mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters

Jumat, 30 April 2010

CARA MELAKUKAN MUJAHADAH


Di jaman yang serba materialistis seperti sekarang ini, dimana manusia lebih mementingkan persoalan duniawi, lebih mengejar kemewahan dunia maka persoalan rohani menjadi terabaikan sehingga terjadi ketidak-seimbangan dalam diri manusia, batin manusia menjadi gersang. Persoalan-persoalan hidup yang dihadapi manusia apabila tidak dapat terselesaikan sering menimbulkan frustasi, putus asa bahkan sampai bunuh diri.

Di kota-kota besar banyak bermunculan kelompok-kelompok dzikir, yang semakin lama peminat dan jamaahnya semakin berkembang. Hal ini menjadi pilihan bagi orang-orang yang hidup di kota-kota besar, yang setiap hari dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup yang menimbulkan kekacauan pikiran dan batin, sering menjadikan gelisah, sehingga sebagai penyaluran untuk mendapatkan ketenangan batin, maka kelompok-kelompok dzikir menjadi pilihan mereka.

Mujahadah adalah kegiatan membaca doa dan wirid bagi seseorang yang sedang menghadapi persoalan hidup, yang menginginkan penyelesaian dan jalan keluar dari masalah-masalah yang sedang mereka hadapi, yang menginginkan ketenangan batin, yang menginginkan terkabulnya suatu keinginan, yang menginginkan kesembuhan.

Sebelum melakukan kegiatan Mujahadah harus diperhatikan beberapa hal,
Sesuai petunjuk Rosulullah SAW. Tata cara berdoa yang benar agar doa kita terkabul antara lain :

1. dilakukan secara terus menerus dalam memohon kepada Allah SWT
2. menghadap kiblat
3. secara tawadhu dan khusyu
4. cinta dan takut kepada Allah SWT
5. bersungguh-sungguh dalam berdoa dan yakin terkabul doanya
6. bertaubat atas perbuatannya
7. mengembalikan hak-hak orang lain
8. konsentrasi menghadap kepada Allah SWT
9. dalam kondisi punya wudlu

Selanjutnya dipersiapkan air putih dalam botol atau wadah lainnya, selesai berdoa meniup air di botol tersebut, yang nanti selesai kegiatan Mujahadah, air bisa dipakai untuk diminum, di masukan sumur, dimasukan bak mandi dan sebagainya sesuai kebutuhan . Hal ini untuk memanfaatkan air yang sudah didoakan agar dimanfaatkan sesuai keinginan.( Baca artikel : Cara bikin wajah bersinar dan berseri-seri )

Sebelum melakukan Mujahadah lebih dahulu dilakukan sholat sunah 2 rokaat.
adapun Doa dan wirid yang dibaca dalam Mujahadah antara lain :
Bismillahirohmanirrohim
1. Astaghfirullahal adhiem alladzi laa ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaih (dibaca sebanyak 100 kali)
2. robbana dholamna anfusana wain lam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosirin (dibaca sebanyak 41 kali)
3. allahumma anta salam wa minka salam wa ilaika ya’udus salam fa hayyina robbana bis salam wa adhilnal jannata daros salam tabarokta robana wa ta’alaita ya dzal jalali wal ikrom ( dibaca sebanyak 41 kali )
4. allahu robbi laa syarika lah ( dibaca sebanyak 41 kali )
5. assholatu was salamu ‘alaika yaa rosulullah dhoqot khilati adrikni syari’an ( dibaca sebanyak 70 kali )
6. laisa laha min duni llahi kaasyifah ( dibaca sebanyak 70 kali )
7. wa nunazzilu minal qur’ani maa huwa syifa’un wa rohmatun lilmu’minin ( dibaca sebanyak 17 kali )
8. wa syifa’un limaa fis shudur ( dibaca sebanyak 17 kali )
9. fihi syifa’un lin naasi ( dibaca sebanyak 17 kali )
10. wa idza maridhtu fa huwa yasyfin ( dibaca sebanyak 17 kali )
11. qul huwa lilladzina amanu hudan wa syifa ( dibaca sebanyak 17 kali )
12. wa yasyfi shuduro qaumin mu’minin ( dibaca sebanyak 17 kali )
13. Allah ( dibaca sebanyak 66 kali )
14. membaca surat al fatehah sebanyak 7 kali
15. membaca surat al insyiroh ( alam nashroh ) sebanyak 7 kali
16. membaca surat al qodar ( inna anzalnahu fi lailatil qodr ) sebanyak 7 kali
17. membaca surat al ikhlas sebanyak 7 kali
18. membaca surat al alaq sebanyak 7 kali
19. membaca surat an nas sebanyak 7 kali

Di akhiri dengan membaca doa lalu meniup air di botol. Demikianlah cara melakukan kegiatan Mujahadah. Mari melakukan Mujahadah, semoga Allah mengabulkan doa kita, amien !
baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Rabu, 28 April 2010

SISTEM PEMERINTAHAN KOMUNIS CHINA


LATAR BELAKANG
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai Komunis China dan Kuomintang berakhir pada th. 1949. Partai Komunis menguasai Tiongkok Daratan.
Pada tgl. 1 Oktober 1949, Mao Zedong mendeklarasikan ...

Republik Rakyat Tiongkok
dan mendirikan sebuah negara komunis.

PEMBAGIAN WILAYAH CHINA
Wilayah China terdiri dari :
22 propinsi ,
5 daerah otonom,
4 kotamadya,
2 daerah administratif

Wilayah-wilayah tersebut berada dalam kontrol efektif politik dan administratif
Pemerintah Republik Rakyat China

LANDASAN IDEOLOGI PEMERINTAHAN
Pemerintahan China dilandaskan pada ideologi KOMUNISME – MAOISME,
yaitu merupakan pengembangan dari unsur :
MARXISME,
LENINISME,
dan Ide-ide Mao Zedong yang didasarkan pada : tradisi China, nilai-nilai nasionalisme,
dan pengalaman revolusi bangsa China ( ide-ide ini kemudian diadopsi sebagai
ideologi resmi Partai Komunis China )

SISTEM PEMERINTAHAN
RRC merupakan “ Negara Sosialis Diktatur Rakyat Demokratis, dibawah pimpinan kelas buruh dan Tani “ dengan implementasi / ciri-ciri sbb :
1. Partai Komunis China adalah partai berkuasa.
2. Sentralisme demokratis, yang berarti pembentukan aspirasi dari atas
(partai penguasa) ke bawah (rakyat).
3. Negara mengatur / mengontrol perekonomian dan segala aspek
kehidupan rakyat secara sentral.
4. Parlemen ( National People Congress ) merupakan unsur pemerintahan
tertinggi.
5. Presiden adalah Kepala Negara. Pelaksana pemerintahan sehari-hari
adalah Dewan Negara (State Council) yang dikepalai oleh Perdana
Menteri.

KONSTITUSI CHINA
 Konstitusi resmi pertama China diberlakukan pada th. 1945, memuat tentang struktur pemerintahan dan peraturan hak dan kewajiban warga negara.
 Pada th. 1975. 1978 dan 1982, kembali dikeluarkan konstitusi yang berisi ideologi dan prioritas politik pemerintah.
 Hampir seluruh konstitusi China memberikan kekuasaan sentral kepada Konggres Nasional Rakyat China yang memungkinkan Konggres Nasional tsb. Leluasa untuk mengawasi dan mengendalikan pemerintah

LEMBAGA PENTING NEGARA
 Parlemen sebagai lembaga Legislatif, terdiri dari 2 tingkat : pusat ( Nasional) dan daerah (Propinsi).
Parlemen Pusat (Konggres Rakyat Nasional) merupakan lembaga tertinggi
negara, beranggotakan 3000 orang, dipilih setiap 5 tahun sekali dari perwakilan
propinsi, daerah otonom dan Tentara Merah.
Tugas Parlemen adalah :
- membuat Undang-undang
- merancang ekonomi dan anggaran pendapatan serta belanja negara
- memilih, mengangkat dan memberhentikan Kepala Negara (Presiden) dan
Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri)
Tugas sehari-hari parlemen dilaksanakan oleh sebuah Standing Commitee
 Lembaga Eksekutif terdiri : Presiden dan Dewan Negara
Presiden adalah Kepala Negara, merupakan simbol penting kesatuan negara,
biasanya menjadi pembesar dalam berbagai upacara kenegaraan.
Setiap 5 th sekali Presiden dipilih oleh Konggres Rakyat Nasional.
Dewan Negara merupakan pelaksana pemerintahan, terdiri dari 40 menteri yang
dipimpin dan dinominasikan oleh Perdana Menteri, dengan masa jabatan 5 tahun
 Lembaga Yudikatif terdiri 4 komponen, yaitu :
1. Lembaga Pengadilan
2. Lembaga Keamanan Administrasi Publik atau Kepolisian
3. Lembaga Kejaksaan
4. Lembaga Tahanan / Penjara.
Pengadilan Tinggi Rakyat merupakan badan peradilan tertinggi di China yang
berada dibawah naungan Standing Committee dari Konggres Rakyat China.
Sedangkan lembaga kejaksaan dan pengacara berada ditingkat propinsi.

SISTEM KEPARTAIAN
 RRC menganut sistem multi partai, terdiri :
1.Partai Komunis China, merupakan partai terbesar dan penguasa. Dua per tiga
anggotanya terdiri dari kaum buruh dan tani.
2.Partai Non-Komunis yang berjumlah 8 partai, yaitu :
- Partai Petani dan Pekerja - Partai Konstruksi Demokrasi
- Liga Demokrasi China - Persatuan Dagang dan Industri
- Partai Zhi Gong Dang - Partai Demokrasi Taiwan
- Partai Sosial Jiusan - Komite Revolusi Guo Mindang
Partai-partai non- Komunis tsb. pengaruhnya kecil dalam pemerintahan. Aktivitas
mereka diawasi secara ketat oleh komite sentral Partai Komunis China.

SISTEM PEMILU
 Pemilihan Umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di dalam konggres di tingkat kota dan kabupaten. Selanjutnya dari konggres rakyat di tingkat kota dan kabupaten mengirimkan delegasi yang telah mereka pilih untuk duduk di dalam konggres rakyat di tingkat propinsi dan nasional (pusat).
 Setiap warga negara, perempuan dan laki-laki, yang berusia 18 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka dalam konggres.


baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Minggu, 25 April 2010

Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam
Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa
Aksara
1.3. Mendeskripsikan Prinsip-Prinsip Dasar
Penelitian Sejarah
I. PENGERTIAN SEJARAH
Sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarotun yang artinya Pohon dan berkembang menjadi akar, keturunan, asal usul, riwayat dan silsilah. Sejarah dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama History yang berasal dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ...

ilmu : berikut ini beberapa pengertian sejarah menurut beberapa ahli :
a. Sejarah menurut WJS POERWO DARMINTO
“Ilmu Pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau “atau” kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau”.
b. Sejarah menurut HERODOTUS (484-425 BC)
“Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”.
c. Sejarah menurut IBNU KALDUN (1332-1406 AD)
“Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban Dunia dan tentang perubahan yang terjadi pada watak masyarakat tersebut”.
Berdasarkan beberapa pengertian dan para ahli sejarah tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum pengertian sejarah adalah :
1. Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
2. Cerita atau kisah tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan sumber-sumber sejarah.
3. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi.
Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik dan penting.
- Peristiwa yang abadi : peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang abadi karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan dikenang sepanjang masa.
- Peristiwa yang unik : karena peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
- Peristiwa yang penting : dapat dijadikan momentum karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
Sejarah dapat dikatakan sebagai seni sebab dalam rangka penulisan sejarah diperlukan :
a. Intuisi (ilham)
b. Imajinasi
c. Emosi
d. Gaya bahasa
Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macaulay Travellen mengajarkan bahwa menuliskan sebuah kisah peristiwa sejarah tidak mudah karena memerlukan imajinasi dan seni.
II. CIRI-CIRI SEJARAH SEBAGAI ILMU : memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1. Empiris :
Ilmu sejarah termasuk ilmu-ilmu empiris yang berasal dari bahasa Yunani EMPIRIA (pengalaman).
2. Memiliki Obyek :
Sejarah harus mempunyai obyek dalam bahasa latin obyektus (yang dihadapan, sasaran tujuan) setiap ilmu harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas demikian pula sejarah.
3. Memiliki Teori :
Dalam bahasa Yunani Theoria (Renungan) seperti halnya ilmu sosial yang lain, sejarah memiliki teori-teori yang berisi kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu (teori chalange and response oleh A. Toyen Bee, teori konflik sosial Karl Marx) dsb.
4. Memiliki Metode :
Sejarah memiliki methodos (cara) sejarah, sehingga ilmu mempunyai methode tersendiri dengan menggunakan pengalaman yang didukung dengan bukti-bukti yang kuat perlu penelitian yang berhati-hati dalam membuat kesimpulan.
III. PERIODESASI, KRONOLOGI DAN KRONIK
Periodesasi (pembabakan waktu) adalah mengatur pembagian peristiwa masa lampau dengan batasan waktu yang terbatas.
Kronologi (urutan waktu) adalah peristiwa sejarah yang disusun berdasarkan waktu.
Kronik merupakan suatu kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musafir Cina, Pujangga dan juga pendeta Cina. Mereka akan menulis seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal yang baru ditemukan ketika melakukan perjalanannya.
IV. KEGUNAAN SEJARAH DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
a. Memberikan kesadaran waktu
b. Memberikan pelajaran yang baik
c. Memperkokoh rasa kebangsaan (Nasionalisme)
d. Memberikan ketegasan Identitas Nasionalisme : Kepribadian suatu bangsa
e. Sumber Inspirasi
f. Sebagai sarana rekreasi
V. JENIS-JENIS SEJARAH
Sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, sejarah dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti dalam tabel dibawah ini :
No Cakupan Wilayah
Pembahasan Tingkat
Kekunoan Tema Wilayah
Kajian

1



2
3
4
Sejarah
Dunia


Sejarah Nasional
Sejarah Lokal
Sejarah sebelum
Mengenal
Tulisan (Prasejarah)

Sejarah Klasik
Sejarah Modern
Sejarah Kontemporer
Sejarah
Kebudayaan
Sejarah
Perekonomian
Sejarah Hukum
Sejarah Telekom
Sejarah Militer

Sejarah Agama
Sejarah Agraria

Sejarah Maritim
Sejarah Tata Negara
Sejarah Diplomasi
Sejarah Eropa

Sejarah Afrika

Sejarah Asia
Sejarah Amerika
Sejarah Australia

Sejarah Pasifik
Sejarah Timur Tengah

Dan sebagainya
VI. DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau menjadi unsur mengungkap tabir sejarah dimasa lampau.
Prosedur kerja sejarahwan yang disebut metode sejarah, antara lain dilakukan dengan cara :
a. Mencari jejak-jejak masa lampau.
b. Meneliti jejak-jejak masa lampau secara kritis.
c. Berdasarkan informasi jejak-jejak masa lampau, sejahrawan berusaha membayangkan gambaran pada masa lamapu.
d. Menyelesaikan hasil rekonstruksi (imajinasif) hingga sesuai jejak-jejaknya dengan imajinatif ilmiahnya.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian sejarah, antara lain :
a. Menentukan topik.
b. Heuristik (pengumpulan sumber sejarah).
Heuristik adalah supaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak-jejak sejarah atau dokumen-dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian-kejadian bersejarah dimasa lampau.
c. Verifikasi.
Pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa bersejarah, hal ini diperlukan untuk meneliti data atau laporan dari suatu peristiwa yang terjadi.
d. Interpretasi
Penafsiran terhadap suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa sejarah.
e. Historiografi
Dalam tahap ini, seorang sejahrawan akan melakukan penulisan sejarah dengan menyusun semua fakta yang telah dikumpulkan dan diuji kebenaran isi, materi, dan sebagainya. Tentu saja sesuai dengan norma-norma yang berlaku didalam disiplin ilmu sejarah.
VII. SUMBER-SUMBER SEJARAH
a. Sumber tertulis
b. Sumber benda (artefak)
c. Sumber lisan
d. Sumber rekaman
Sedangkan berdasar urutan penyampaiannya, sumber sejarah dibagi dalam :
a. Sumber primair à Prasasti, Kroni, Piagam, Candi
b. Sumber sekundair à yang berupa benda-benda tiruan atau sumber-sumber kepustakaan, laporan penelitian dan terjemahan.
c. Sumber tersier à berupa buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penilaian laporan penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.
VIII. BENTUK-BENTUK PENELITIAN SEJARAH
1. Penelitian Lapangan
Dalam penelitian lapangan, seorang sejahrawan datang ke tempat terjadinya peristiwa bersejarah atau ke tempat ditemukannya peninggalan-peninggalan bersejarah. Tempat ditemukannya benda-benda bersejarah disebut SITUS.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini disebut juga penelitian DOKUMENTER. Dalam melakukan penelitian kepustakaan, seorang peneliti sejarah memfokuskan perhatiannya untuk memperoleh dokumen yang disimpan dimuseum atau perpustakaan.
IX. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN
Langkah yang diambil dalam hal ini adalah perlu adanya sumber-sumber yang mendukung yaitu :
1. Sumber Berita dari Pelaku Sejarah
Pada pelaku merupakan unsur utama atau berperan dalam suatu peristiwa, karena mereka mengetahui dengan pasti apa yang terjadi.
2. Sumber dari Saksi Sejarah
Saksi adalah seseorang yang pernah melihat atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa, tetapi bukan sebagai pelaksana atau ikut serta ambil bagian dari dalam peristiwa tersebut.
3. Tempat Peristiwa Sejarah
Didalam penelitian sejarah, masalah tempat terjadinya suatu peristiwa merupakan masalah yang sangat penting. Apabila peristiwa terjadi dalam beberapa dekade terdahulu, barangkali dapat diketahui dengan jelas.
4. Latar Belakang Munculnya Peristiwa Sejarah
Hal ini merupakan unsur terpenting dalam suatu peristiwa sejarah dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
Latar belakang mendorong terjadinya suatu peristiwa bukan hal yang muncul secara tiba-tiba, melainkan telah mengalami suatu proses hingga munculnya peristiwa yang dimaksud.
1. PENGERTIAN FOLKLORE
Kata Folklore merupakan pengindonesian dari bahasa Inggris Folklore. Kata tersebut merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu FOLK dan LORE. Menurut Alan Dundes kata Folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri fisik, sosial dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok sosial yang lainnya.
Ciri-ciri pengenal itu antara lain berupa warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan dan agama yang sama.
Perkembangan Folklore tidak hanya terbatas pada golongan petani desa tetapi juga nelayan pedagang, peternak, pemain sandiwara, dsb.
Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan universal tersebut mempunyai tiga wujud yaitu :
a. Wujud sistim budaya, berupa gagasan, kepercayaan, nilai-nilai norma ilmu pengetahuan, dsb.
b. Wujud sistim sosial berupa tindakan sosial, perilaku yang berpola seperti upacara, kebiasaan, tata cara, dsb.
c. Wujud Kebudayaan Fisik.
Jan Harold Brunvand, seorang ahli Folklor Amerika Serikat sebagai Folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu Folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.
2. MITOS
Mitos atau mite (muth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kebudayaan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.
3. LEGENDA
Adalah cerita rakyat yang didalamnya mengandung kebenaran dan berhubungan dengan ketokohan dari masyarakat setempat.
Biasanya cerita legenda terjadi diberbagai daerah-daerah dan berhubungan dengan asal usul dan nama daerah itu.
Secara umum sebenarnya kebenaran dari cerita tersebut kurang bisa di pertanggung jawabkan. Namun dalam kenyataan dalam masyarakat sering dianggap benar.
4. UPACARA ADAT
Adalah upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara turun temurun untuk menghormati roh nenek moyang / leluhurnya.
Upacara adat secara umum terdiri dari :
a. Upacara terhadap roh nenek moyang / roh leluhur.
b. Upacara yang berhubungan dengan hidup manusia, seperti : upacara sebelum kelahiran, upacara kelahiran, dan upacara perkawinan.
c. Upacara yang berhubungan dengan kematian, seperti : upacara 7 hari, upacara 40 hari, dll.
d. Upacara yang berhubungan dengan alam semesta, seperti : upacara meminta hujan, upacara panen, nyandran, dll.
5. LAGU-LAGU
Adalah lagu-lagu yng berasal dari berbagai daerah ditanah air. Indonesia sebagai negara majemuk terdiri dari berbagai beribu-ribu pulau, adat istiadat, dan kebudayaan yang berbeda termasuk lagu-lagu daerah.
Menurut Profesor Kuncoro Ningrat, lagu-lagu daerah termasuk bentuk kesenian dan unsur budaya universal dari suatu bangsa.
6. DONGENG
Adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan untuk hiburan, melukiskan tentang kebenaran, berisikan pelajaran (moral), bahkan sindiran.
PERKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH
1. Histografi Tradisional
Penulisan sejarah pada hakekatnya merupakan ekspresi budaya untuk mengetahui masa lampau sebagaimana adanya. Dalam histriografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan metodologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan sebagai uraian jenis hawa pada masa lampau, seperti tercermin dalam abad atau hikayat.
2. Histografi kolonial
Histografi kolonial dengan sendirinya menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberi tekanan pada Bapak prakteik dan ekrunai.
3. Histografi Modern
Tuntutan akan ketetapan teknik dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin dan mengadakan rekronstruksi sebaik mungkin serta menerangkan setepat mungkin, mendorong histografi modern.
4. Histogrofi Nasional
Usaha perintisan penulisan sejarah nasional muncul setelah revolusi kemerdekaan Indonesia. Hal ini di latarbelakangi berbagai oleh penulisan sejarah yang ada merupakan penulisan sejarah yang dilakukan pada zaman kolonial dan bersifat belanda sentris selain itu sebagai negara yang baru memperoleh kemerdekaannya membentuk suatu penulisan sejarah yang dapat menunjukkan jati diri sebagai bangsa, serta dapat memberikan legitimasi pada keberadaan bangsa Indonesia yang baru, setelah bertahun-tahun berada dalam masa penjajahan.
Heuristik
adalah seni dan ilmu pengetahuan dari penemuan. Kata ini berasal dari akar yang sama dalam bahasa Yunani dengan kata "eureka", berarti 'untuk menemukan'. Suatu heuristik untuk masalah yang diberi adalah cara menujukan perhatian Anda secara berhasil sampai pemecahan. Ini berbeda dari algoritma di mana hanya dipergunakan sebagai peraturan atau garis pedoman, bertentangan dengan prosedur invarian.
Heuristik selalu mungkin tidak mencapai hasil yang diinginkan, tetapi bisa teramat berharga sampai proses yang memecahkan masalah. Heuristik yang baik secara dramatis bisa mengurangi waktu yang diharuskan memecahkan masalah dengan menghapuskan keperluan untuk mempertimbangkan kemungkinan atau status tidak relevan yang tak mungkin.
Verifikasi
(Inggris: verification) adalah teori filsafat positif logis dalam memilih yang menyatakan bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan dalam analisa logis dapat dilakukan dengan bantuan simbol-simbol logika dengan menggunakan metode untuk pemecahkan masalah melalui metode verifikasi empirik yaitu bila terdapat sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara empirik maka hasilnya adalah sia-sia. penganut teori radikal ini memiliki masalah konsekuensi untuk filosofi tradisional, karena, jika benar, akan menyebabkan banyak pekerjaan sia-sia pada filosofis masa lalu, antara lain pada metafisika dan etika.
Interpretasi
atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar ataupun tidak melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang, seperti pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan pengertian dan membuat kebingungan.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Rabu, 21 April 2010

RPP SEJARAH KLAS XII IPS SEMESTER 1(GASAL)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 1
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.1. Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan Pembentukan Pemerintah Indonesia
Indikator : - Mendeskripsikan upaya mempersiapkan ...


kemerdekaan
Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
- Mendeskripsikan peristiwa seputar Proklamasi dari
Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
• Mendeskripsikan peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

B. Materi Pembelajaran
• Upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
• Peristiwa seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

C. Metode Pembelajaran
Diskusi jigsaw dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan secara garis besar mengenai posisi Jepang dalam Perang Dunia II yang berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah kolonial Jepang di Indonesia.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru membagi peserta didik dalam dua kelompok dan materi dibagi dalam dua bagian, yaitu BPUPKI dan PPKI. Setiap kelompok menganalisis satu materi yang berbeda dan mempresentasikannya di depan kelas. Setiap kelompok diberi waktu dua puluh menit untuk presentasi dan tanya jawab serta memberikan hasil kesimpulan diskusi untuk dipelajari oleh kelompok lain.
• Guru menjelaskan peristiwa Rengasdengklok, penyusunan naskah Proklamasi, dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diselingi tanya jawab dengan peserta didik.
• Peserta didik membuat sebuah kronologi singkat dari peristiwa-peristiwa politik di seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Aktivitas hal 14).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 1 – 30)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Unjuk kerja dalam bentuk diskusi jigsaw mengenai BPUPKI dan PPKI.
Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal : …………………………………………………….
Topik diskusi/debat : ……………………………………………………..
No Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nama peserta didik Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu

• Kronologi singkat dari peristiwa-peristiwa politik di seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Aktivitas hal 14).
Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi kronologi
Isi
Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan hasil kronologi sesuai dengan tema yang diajukan
Penutup Memberikan kesimpulan
Orisinalitas karangan Kronologi merupakan hasil sendiri
Penyajian dan bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah

Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---



















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 2
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis Perkembangan Ekonomi-Keuangan dan
Politik pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun
1950
Indikator : - Menganalisis kebijakan pemerintah Indonesia pada masa
awal kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Menganalisis kebijakan pemerintah Indonesia pada masa awal kemerdekaan

B. Materi Pembelajaran
• Kebijakan pemerintah Indonesia pada masa awal kemerdekaan

C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran inquiri dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Apa yang kamu ketahui tentang ORI?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik ditugaskan membuat daftar pertanyaan mengenai konflik antara Indonesia dan Belanda. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melibatkan seluruh peserta didik.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 28 – 30 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 30 no. 1 – 10). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 1 – 30)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Evaluasi pilihan ganda hal 28 – 30 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 30 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Kunci Jawaban
A.
1. b
2. c
3. a
4. a
5. c
6. b
7. a
8. a
9. a
10. c
11. c
12. b
13. e
14. b
15. c
16. c
17. c
18. e
19. b
20. a

B.
1. Mengajukan gagasan dasar negara.
2. Soekarno dan Hatta beranggapan bahwa Proklamasi harus direncanakan dan diputuskan oleh PPKI. Sedangkan para pemuda menganggap PPKI merupakan badan bentukan Jepang. Para pemuda kemudian membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang dan membujuk agar segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Soekarno-Hatta dan para pemuda kemudian kembali ke Jakarta dan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
3. Sukarni dan Chairul Saleh.
4. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
5. Soekarno, M. Hatta, Moh. Yamin, Ahmad Subardjo, A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H.A. Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.
6. Menetapkan pembentukan partai-partai politik di Indonesia.
7. Memberikan bantuan kepada India yang sedang dilanda kelaparan.
8. Membentuk Bank Negara Indonesia, mengeluarkan Oeang Repoeblik Indonesia, nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, dan menerapkan program Gerakan Benteng.
9. Gerakan Benteng yang dicetuskan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo merupakan penataan kondisi ekonomi Indonesia dengan mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional. Para pengusaha nasional harus diberi prioritas untuk lebih berkembang dengan pemberian bantuan modal dan pelatihan. Program Benteng dilaksanakan mulai bulan April 1950 hingga 1953. Program ini dimaksudkan untuk menghidupkan industri-industri kecil sebagai kekuatan utama perekonomian nasional.
10. Strategi Ketahanan Ekonomi merupakan strategi yang diterapkan Indonesia untuk membendung blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda.

Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 3
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis Perkembangan Ekonomi-Keuangan dan
Politik pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun
1950
Indikator : - Menganalisis perkembangan situasi politik dan
kenegaraan Indonesia di awal kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Menganalisis perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia di awal kemerdekaan

B. Materi Pembelajaran
• Perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia di awal kemerdekaan

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, pemberian tugas, diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Apa yang dilakukan oleh Wakil Presiden Moh. Hatta untuk mengakomodasi suara rakyat yang majemuk?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri 3-4 orang. Peserta didik melakukan analisis hubungan antara berbagai peristiwa politik di seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peserta didik mencari informasi dari internet maupun kepustakaan lain. Setelah itu, peserta didik menyusun hasil analisis dan mempresentasikan di depan kelas (Analitika hal 27).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 1 – 30)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet
F. Penilaian
• Unjuk kerja dalam bentuk diskusi dan presentasi mengenai hubungan antara berbagai peristiwa politik di seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia..

Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal : …………………………………………………….
Topik diskusi/debat : ……………………………………………………..
No Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nama peserta didik Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu









Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 4
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis Perkembangan Ekonomi-Keuangan dan
Politik pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun
1950
Indikator : - Mendeskripsikan konflik Indonesia-Belanda dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan konflik Indonesia-Belanda dalam upaya mempertahankan kemerdekaan

B. Materi Pembelajaran
• Konflik Indonesia-Belanda 1945 – 1949

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan diskusi jigsaw

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menceritakan kedatangan AFNEI yang dibonceng oleh NICA.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru membagi peserta didik dalam tujuh kelompok dan materi dibagi dalam tujuh bagian, yaitu pertempuran Surabaya, Ambarawa, Bandung, Medan, Palembang, Agresi Militer I, dan Agresi Militer II. Setiap kelompok menganalisis satu materi yang berbeda dan mempresentasikannya di depan kelas. Setiap kelompok diberi waktu lima belas menit untuk presentasi dan tanya jawab serta memberikan hasil kesimpulan diskusi untuk dipelajari oleh kelompok lain.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 31 – 58)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Unjuk Kerja berbentuk diskusi jigsaw mengenai konflik Indonesia-Belanda dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.

Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal : …………………………………
Topik diskusi/debat : …………………………………
No Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nama peserta didik Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu













Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 5
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis Perkembangan Ekonomi-Keuangan dan
Politik Pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun
1950
Indikator : - Menganalisis perbedaan strategi dan ideologi pada masa
pemerintahan kabinet Syahrir, Amir Syarifuddin, dan
Hatta dalam menghadapi Belanda
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Menganalisis perbedaan strategi dan ideologi pada masa pemerintahan kabinet Syahrir, Amir Syarifuddin, dan Hatta dalam menghadapi Belanda

B. Materi Pembelajaran
• Perbedaan strategi dan ideologi pada masa pemerintahan kabinet Syahrir, Amir Syarifuddin, dan Hatta dalam menghadapi Belanda

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, tanya jawab, dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Pemerintahan kabinet menunjukkan bahwa di Indonesia pernah menganut sistem?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik ditugaskan mencari berbagai informasi mengenai kabinet Syahrir, Amir Syarifuddin, dan Hatta dari internet maupun kepustakaan lain.
• Peserta didik dan guru membahas informasi yang ditemukan dari internet dan kepustakaan lain.
• Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 56 – 58 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 58 no. 1 – 10). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 31 – 58)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Evaluasi pilihan ganda hal 56 – 58 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 58 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Kunci Jawaban
A.
1. b
2. e
3. e
4. a
5. d
6. e
7. b
8. c
9. c
10. b
11. c
12. a
13. c
14. b
15. d
16. b
17. c
18. e
19. e
20. c

B.
1. Penyerangan pertama terjadi pada 20 November 1945. Setelah Kolonel Isdiman gugur, pimpinan digantikan oleh Kolonel Sudirman dan dimulai penyerangan pada 12 Desember 1945. Penyerangan yang dipimpin Kolonel Sudirman berhasil mengusir Sekutu dari Ambarawa.
2. Agresi Militer I merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda terhadap Perjanjian Linggarjati. Agresi tersebut mendapat kecaman dari pihak luar sehingga dibentuk Komisi Tiga Negara. Komisi Tiga Negara terdiri dari Australia, Belgia, dan Amerika Serikat yang mengusulkan dilaksanakannya Perjanjian Renville. Perjanjian tersebut kembali dilanggar oleh Belanda dengan melakukan Agresi Militer II. Tindakan tersebut menyebabkan PBB membentuk UNCI yang mengusahakan penyelesaian konflik Indonesia-Belanda.
3. Kabinet Syahrir memberikan prioritas terhadap penyelesaian konflik Indonesia-Belanda dengan melakukan Perjanjian Linggarjati. Namun, hasil perundingan tersebut banyak mendapat kecaman dari kelompok politik lainnya. Strategi politik yang paling menonjol pada masa kabinet Amir Syarifuddin adalah dilaksanakannya Perundingan Renville pada 17 Januari 1948. Amir Syarifuddin bermaksud memperkuat posisi kabinetnya terhadap Belanda sehingga ia menyepakati hasil perundingan Renville. Sikap tersebut mendapat tentangan dan menyebabkan Amir menyerahkan mandat kembali kepada Presiden Soekarno. Strategi politik Moh. Hatta adalah pelaksanaan Konferensi Roem-Royen yang berlanjut pada Konferensi Meja Bundar. Strategi yang diterapkan oleh Moh. Hatta telah berhasil menempatkan Indonesia dalam kondisi perdamaian tanpa ada gangguan dari pihak Belanda.
4. Kabinet Hatta berhasil melaksanakan Konferensi Roem-Royen yang berlanjut pada Konferensi Meja Bundar. Perundingan-perundingan tersebut berhasil menempatkan Indonesia dalam kondisi perdamaian tanpa ada gangguan dari pihak Belanda.
5. Perundingan Linggarjati dilaksanakan di Cirebon dan dipimpin oleh Lord Killearn. Pada 15 November 1946, naskah persetujuan ditandatangani oleh kedua belah pihak yang berisi pengakuan de facto Belanda terhadap Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra, RI dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat di bawah pimpinan Ratu Belanda. Perjanjian tersebut ditandatangani pada 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk, Jakarta Pusat.
6. Tidak, karena wilayah Indonesia hanya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan tiga perempat Sumatera. Hal tersebut diperparah lagi dengan blokade ekonomi terhadap RI.
7. Membantu penyelesaian konflik Indonesia-Belanda dengan mengusahakan dilaksanakannya Perundingan Renville di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat.
8. Negara federasi disetujui bernama Republik Indonesia Serikat berdasarkan asas demokrasi dan federalisme. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional dan presiden RIS adalah panglima tertinggi Angkatan Perang RIS.
9. Dewan Keamanan PBB berusaha menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda dengan membentuk KTN dan UNCI.
10. Mayoritas rakyat menghendaki pembentukan negara kesatuan sehingga diadakan perundingan antara pemerintah RI dengan pemerintah RIS. Akhirnya RIS resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia terwujud kembali.







Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---

















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 6
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis Perkembangan Ekonomi-Keuangan dan
Politik pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Tahun
1950
Indikator : - Mendeskripsikan perjuangan diplomasi Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan perjuangan diplomasi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan

B. Materi Pembelajaran
• Perjuangan diplomasi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Perundingan apa yang pertama kali dilakukan Indonesia-Belanda?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Setiap kelompok mendiskusikan faktor-faktor penyebab keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional dalam memperjuangkan wilayah Indonesia (Aktivitas hal 55).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 31 – 58)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet


F. Penilaian
• Unjuk Kerja berbentuk diskusi mengenai faktor-faktor penyebab keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional dalam memperjuangkan wilayah Indonesia (Aktivitas hal 55).

Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal : …………………………………
Topik diskusi/debat : …………………………………
No Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nama peserta didik Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu










Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 7
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.3. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia dalam
Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman
Disintegrasi Bangsa
Indikator : - Mendeskripsikan gejolak sosial di berbagai daerah pada
awal kemerdekaan hingga tahun 1965
a. DI/TII d. RMS
b. PKI Madiun 1948 e. PRRI/Permesta
c. Andi Aziz
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan gejolak sosial di berbagai daerah pada awal kemerdekaan hingga tahun 1965

a. DI/TII
b. PKI Madiun 1948
c. Andi Aziz
d. RMS
e. PRRI/Permesta


B. Materi Pembelajaran
• Gejolak sosial di berbagai daerah pada awal kemerdekaan hingga tahun 1965

a. DI/TII
b. PKI Madiun 1948
c. Andi Aziz
d. RMS
e. PRRI/Permesta


C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran inquiri dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menceritakan kehidupan sosial masyarakat pada awal kemerdekaan.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik ditugaskan membuat daftar pertanyaan mengenai gejolak sosial di berbagai daerah pada awal kemerdekaan hingga tahun 1965. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melibatkan seluruh peserta didik.
• Peserta didik membuat portofolio dalam bentuk esai mengenai penyebab munculnya Dewan Banteng, Dewan Garuda, Dewan Gajah, dan Dewan Manguni di Indonesia (Aktivitas hal 101).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 87 – 114)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Portofolio dalam bentuk esai mengenai penyebab munculnya Dewan Banteng, Dewan Garuda, Dewan Gajah, dan Dewan Manguni di Indonesia (Aktivitas hal 101).

Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi esai
Isi Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan hasil esai dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam esai
Orisinalitas karangan Esai merupakan hasil sendiri
Penyajian, bahasan dan bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah









Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 8
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.3. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia dalam
Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman
Disintegrasi Bangsa
Indikator : - Mendeskripsikan peristiwa Gerakan 30 September
1965/PKI
- Mendeskripsikan dampak sosial politik dari peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
• Mendeskripsikan dampak sosial politik dari peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
B. Materi Pembelajaran
• Peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
• Dampak sosial politik dari peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan situasi Indonesia dan posisi PKI pada masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik mencari informasi dari internet, kepustakaan, maupun wawancara dengan narasumber mengenai G 30 S/PKI dan dampak dari peristiwa tersebut.
• Guru dan peserta didik membahas berbagai informasi yang berhasil didapatkan disertai dengan tanya jawab.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 111 – 114 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 113 – 114 no. 1 – 10).
• Peserta didik membuat analisis singkat mengenai dampak sosial politik dari peristiwa G30S/PKI di masyarakat (Aktivitas hal 110).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 87 – 114)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet
F. Penilaian
• Evaluasi pilihan ganda hal 111 – 114 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 113 – 114 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3).
Kunci Jawaban
A.
1. d
2. b
3. d
4. c
5. a
6. c
7. a
8. a
9. a
10. a
11. e
12. d
13. d
14. d
15. a
16. c
17. e
18. b
19. a
20. d

B.
1. Rasa kesukuan yang ditanamkan DI/TII telah berakar di hati rakyat Kahar Muzakar dan gerombolannya mengenal sifat rakyat. Kahar Muzakar dan pasukannya juga memanfaatkan lingkungan alam yang sangat dikenalnya sehingga sulit ditumpas.
2. Mengoptimalkan potensi dan kekayaan daerah, menuntut otonomi daerah yang seluas-luasnya, dan mengusahakan pembangunan daerah agar setara dengan pembangunan di ibu kota Jakarta.
3. Persetujuan Renville mengharuskan pemerintah RI menarik pasukan gerilya RI ke luar batas garis demarkasi Van Mook dan mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda, diantaranya daerah Jawa Barat. Tokoh gerilya RI, S.M. Kartosuwiryo, yang memimpin pasukan Hizbullah dan Sabilillah, menolak membawa pasukannya dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Ia tidak lagi mengakui kedaulatan RI dan memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus 1949.
4. Gerakan separatis GAM dan gerakan DI/TII Aceh memiliki keterkaitan yaitu kedua gerakan tersebut menuntut keadilan dari pemerintah pusat terhadap Aceh. Gerakan DI/TII Aceh menuntut status wilayah propinsi kepada pemerintah pusat, mengingat tidak sedikit bantuan yang diberikan rakyat Aceh selama perang kemerdekaan. Sedangkan, Gerakan Aceh Merdeka menuntut Aceh lepas dari RI akibat kesejahteraan rakyat Aceh kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat karena pembangunan hanya terfokus di Pulau Jawa.
5. Musso sebagai tokoh kawakan PKI mengeluarkan propaganda yang menentang kebijakan kabinet Hatta. Menurutnya, kebijaksanaan kabinet Hatta lebih menjual bangsa Indonesia kepada pihak Belanda. Musso kemudian menggerakkan kekuatan PKI untuk melakukan pemberontakan di Madiun pada tahun 1948.
6. Pada bulan Agustus 1965, Presiden Soekarno dikabarkan sakit keras. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh PKI untuk merebut kekuasaan. Pimpinan Biro Khusus PKI kemudian mengadakan rapat untuk mempersiapkan gerakan yang akan dilaksanakan pada 30 September. Pada 30 September 1965, PKI menculik dan membunuh enam orang perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Ketujuh perwira tersebut dibawa ke Lubang Buaya. Selain itu, PKI juga membunuh Ade Irma Suryani, putri Jenderal Nasution. Bersamaan dengan waktu penculikan, PKI juga menduduki RRI dan Pos Telekomunikasi. Di Jawa Tengah, G30S/PKI berhasil merebut kekuasaan di Semarang dan Yogyakarta. PKI berhasil menculik dan membunuh Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiyono. ABRI kemudian mengadakan Operasi Penumpasan yang mulai dilancarkan pada 1 Oktober 1965.
7. Letjen. Achmad Yani, Mayjen. Soeprapto, Mayjen. Haryono, Mayjen. S. Parman, Brigjen. Pandjaitan, Brigjen. Soetojo, Letjen. Pierre Tendean, Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiyono.
8. Mendukung dan mendorong penggalangan persatuan dwitunggal antara elemen masyarakat dan ABRI dalam melaksanakan dan mengamalkan Pancasila secara murni. Menolak usaha-usaha pembelaan dari unsur apa pun terhadap G30S/PKI.
9. Pembubaran PKI, pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI, dan penurunan harga serta perbaikan ekonomi.
10. Harold Crouch mempunyai tiga penafsiran sebab G30S/PKI. Pertama, ia melihat bahwa penyebab dari munculnya tragedi tersebut berasal dari adanya fraksi di dalam tubuh militer yang tidak puas akan kepemimpinan petinggi militer pada kala itu. Kedua, tragedi tersebut muncul akibat adanya argumen bahwa pergerakan ABRI seluruhnya didalangi PKI. Ketiga, penyebab peristiwa tersebut adalah adanya kemitraan antara beberapa pejabat pemerintah dengan pimpinan PKI.

• Peserta didik membuat analisis singkat mengenai dampak sosial politik dari peristiwa G30S/PKI di masyarakat (Aktivitas hal 110).
Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi analisis
Isi
Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan hasil analisis dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam analisis
Orisinalitas karangan Analisis merupakan hasil sendiri
Penyajian bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah







Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 9
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.4. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi
serta Perubahan Masyarakat di Indonesia dalam
Upaya Mengisi Kemerdekaan
Indikator : - Mendeskripsikan kehidupan politik Indonesia pada
masa Demokrasi Parlementer
- Mendeskripsikan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan kehidupan politik Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
• Mendeskripsikan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
B. Materi Pembelajaran
• Kehidupan politik Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
• Kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
C. Metode Pembelajaran
Diskusi dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan secara ringkas latar belakang diterapkan Demokrasi Parlementer di Indonesia.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 3-4 orang untuk menganalisis kehidupan politik masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer. Hasil diskusi dibuat dalam format yang tersusun rapi (Aktivitas hal 66).
• Guru menjelaskan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer.
• Guru mengadakan tes lisan mengenai kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 59 – 86)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet
F. Penilaian
• Unjuk Kerja berbentuk diskusi kelompok mengenai kehidupan politik masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer (Aktivitas hal 66).
Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal : …………………………………
Topik diskusi/debat : …………………………………
No Sikap/Aspek yang dinilai Nama Kelompok/ Nama peserta didik Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok
Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab pertanyaan
3. Inisiatif
4. Ketelitian
Jumlah Nilai Individu

• Portofolio berbentuk analisis hasil diskusi (Aktivitas hal 66).
Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi analisis
Isi Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan analisis dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam analisis
Orisinalitas karangan Analisis merupakan hasil sendiri
Penyajian bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah
• Tes lisan mengenai kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer.

Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 10
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.4. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi
serta Perubahan Masyarakat di Indonesia dalam
Upaya Mengisi Kemerdekaan
Indikator : - Mendeskripsikan kehidupan politik Indonesia pada
masa Demokrasi Terpimpin
- Mendeskripsikan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan kehidupan politik Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
• Mendeskripsikan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin

B. Materi Pembelajaran
• Kehidupan politik Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
• Kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan memberikan penjelasan mengenai Dewan Konstituante dan Dekrit Presiden 1959.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menugaskan peserta didik untuk mencari informasi tentang kehidupan ekonomi dan politik Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin, baik dari internet maupun kepustakaan lain.
• Peserta didik membuat analisis mengenai kebijakan politik masa Terpimpin dan dampaknya terhadap kehidupan politik Indonesia (Aktivitas hal 73).
• Tes lisan mengenai kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 59 – 86)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Portofolio berbentuk analisis mengenai kebijakan politik masa Terpimpin dan dampaknya terhadap kehidupan politik Indonesia (Aktivitas hal 73).

Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi analisis
Isi Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan analisis dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam analisis
Orisinalitas karangan Analisis merupakan hasil sendiri
Penyajian bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah

• Tes lisan mengenai letak tempat dan bukti penyebaran Islam pada peta Indonesia.








Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 11
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.4. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi
serta Perubahan Masyarakat di Indonesia dalam
Upaya Mengisi Kemerdekaan
Indikator : - Menganalisis perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Menganalisis perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia

B. Materi Pembelajaran
• Perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan memberikan gambaran mengenai keadaan sosial pada awal kemerdekaan.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menugaskan peserta didik untuk mencari informasi tentang perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia, baik dari internet maupun kepustakaan lain.
• Guru dan peserta didik menganalisis informasi yang didapatkan.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 83 – 85 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 85 – 86 no. 1 – 10).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 59 – 86)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Evaluasi pilihan ganda hal 83 – 85 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 85 – 86 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3).

Kunci Jawaban
A.
1. d
2. d
3. d
4. d
5. c
6. c
7. a
8. b
9. d
10. a
11. e
12. c
13. c
14. a
15. d
16. c
17. b
18. d
19. a
20. c

B.
1. Kabinet Natsir berusaha meningkatkan keamanan dan ketertiban, menguatkan penyempurnaan susunan pemerintahan, penyempurnaan angkatan perang, memperjuangkan Irian Barat, dan memusatkan perhatian pada ekonomi rakyat. Kabinet Sukiman memiliki program kerja berupa tindakan tegas untuk menjaga keamanan dan ketertiban, memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan memperbarui hukum agrarian, mempersiapkan pemilu, memperjuangkan Irian Barat. Kabinet Wilopo mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilu, meningkatkan kemakmuran, pendidikan, dan keamanan rakyat, menyelesaikan Irian Barat, memperbaiki hubungan dengan Belanda, dan menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Kabinet Ali I mempersiapkan pemilu, mengatasi pemberontakan di berbagai daerah, dan melaksanakan politik luar negeri bebas aktif. Kabinet Burhanuddin Harahap melaksanakan pemilu, mengangkat Nasution sebagai KSAD, dan menangkap Mr. Djody atas kasus korupsi. Kabinet Ali II memperjuangkan Irian Barat, mempercepat pembentukan daerah otonomi di Indonesia, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan buruh, menyehatkan anggaran belanja dan keuangan negara, mengganti sistem ekonomi kolonial dengan sistem ekonomi nasional. Kabinet Djuanda melakukan pembentukan dewan nasional, normalisasi keadaan Republik, memperjuangkan pembatalan hasil KMB, memperjuangkan Irian Barat, dan mempercepat pembangunan.
2. Zaken kabinet merupakan kabinet dengan formasi orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya.
3. Pada masa Demokrasi Terpimpin, kehidupan ekonomi masyarakat sangat memprihatinkan karena Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi dan inflasi yang tinggi sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun tajam.
4. Sistem perekonomian yang menegaskan bahwa orang-orang yang dapat melaksanakan kegiatan perekonomian hanyalah orang yang mendapat izin khusus dari pemerintah.
5. Anggota-anggota Dewan Konstituante hanya mementingkan kepentingan kelompoknya masing-masing dalam menyusun UUD yang baru sehingga sulit untuk mencapai kata sepakat. Hal tersebut membuat Presiden Soekarno membubarkan dewan tersebut dan memberlakukan kembali UUD 1945. Keputusan tersebut tertuang dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
6. Pada periode 1950an, masyarakat Indonesia mulai meningkat kesadarannya untuk selalu memperbarui informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang dunia luar, khususnya teknologi, politik, dan budaya.
7. Proyek mercusuar Ganefo menghambat pembangunan ekonomi dan moneter Indonesia. proyek-proyek ini menghabiskan banyak dana nasional sehingga pembangunan sektor moneter tidak diprioritaskan.
8. PKI berusaha menempatkan seluruh kehidupan masyarakat agar berada di bawah kekuasaannya. Kampus harus terdistorsi oleh praktik dari PKI. PKI cukup mendominasi di masyarakat.
9. Banyak perseteruan antara pemenang Pemilu I yang menyebabkan sidang parlemen menjadi deadlock.
10. Melakukan nasionalisasi ekonomi yang dilakukan oleh Kabinet Ali I. Menerapkan Gerakan Assaat dan melaksanakan MUNAP.




Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---


























RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 12
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar : 1.4. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi
serta Perubahan Masyarakat di Indonesia dalam
Upaya Mengisi Kemerdekaan
Indikator : - Mendeskripsikan kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia di awal 1960-an
Alokasi Waktu : 1x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia di awal 1960-an

B. Materi Pembelajaran
• Kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia di awal 1960-an

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana posisi Presiden Soekarno pada awal 1960-an?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan kondisi politik, sosial, dan ekonomi Indonesia di awal 1960-an
• Peserta didik membuat cerita pendek mengenai keterkaitan kondisi ekonomi, politik, dan sosial masyarakat Indonesia di masa awal tahun 1960-an. Peserta didik membaca buku atau artikel dari internet untuk menambah wawasan tentang peristiwa pada masa itu (Aktivitas hal 82). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 59 – 86)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Buku-buku penunjang yang relevan
• Internet
F. Penilaian
• Cerita pendek mengenai keterkaitan kondisi ekonomi, politik, dan sosial masyarakat Indonesia di masa awal tahun 1960-an. Peserta didik membaca buku atau artikel dari internet untuk menambah wawasan tentang peristiwa pada masa itu (Aktivitas hal 82). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.


Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi cerita pendek
Isi Kesesuaian antara judul dengan isi dan cerita pendek. Menguraikan cerita pendek dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam cerita pendek
Orisinalitas karangan Cerita pendek merupakan hasil sendiri
Penyajian bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah











Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---









RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 13
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai
dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar : 2.1. Menganalisis Perkembangan Pemerintah Orde Baru
Indikator : - Mendeskripsikan kronologis lahirnya pemerintahan
Orde Baru
- Mengidentifikasi ciri-ciri pokok kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan kronologis lahirnya pemerintahan Orde Baru
• Mengidentifikasi ciri-ciri pokok kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru

B. Materi Pembelajaran
• Kronologis lahirnya pemerintahan Orde Baru
• Ciri-ciri pokok kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, inquiri, dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan kondisi politik Indonesia pascapemberontakan G30S/PKI.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan kronologis lahirnya pemerintahan Orde Baru.
• Peserta didik ditugaskan membuat daftar pertanyaan mengenai kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melibatkan seluruh peserta didik.
• Tes lisan mengenai kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru.
• Peserta didik membuat esai atau kliping yang menceritakan Supersemar 1966 dengan menggunakan berbagai media pendukung dan menyertakan gambar atau foto (Aktivitas hal 121). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 115 – 134)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Esai atau kliping yang menceritakan Supersemar 1966 dengan menggunakan berbagai media pendukung dan menyertakan gambar atau foto (Aktivitas hal 121). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.


Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar
Menunjukkan dengan tepat isi esai atau kliping
Isi
Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan esai dengan tepat
Penutup Memberikan kesimpulan esai
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam penulisan esai
Orisinalitas karangan Esai atau kliping merupakan hasil sendiri
Penyajian, bahasan dan bahasa Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah








• Tes lisan mengenai kebijakan sosial, politik, ekonomi pemerintah Orde Baru.


Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 14
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai
dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar : 2.1. Menganalisis Perkembangan Pemerintah Orde Baru
Indikator : - Mendeskripsikan menguatnya peran negara pada masa
Orde Baru
- Mendeskripsikan dampak menguatnya peran negara terhadap kehidupan sosial politik masyarakat
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan menguatnya peran negara pada masa Orde Baru
• Mendeskripsikan dampak menguatnya peran negara terhadap kehidupan sosial politik masyarakat

B. Materi Pembelajaran
• Menguatnya peran negara pada masa Orde Baru
• Dampak menguatnya peran negara terhadap kehidupan sosial politik masyarakat

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Sebutkan partai politik pada masa Orde Baru?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan menguatnya peran negara pada masa Orde Baru.
• Tanya jawab mengenai menguatnya peran negara terhadap kehidupan sosial politik masyarakat.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 132 – 134 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 134 no. 1 – 10).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 115 – 134)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Evaluasi pilihan ganda hal 132 – 134 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 134 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3).

Kunci Jawaban
A.
1. a
2. d
3. d/e
4. d
5. e
6. c
7. b
8. a
9. a
10. c
11. c
12. a
13. d
14. c
15. b
16. a
17. b
18. b
19. a
20. b


B.
1. Setelah tragedi G30S/PKI, situasi Indonesia sangat tegang. Pada 10 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dengan berbagai partai politik untuk menekankan partai politik agar menolak dan mengecam demonstrasi mahasiswa. Pertemuan tersebut tidak ditanggapi oleh partai politik. Pada 11 Maret 1966, digelar sidang paripurna untuk menyelesaikan masalah Indonesia. Pertemuan tersebut ditutup karena ada pasukan tak dikenal di luar istana. Presiden Soekarno kemudian pergi ke Istana Bogor. Mayjen Basoeki Rachmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir Machmoed kemudian mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno yang didampingi oleh dr. J. Leimena, dr. Subandrio, dan dr. Chairoel Saleh. Presiden Soekarno kemudian memberikan Surat Perintah Sebelas Maret kepada Mayjen Soeharto. Dengan demikian, urusan kenegaraan dimandatkan kepada Soeharto. Kemudian pada 23 Februari 1967, Presiden Soekarno secara resmi telah menyerahkan jabatan kekuasaan kepada Soeharto.
2. Pada tanggal 11 Maret 1967, Mayjen Basoeki Rachmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir Machmoed mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno yang didampingi oleh dr. J. Leimena, dr. Subandrio, dan dr. Chairoel Saleh di Istana Bogor. Presiden Soekarno kemudian memberikan Surat Perintah Sebelas Maret kepada Mayjen Soeharto yang berisi perintah untuk mengatasi masalah keamanan dan krisis politik yang terjadi pada saat itu. Surat itu kemudian dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
3. Peristiwa Malari didahului oleh adanya arus investasi Jepang yang membanjiri Indonesia dan mengalahkan ruang gerak sektor ekonomi lokal. Demonstrasi mulai bermunculan menentang investasi tersebut. Salah satunya adalah demonstrasi pada 15 Februari hingga 16 Februari 1974, seiring dengan kedatangan perdana menteri Jepang, Kakuei Tanaka. Situasi pun mulai memanas pada 17 Februari 1974, saat pemerintah mulai menerapkan pola represif untuk membubarkan demonstrasi tersebut. Kerusuhan pun mulai tersulut. Massa mulai melakukan penghancuran dan pembakaran terhadap produk-produk Jepang. Pada peristiwa Malari, tiga orang mahasiswa ditangkap oleh aparat dan diadili pada 7 Agustus 1974. Mereka adalah Hariman Siregar, Sjahrir, dan Muhammad Aini Chalid. Mereka secara sepihak dituduh melakukan kegiatan subvesif yang mengancam stabilitas bangsa.
4. Program Kerja Kabinet Ampera tercermin dalam Catur Karya. Pertama, memperbaiki kualitas kehidupan rakyat Indonesia, terutama dalam hal sandang dan pangan. Kedua, menggelar Pemilihan Umum secepatnya hingga 5 Juli 1968, seperti yang telah ditetapkan dalam TAP MPRS No. XI/MPRS/1966. Ketiga, kembali meluruskan dan melaksanakan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif sesuai dengan TAP MPRS No. XI/MPRS/1966. Keempat, meneruskan perjuangan untuk menolak imperialisme dan kolonialisme dalam berbagai bentuk.
5. Kemunculan dwifungsi ABRI pada awalnya merupakan konsep yang diajukan oleh Jenderal A.H. Nasution pada 11 November 1958. Dalam pidatonya yang berjudul “Jalan Tengah”, Jenderal Nasution menyatakan bahwa tentara juga merupakan kekuatan sosial politik yang berperan di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
6. Fusi partai politik menjadi PDI, PPP, dan Golongan Karya. Munculnya berbagai organisasi profesi, seperti Korpri dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia.
7. Kelompok PDI berdiri pada 11 Januari 1973 terdiri atas PNI, Parkindo, Partai Katolik, IPKI, dan Partai Murba. Kelompok PPP berdiri pada 5 Januari 1973 terdiri atas NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti. Kelompok Golongan Karya terdiri dari berbagai organisasi profesi, organisasi buruh, organisasi tani dan nelayan, organisasi seniman, dan organisasi masyarakat.
8. Menerapkan anggaran belanja seimbang, menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit, menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang, menerapkan kebijakan penanaman modal asing, memberikan stimulasi kepada para pengusaha untuk menyerahkan sebagian hasil usahanya untuk sektor pajak dan ekspor Indonesia.
9. Masyarakat harus mengikuti ketetapan yang digariskan oleh pemerintah Orde Baru. Segala jenis pergerakan nasional tidak boleh melenceng dari Pancasila. Soeharto juga menerapkan sistem reward and punishment terhadap orang-orang yang mendukung atau menentang kekuatan Orde Baru.
10. Di kampus, dilaksanakan Normalisasi Kehidupan Kampus dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Sejak tahun 1978, sistem tersebut membatasi hak-hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul dalam rangka mengeluarkan dan menyatakan pendapat. Berbagai pergerakan yang disinyalir berbeda haluan dengan asas tunggal Pancasila langsung dihukum dengan dakwaan subversif. Selain itu, kebebasan pers dan media juga dikekang dengan jalan melakukan pembredelan pada media yang bertentangan dengan pemerintah Orde Baru.



Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 15
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai
dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar : 2.2. Menganalisis Proses Berakhirnya Pemerintah Orde
Baru dan Terjadinya Reformasi
Indikator : - Mengidentifikasi faktor penyebab jatuhnya pemerintah
Orde Baru
- Merekonstruksi jatuhnya pemerintah Orde Baru secara kronologis
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mengidentifikasi faktor penyebab jatuhnya pemerintah Orde Baru
• Merekonstruksi jatuhnya pemerintah Orde Baru secara kronologis
B. Materi Pembelajaran
• Krisis multidimensi dan munculnya reformasi
• Kronologi jatuhnya pemerintah Orde Baru
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, inquiri, dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan memberikan penjelasan secara garis besar mengenai kehidupan sosial politik menjelang kejatuhan Orde Baru.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan mengenai faktor penyebab jatuhnya pemerintah Orde Baru.
• Peserta didik ditugaskan membuat daftar pertanyaan mengenai kronologi jatuhnya pemerintahan Orde Baru. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melibatkan seluruh peserta didik.
• Peserta didik membuat analisis singkat mengenai pelajaran yang dapat diambil dari sejarah terjadinya krisis multidimensi dan metode yang tepat untuk mencegah terjadinya krisis tersebut (Aktivitas hal 141).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi pilihan ganda (hal 161 – 162 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 163 no. 1 – 10). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 135 – 168)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet
F. Penilaian
• Portofolio berbentuk analisis singkat mengenai pelajaran yang dapat diambil dari sejarah terjadinya krisis multidimensi dan metode yang tepat untuk mencegah terjadinya krisis tersebut (Aktivitas hal 141).
Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pengantar Menunjukkan dengan tepat isi analisis
Isi
Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan hasil analisis dengan tepat.
Penutup Memberikan kesimpulan analisis
Struktur/logika penulisan Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam analisis
Orisinalitas karangan Analisis merupakan hasil sendiri
Penyajian dan bahasa Bahasa sesuai EYD dan komunikatif
Jumlah








• Evaluasi pilihan ganda hal 112 – 114 no. 1 – 20 (skor 2 s/d 40) dan soal uraian hal 114 no. 1 – 10 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3). Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Kunci Jawaban
A.
1. a
2. a
3. a
4. a
5. c
6. e
7. c
8. c
9. c
10. b
11. a
12. c
13. d
14. e
15. a
16. c
17. c
18. 5 Mei 1999
19. d
20. a


B.
1. Krisis multidimensi yang melanda Indonesia. Dimulai dari krisis ekonomi yang memunculkan krisis sosial, politik, dan krisis legitimasi atas pemerintahan Orde Baru.
2. Aksi damai mahasiswa Trisakti digelar tanggal 12 Mei 1998 pada pukul 11.00. Pada pukul 13.00 mahasiswa memutuskan untuk mendatangi gedung MPR/DPR, tetapi aparat tidak mengizinkan. Negosiasi dilakukan hingga akhirnya mahasiswa hanya sampai di kantor walikota Jakarta Barat dan diminta untuk kembali ke kampus. Pada pukul 17.20 mahasiswa berjalan mundur memasuki kampus Trisakti, tiba-tiba terdengar suara letusan yang diduga dilepaskan oleh aparat. Setelah itu, keempat mahasiswa Trisakti tertembak dan meninggal setelah berada di dalam kampus.
3. Penetapan kebijakan reformasi pembangunan, penyelenggaraan pemerintah bebas KKN, penyelenggaraan otonomi daerah, demokrasi ekonomi, pelaksanaan Pemilu, penegakan HAM, dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
4. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan roda perekonomian tidak berjalan karena banyak perusahaan yang bangkrut sehingga menyebabkan banyak pengangguran. Ditambah lagi kesenjangan sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat akibat KKN yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Krisis ekonomi merembet pada krisis politik dan sosial yang mengakibatkan masyarakat tidak percaya pada pemerintah Orde Baru dan menuntut turunnya Soeharto sebagai presiden. Presiden Soeharto kemudian lengser keprabon yang menandai jatuhnya Orde Baru.
5. Sebagian kalangan ahli hukum dan mahasiswa melihat bahwa pengangkatan B.J. Habibie sebagai presiden RI tidak konstitusional. Hal ini didasari oleh pasal 9 UUD 1945 yang berbunyi, “Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR”. Faktanya, peralihan kepemimpinan dari Soeharto ke B.J. Habibie pada 21 Mei 1998 tidak dilakukan di depan MPR/DPR, melainkan hanya di depan ketua Mahkamah Agung, dan hanya bertempat di Istana Negara.
6. Kehidupan ekonomi dan sosial Indonesia pasca reformasi semakin memburuk. Tingginya angka pengangguran dan melambatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kriminalitas meningkat. Investasi asing di Indonesia juga menurun dan IMF menuntut pemerintah untuk menghapus subsidi.
7. Sri Bintang Pamungkas dan Mochtar Pakpahan dibebaskan karena Presiden Habibie mengangkat kembali kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat.
8. Melakukan proses rekapitulasi perbankan Indonesia, melaksanakan likuidasi bank-bank yang bermasalah, memperbaiki angka nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga mencapai di bawah Rp10.000,00, membangun konstruksi baru perekonomian Indonesia, melaksanakan syarat-syarat reformasi ekonomi yang diberikan IMF kepada Indonesia.
9. Kemunculan dwifungsi ABRI pada awalnya merupakan konsep yang diajukan oleh Jenderal A.H. Nasution pada 11 November 1958. Dalam pidatonya yang berjudul “Jalan Tengah”, Jenderal Nasution menyatakan bahwa tentara juga merupakan kekuatan sosial politik yang berperan di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
10. Pemilu 1999 diatur dalam UU No. 3 Tahun 1999. Di dalam peraturan ini ditetapkan bahwa pemilihan umum bersifat campuran antara sistem proporsional dan sistem distrik. Pemilu tingkat nasional digelar pada 7 Juni 1999. Dari 48 partai politik yang berpartisipasi dalam Pemilu 1999, terdapat 5 partai besar yang menempati urutan tertinggi, yaitu PDI-P, Golkar, PKB, PPP, dan PAN.

Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 16
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai
dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar : 2.3. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi serta
Perubahan Masyarakat di Indonesia pada Masa
Reformasi
Indikator : - Mendeskripsikan perkembangan politik setelah 21
Mei 1998
Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan perkembangan politik setelah 21 Mei 1998
B. Materi Pembelajaran
• Perkembangan politik setelah 21 Mei 1998
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menerangkan secara garis besar mengenai materi yang telah dipelajari seminggu sebelumnya.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik dibagi beberapa kelompok untuk mencari artikel dari internet dan sumber lainnya mengenai perkembangan politik setelah 21 Mei 1998.
• Guru dan peserta didik membahas informasi yang didapatkan dari internet dan sumber lain disertai dengan tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.
• Peserta didik mengerjakan soal Evaluasi Akhir Semester 1 pilihan ganda (hal 164 – 168 no. 1 – 40) dan soal uraian (hal 168 no 1 – 15).
E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 135 – 168)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet
F. Penilaian
• Evaluasi Semester 1 pilihan ganda hal 164 – 168 no. 1 - 40 (skor 1 s/d 40). Uraian hal 168 no. 1 - 15 (skor setiap soal benar 4 tetapi bila mendekati 2)
Evaluasi Semester 1
A.

1. b
2. e
3. d
4. c
5. d
6. d
7. a
8. c
9. c
10. a
11. b
12. d
13. e
14. d
15. a
16. e
17. a
18. a
19.
20. b
21. e
22. a
23. d
24. d
25. c
26. c
27. e
28. c
29. b
30. d
31. b
32. a
33. d
34.
35. c
36. c
37. d
38. e
39. d
40. a


B.
1. Perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan masih perlu pembenahan karena sebagian besar aset negara masih atas nama kolonial Belanda dan Jepang. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan Oeang Republik Indonesia dan mendirikan Bank Negara Indonesia. Selain itu, pemerintah juga melakukan nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Untuk memajukan pengusaha pribumi, diterapkan kebijakan yang mendukung pengembangan usaha, baik dalam permodalan maupun pengetahuan tentang pengembangan usaha.
2. Ada hubungannya. Keragaman ideologi mengandung implikasi yang signifikan terhadap struktur kepemimpinan negara. Perubahan otoritas KNIP dan munculnya berbagai partai politik di Indonesia menjadi dua katalisator utama terhadap perubahan struktur kekuasaan pemerintahan. Susunan kabinet yang dibentuk pada 2 September 1945 mencerminkan komposisi yang mewakili keragaman ideologi di Indonesia. Maklumat 3 November 1945 juga berperan dalam susunan lembaga kepresidenan negara.
3. Dunia Internasional dan PBB mengecam Agresi Militer Belanda II dan memberi dukungan kepada Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan dengan Belanda. Dewan Keamanan PBB mendirikan UNCI yang bertugas untuk menyelesaikan masalah Indonesia-Belanda salah satunya dengan mengusahakan terwujudnya Perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.
4. Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir Desember 1949. Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun berikutnya. Untuk keamanan akan dibentuk APRIS dengan TNI sebagai intinya.
5. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilu. Meningkatkan taraf kemakmuran, pendidikan, dan keamanan rakyat. Berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat, memperbaiki hubungan dengan Belanda, dan konsisten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif.
6. Deklarasi Ekonomi dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada 23 Maret 1963. Deklarasi ini berisi tentang peraturan ekspor impor dan masalah penetapan harga.
7. Kabinet Natsir masa jabatan 6 September 1950 – 18 April 1951. Kabinet Sukiman masa jabatan 26 April 1951 – 1952. Kabinet Wilopo masa jabatan 19 Maret 1952 – 2 Juni 1953. Ali Sastroamidjojo I masa jabatan 31 Juli 1953 – 24 Juli 1955. Kabinet Burhanuddin Harahap masa jabatan Agustus 1955 – 3 Maret 1956. Kabinet Ali Sastroamidjojo II masa jabatan 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957. Kabinet Djuanda masa jabatan 9 April 1957 – Juli 1959.
8. Pada masa Demokrasi Terpimpin, kehidupan politik Indonesia dikendalikan oleh Presiden Soekarno dengan mendirikan Front Nasional, membubarkan DPR hasil Pemilu 1955 dan menegakkan NASAKOM yang menguntungkan PKI.
9. Pemberlakuan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan momen pergantian sistem demokrasi Indonesia dari Demokrasi Liberal/Parlementer ke sistem Demokrasi Presidensial. Dekrit ini juga menandai berakhirnya tugas Konstituante setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti UUDS 1950.
10. Manifesto Politik Republik Indonesia (MANIPOL) yang disampaikan oleh Presiden Soekarno berisi pernyataan bahwa demokrasi yang tepat bagi bangsa Indonesia bukanlah Demokrasi Liberal, melainkan demokrasi yang berangkat dari akar budaya bangsa Indonesia sendiri. Demokrasi ini menempatkan toleransi dan musyawarah untuk mufakat dengan berlandaskan hati nurani yang luhur atas dasar ketuhanan. Untuk melaksanakan MANIPOL, digunakanlah strategi politik, yaitu UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (USDEK).
11. Pada bulan Agustus 1965, Presiden Soekarno dikabarkan sakit keras. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh PKI untuk merebut kekuasaan. Pimpinan Biro Khusus PKI kemudian mengadakan rapat untuk mempersiapkan gerakan yang akan dilaksanakan pada 30 September. Pada 30 September 1965, PKI menculik dan membunuh enam orang perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Ketujuh perwira tersebut dibawa ke Lubang Buaya. Selain itu, PKI juga membunuh Ade Irma Suryani, putri Jenderal Nasution. Bersamaan dengan waktu penculikan, PKI juga menduduki RRI dan Pos Telekomunikasi. Di Jawa Tengah, G30S/PKI berhasil merebut kekuasaan di Semarang dan Yogyakarta. PKI berhasil menculik dan membunuh Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiyono. ABRI kemudian mengadakan Operasi Penumpasan yang mulai dilancarkan pada 1 Oktober 1965.
12. Pemerintah memberikan wewenang kepada Jendral Ahmad Yani sebagai pemimpin operasi penumpasan. Operasi militer gabungan untuk daerah Sulawesi Utara dinamakan Operasi Sapta Marga. Pada Februari 1958, pesawat-pesawat AURI melakukan pengeboman pada sejumlah kota tempat konsentrasi pasukan PRRI lainnya. Pasukan TNI juga didaratkan melalui laut. Pemerintah pusat juga memecat Somba dan Runturambi. Pemberontakan PRRI/Permesta akhirnya dapat dilumpuhkan sekitar Agustus 1958, walaupun sisanya masih ada hingga tahun 1961.
13. Muncul tuntutan dari berbagai pihak agar pemerintah segera menumpas PKI, membersihkan pemerintahan dari unsur PKI, dan memperbaiki perekonomian Indonesia. Tuntutan tersebut berasal dari KAMI, KAPPI, KAPI, KABI, KASI, dan KAWI. Selain itu muncul Naskah Deklarasi Mendukung Pancasila yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Kesatuan Aksi dan Front Pancasila.
14. Fusi partai politik menjadi PDI, PPP, dan Golongan Karya. Munculnya berbagai organisasi profesi, seperti Korpri dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia.
15. Kehidupan ekonomi dan sosial Indonesia pasca reformasi semakin memburuk. Tingginya angka pengangguran dan melambatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kriminalitas meningkat. Investasi asing di Indonesia juga menurun dan IMF menuntut pemerintah untuk menghapus subsidi.

Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO: 17
SMA : SMA ISLAM T. HUDA BUMIAYU
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai
dengan Masa Reformasi
Kompetensi Dasar : 2.3. Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi serta
Perubahan Masyarakat di Indonesia pada Masa
Reformasi
Indikator : - Mendeskripsikan kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat pascareformasi
Alokasi Waktu : 1x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
• Mendeskripsikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pascareformasi

B. Materi Pembelajaran
• Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pascareformasi

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, wawancara

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pascareformasi?”.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
• Peserta didik melakukan wawancara dengan narasumber yang mengalami peristiwa masa-masa reformasi 1998 sebagai tugas portofolio (Analitika hal 159).
3. Kegiatan Penutup
• Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
• Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar
• Kurikulum KTSP dan perangkatnya
• Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XII IPS - ESIS
• Buku sumber Sejarah SMA XII IPS – ESIS (hal 135 – 168)
• Peta konsep
• Power point
• OHP
• Internet

F. Penilaian
• Wawancara dengan narasumber yang mengalami peristiwa masa-masa reformasi 1998 sebagai tugas portofolio (Analitika hal 159).

Format Penilaian Portofolio
Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi
Pemahaman tentang peristiwa masa-masa reformasi 1998
Pengetahuan tentang teknik wawancara
Keberanian melakukan wawancara
Ketepatan menggunakan teknik wawancara
Kemampuan mengumpulkan data
Penyajian, bahasan dan bahasa
Jumlah










Bumiayu, 2010.
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran



H. Tasripin, S.Pd Drs. Harun Nurosid
NIP. 132279333 NIP. ---









baca selengkapnya ( klik ) di sini...