ketapel. Kisah ini populer sebagai ...

cerita tentang lebih pentingnya kecerdikan daripada fisik untuk meraih keberhasilan. Nah, di sekitar kisah itu ada kisah lain yang tak kalah dahsyat, yaitu tentang para pasukan yang berperang, dimana Daud ikut di dalamnya. Kisah ini dicantumkan di Al Qur’an dalam surat Al Baqarah 246 - 251.

Kisah ini dimulai saat Musa telah meninggal dan Bani Israil menjadi bangsa yang lemah lagi terancam. Kemudian para petinggi kaum Israil itu minta kepada Nabi mereka (saat itu masih jaman turunnya nabi-nabi dengan tanda-tanda kenabian mereka, jumlah nabi itu ada ratusan ribu, demikian menurut para ulama). Kemudian Nabi tersebut menyampaikan bahwa Thalut, seorang dari kalangan biasa, adalah raja yang terpilih. Tentu saja kaum bangsawan sempat protes, namun kemudian mereka tunduk setelah melihat bukti-bukti kebenaran tentang hal itu. Thalut adalah seorang yang berilmu dan berfisik kuat.

Kemudian Thalut membawa tentaranya (tepatnya adalah para laki-laki, termasuk pula Daud yang masih remaja) pergi menyambut tentara Jalut. Thalut, yang mengetahui dari ilmunya, menyampaikan bahwa mereka akan menemui sungai, dan Tuhan akan menguji para laki-laki itu dengan sungai tersebut. Hingga setelah perjalanan jauh yang melelahkan, tibalah mereka di sebuah sungai yang membatasi tentara Thalut dan Jalut. Thalut berkata bahwa mereka yang sungguh-sungguh akan berperang tidak boleh minum air sungai itu, atau kalau pun minum hanya boleh satu cakupan tangan. Maka terpisahlah tentara Thalut itu menjadi dua golongan, mereka yang taat sehingga tidak minum atau hanya minum seteguk dari cakupan tangannya, dan sebagian lain yang menganggap perintah Thalut itu tidak masuk akal dan karenanya cuek saja minum sepuasnya. Bagi yang ingkar, sungguh tak masuk akal tentara yang kelelahan setelah berjalan jauh, kok malah tidak boleh minum padahal sebentar lagi akan berperang dengan musuh yang menakutkan.

Namun di situlah letak keajaibannya. Setelah minum air sungai, golongan yang ingkar dan minum sepuasnya di sungai tadi, tiba-tiba diliputi kecemasan dan ketakutan yang mat sangat, sehingga gentarlah hati mereka dan bergetarlah lutut-lutut mereka. Sementara golongan yang taat dan beriman terhadap apa yang disampaikan Thalut ternyata bersemangat dan memiliki keyakinan kuat dalam menghadapi musuh mereka. Mereka yang telah minum berkata, ” “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Sementara mereka yang taat menjawab, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” Thalut dengan pasukannya yang beriman kemudian menyeberangi sungai tersebut untuk menyambut tentara Jalut.
Pertempuran dengan jumlah tentara yang tidak seimbang itu akhirnya dimenangkan oleh pasukan kecil Thalut, dimana Daud berhasil membunuh Jalut.

Dalam kisah itu, mereka yang ingkar dan kemudian meminum air sungai telah mengandalkan logika mereka dalam menjalani tugas yang berat. Hal itu dikarenakan mereka tidak yakin atas kepemimpinan Thalut. Sementara mereka yang setia dengan Thalut meyakini bahwa dengan ilmunya itu Thalut memberitakan hal yang benar, karena itu mereka taat dan meyakini bahwa untuk sukses menunaikan tugas yang sangat berat tersebut bukanlah kekuatan fisik yang bisa mereka andalkan, namun kekuatan keyakinan.

Kutipan Surat Al Baqarah 146 - 151
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?” . Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun berdo’a: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”

Mereka mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya pemerintahan dan hikmah dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia atas semesta alam.
Kisah ini memberi pelajaran bahwa kepercayaan atau keimanan lebih penting dari pada keuatan fisik , mereka yang ingkar dan kemudian meminum air sungai telah mengandalkan logika mereka dalam menjalani tugas yang berat. Hal itu dikarenakan mereka tidak yakin atas kepemimpinan Thalut. Sementara mereka yang setia dengan Thalut meyakini bahwa dengan ilmunya itu Thalut memberitakan hal yang benar, karena itu mereka taat dan meyakini bahwa untuk sukses menunaikan tugas yang sangat berat tersebut bukanlah kekuatan fisik yang bisa mereka andalkan, namun kekuatan keyakinan.


baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Jumat, 11 Desember 2009

Birrul walidain


HIKMAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia mampu berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan
bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.

Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. Di sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.

Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi heran, "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.

"Siapakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman keheranan.
"Aku adalah manusia", jawab pemuda itu perlahan.

"Bagaimana engkau bisa memperoleh karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperoleh karomah dari Allah dapat tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.

Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana pun dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit.
"Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah kubah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya." Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman yang dikenal mampu berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu.

"Bagaimana engkau dapat hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut.

"Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah."

"Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?"

"Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."

"Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin heran.

"Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam." Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah karomah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Sabtu, 21 November 2009

3 orang buta dan gajah

              ada 3 orang buta ingin melihat gajah. mereka pergi ke kandang gajah. sampai di kandang gajah mereka memegang gajah, ada yang memegang ekor, ada yang memegang kaki, ada juga yang memegang kuping gajah.mereka meraba dan memegang untuk mengenal bentuk gajah.

             setelah puas akhirnya mereka pulang. di tengah jalan terjadi perdebatan antara ketiga orang buta. mereka bersitegang tentang bentuk gajah; satu orang buta mengatakan : " gajah itu seperti ular ! panjang..! " demikian pendapatnya karena ia memegang ekor gajah pada waktu di kandang gajah. " kamu salah !" kata orang buta yang kedua : " gajah itu kaya pohon kelapa , bulat, besar dan tinggi ! " katanya, ia berpendapat begitu karena yang ia pegang pada waktu di kandang gajah adalah kaki gajah. "Kamu berdua salah semua ! " kata orang buta yang ketiga : " yang benar gajah itu kaya payung ! teriaknya. ia merasa benar karena yang ia pegang adalah kuping gajah.
           ketika mereka bertengkar, lewatlah orang yang tidak buta : " ada apa kalian ribut-ribut ? " tanyanya.
" kami orang buta, baru dari kandang gajah " kata orang buta yang pertama. diterangkanlah kepada orang tadi maksud mereka ke kandang gajah sehingga akhirnya mereka bertengkar. " Oh begitu ya ! jadi siapa yang benar ya ? kalian semua benar ! " kata orang yang baru lewat.
         Manusia memang selalu ingin menang sendiri, dalam melihat suatu kebenaran selalu dipandang dari persepsi pribadi masing - masing ,sehingga kebenaran menjadi kabur. dibutuhkan sikap yang bijak untuk memandang peristiwa di dunia ini. yang memandang secara obyektif, sehingga kebenaran terungkap.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...