mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Kependidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Kependidikan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Juni 2012

PENDIDIKAN KARAKTER

PENTINGNYA 
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

         Sekarang ini banyak kita jumpai perilaku menyimpang di masyarakat. Dulu pejabat Negara itu terhormat dan dihormati, tetapi di jaman sekarang ini hampir semua pejabat publik, bahkan presiden dan wakil presiden menjadi bahan olok-olok demonstran di jalanan Bahkan lapisan masyarakat yang semestinya terhormat (berkarakter) pun banyak yang bertindak anarkis.Anarkisme berlangsung dari jalanan hingga Senayan
Pertanyaannya, apakah ini perilaku musiman atau memang karakter masyarakat kita ?
Mengapa terjadi begini ? salah siapa ? tanggung jawab siapa ?  
LATAR BELAKANG 

Persoalan budaya dan karakter bangsa: 1. korupsi 2. kekerasan 3. kejahatan seksual 4. perusakan 5. perkelahian massal 6. kehidupan ekonomi yang konsumtif 7. kehidupan politik yang tidak produktif 3 MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI INDONESIA 1. Tantangan dan pusaran arus globalisasi. 2. Masalah internal: KKN, distabilisasi, teror, sparatisme. 3. Adanya krisis : identitas diri, ideologi, karakter, kepercayaan. KEDUDUKAN PPKB PENGERTIAN Pendidikan : adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik Budaya: Keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. Karakter: Watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. PENGERTIAN PBKB Suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik, agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai nilai kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. TUJUAN PBKB 1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik; 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik; 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah FUNGSI PBKB  Pengembangan:  pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa  Perbaikan:  memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat  Penyaring:  untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. NILAI-NILAI DALAM PBKB 1. AGAMA 2. PANCASILA 3. BUDAYA 4. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL SUMBER NILAI-NILAI  Agama: nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.  Pancasila: Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.  Budaya: tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut.  Tujuan Pendidikan Nasional; adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan ketiga sumber yang disebutkan di atas. Pasal 33 UU SISDIKNAS : Pendidikan Nasional bertujuan : mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap , kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis. SUMBER NILAI DALAM PBKB Bervisi, Cerdas, Kreatif, Terbuka Olah Pikir Olah Hati Nilai-nilai Luhur dan Perilaku Berkarakter Olah Raga Olah Rasa dan Karsa Gigih, kerja keras, disiplin, bersih, bertanggung- jawab, peduli, demokratis, gotong- royong, suka membantu PRINSIP DAN PENDEKATAN PBKB tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran 1. Berkelanjutan proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. 2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; 3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan Bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran. Materi pelajaran bisa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai- nilai budaya dan karakter bangsa 4. Proses pendidikan dilakukan secara aktif dan menyenangkan Dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru, Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. PENGINTEGRASIAN DALAM MATA PELAJARAN 1. Mengkaji SK dan KD PBKB sudah tercantum di dalamnya ? 2. Menggunakan tabel Keterkaitan SK, KD dengan nilai dan indikator 3. Mencantumkan nilai PBKB ke dalam silabus, ke RPP 4. Mengembangkan ke dalam PBM menyenangkan 5. Memberi bantuan pada peserta didik bila mengalami kesulitan NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja Keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokratis 9. Rasa Ingin Tahu 10. Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12. Menghargai Prestasi 13. Bersahabat/Komuniktif 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial 18. Tanggung-jawab 1. NILAI RELIGIUS DESKRIPSI : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. INDIKATOR SEKOLAH :  Merayakan hari-hari besar keagamaan.  Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.  Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. INDIKATOR KELAS :  Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.  Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. 2. NILAI JUJUR DESKRIPSI : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. INDIKATOR SEKOLAH :  Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.  Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.  Menyediakan kantin kejujuran.  Menyediakan kotak saran dan pengaduan.  Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. INDIKATOR KELAS :  Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.  Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.  Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.  Larangan menyontek 3. NILAI TOLERANSI DESKRIPSI : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya INDIKATOR SEKOLAH :  Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas.  Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. INDIKATOR KELAS :  Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan, suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.  Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.  Bekerja dalam kelompok yang berbeda. 4. NILAI DISIPLIN DESKRIPSI : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan INDIKATOR SEKOLAH :  Memiliki catatan kehadiran. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.  Memiliki tata tertib sekolah.  Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.  Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. INDIKATOR KELAS :  Membiasakan hadir tepat waktu.  Membiasakan mematuhi aturan  penanaman disiplin kepada siswa  Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja. 5. NILAI KERJA KERAS DESKRIPSI : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. INDIKATOR SEKOLAH : Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja. INDIKATOR KELAS : Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar. 6. NILAI KREATIF DESKRIPSI : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki INDIKATOR SEKOLAH : Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif. INDIKATOR KELAS :  Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.  Pemberian tugas yang menantang munculnya karya- karya baru baik yang autentik maupun modifikasi. 7. NILAI MANDIRI DESKRIPSI : Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. INDIKATOR SEKOLAH : Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik INDIKATOR KELAS : Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri Kreatif dalam Membuat Media Pembelajaran Mempresentasikan hasil kerja kelompok (menguji kemampuan anak dalam pembuatan media power point) 8. NILAI DEMOKRATIS DESKRIPSI : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain INDIKATOR SEKOLAH :  Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.  Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.  Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka. INDIKATOR KELAS :  Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.  Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.  Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.  Mengimplementasikan model- model pembelajaran yang dialogis dan interaktif 9. NILAI RASA INGIN TAHU DESKRIPSI : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. INDIKATOR SEKOLAH :  Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.  Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. INDIKATOR KELAS :  Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.  Eksplorasi lingkungan secara terprogram.  Tersedia media komunikasi atau informasi media cetak atau media elektronik). 10. NILAI SEMANGAT KEBANGSAAN DESKRIPSI : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. INDIKATOR SEKOLAH :  Melakukan upacara rutin sekolah.  Melakukan upacara hari-hari besar nasional.  Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.  Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.  Mengikuti lomba pada hari besar nasional INDIKATOR KELAS :  Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial- ekonomi.  Mendiskusikan hari- hari besar nasional 11. NILAI CINTA TANAH AIR DESKRIPSI : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. INDIKATOR SEKOLAH :  Menggunakan produk buatan dalam negeri.  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.  Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia INDIKATOR KELAS :  Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia.  Menggunakan produk buatan dalam negeri. 12. NILAI MENGHARGAI PRESTASI DESKRIPSI : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. INDIKATOR SEKOLAH :  Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.  Memajang tanda- tanda penghargaan prestasi. INDIKATOR KELAS :  Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.  Memajang tanda- tanda penghargaan prestasi.  Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi. 13. NILAI BERSAHABAT/KOMUNIKTIF DESKRIPSI : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. INDIKATOR SEKOLAH :  Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.  Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.  Saling menghargai dan menjaga kehormatan.  Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban INDIKATOR KELAS :  Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.  Pembelajaran yang dialogis.  Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.  Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.  Komunikasi antara kepala sekolah, guru dan siswa  Pembiasaan bersalaman saat masuk sekolah 14. NILAI CINTA DAMAI DESKRIPSI : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya INDIKATOR SEKOLAH :  Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.  Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.  Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang INDIKATOR KELAS :  Menciptakan suasana kelas yang damai.  Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.  Pembelajaran yang tidak bias gender.  Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang 15. NILAI GEMAR MEMBACA DESKRIPSI : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya INDIKATOR SEKOLAH :  Program wajib baca.Frekuensi kunjungan perpustakaan.  Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca INDIKATOR KELAS :  Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.  Frekuensi kunjungan perpustakaan.  Saling tukar bacaan.  Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi, 16. NILAI PEDULI LINGKUNGAN DESKRIPSI : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. INDIKATOR SEKOLAH :  Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.  Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.  Menyediakan kamar mandi dan air bersih.  Pembiasaan hemat energi.  Membuat biopori di area sekolah.  Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.  Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.  Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.  Menyediakan peralatan kebersihan.  Membuat tandon penyimpanan air.  Memrogramkan cinta bersih lingkungan. INDIKATOR KELAS :  Memelihara lingkungan kelas.  Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.  Pembiasaan hemat energi  Kegiatan jum’at bersih  Pembiasaan Memisahkan Jenis Sampah  Budaya bersih 17. NILAI PEDULI SOSIAL DESKRIPSI : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. INDIKATOR SEKOLAH :  Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.  Melakukan aksi sosial.  Menyediakan fasilitas untuk menyumbang INDIKATOR KELAS :  Berempati kepada sesama teman kelas.  Melakukan aksi sosial.  Membangun kerukunan warga kelas. 18. NILAI TANGGUNG-JAWAB DESKRIPSI : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. INDIKATOR SEKOLAH :  Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.  Melakukan tugas tanpa disuruh.  Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.  Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas INDIKATOR KELAS : • Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. • Mengajukan usul pemecahan masalah • Kepedulian social • Tanggungjawab terhadap lingkungan PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN Kelas Sekolah Luar sekolah IMPLEMENTASI DALAM KTSP 1. Visi 2. Misi 3. Tujuan Sekolah 4. Struktur Kurikulum 5. Kalender Akademik  Kegiatan Ekstra Kurikuler  Kegiatan Bimbingan Konseling  Kegiatan Terprogram  Kegiatan Rutin  Kegiatan Spontan  Kegiatan Teladan  Integrasi dalam mata pelajaran  Muatan Lokal IMPLEMENTASI PBKB DALAM PROSES PEMBELAJARAN Sejarah 1. PENDAHULUAN R P P 1. Kegiatan Pendahuluan • Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menerapkan permainan “Aku Adalah” dengan menunjuk siswa secara acak untuk menyebutkan nama dan asal usul keluarganya. Siswa yang telah ditunjuk kemudian dipersilahkan menunjuk teman lain untuk melakukan hal yang sama. • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: • Guru menjelaskan arti kata sejarah berdasarkan asal usul kata dengan peta konsep (hal 3 – 4). ((nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: • Penugasan mencari pengertian arti kata sejarah dan pandangan tokoh tentang sejarah dari situs di www.pagenjahan.blogspot.com , www.yahoo.com, www.wikipedia.com, www.google.com. (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); • Tanya-jawab berdasarkan hasil temuan siswa dari internet dan mencermati contoh pandangan tokoh mengenai sejarah di buku teks (hal 4 – 7). (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); • Peserta didik secara individu membuat pohon silsilah keluarga dan sejarah keluarga dalam bentuk karangan (Aktivitas hal 7). (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: • Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu.); • Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.) 3. Kegiatan Penutup • Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); • Menarik kesimpulan materi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, peduli lingkungan, tanggung jawab.); • Siswa mengerjakan latihan soal UKK sejarah kelas x tahun 2011/2012 secara on line di www.pagenjahan.blogspot.com sebagai pre test ( nilai yang ditanamkan :jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, tanggung jawab ) KESIMPULAN 1. Perubahan pembelajaran harus terjadi di seluruh sekolah sehingga terjadi budaya sekolah 2. Kepala Sekolah merupakah tokoh sentral perubahan tsb. Jika hanya satu atau dua guru saja dari sekolah tersebut yang diberi pelatihan/sosialisasi maka perubahan sulit terjadi. 3. Perubahan dilakukan dengan melaksanakan penguatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam KTSP masing-masing sekolah Tugas Pengawas Menurut PP 74 tahun 2008 adalah melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru dan pengawasan. Menurut permendiknas no. 12 tahun 2007 Adalah melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik Selamat mencoba PBKB baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Kamis, 11 Agustus 2011

TIPOLOGI SISWA


(DENGAN PENDEKATAN FIQH)

menuju Siswa IDEAL

ada 5 Tipe Siswa :
1. Siswa Wajib
2. Siswa Sunnah
3. Siswa Mubah
4. Siswa Makruh
5. Siswa Haram
seperti apakah tipe siswa tersebut ?



TIPE Siswa WAJIB
1. Berakhlak mulia
2. Semua orang merasa senang dengan kehadirannya
3. Semua orang merasakan manfaat dengan kehadirannya
4. Apabila tidak ada Banyak yang merasa kehilangan

TIPE Siswa SUNNAH
1. Berprestasi, Semangat belajarnya baik
2. Pribadinya menyenangkan
3. Hanya ketika tidak ada, lingkungan-nya tidak merasa kehilangan (biasa-biasa saja)

TIPE Siswa MUBAH
1. Tidak punya Motivasi, dan asal- asalan
2. Tidak memikirkan kualitas dan prestasi
3. Kehadirannya biasa-biasa saja, dan ketidakhadirannya pun biasa-biasa saja

TIPE Siswa MAKRUH
1. Biang gosip
2. Bicara sia-sia, selalu ketus, marah dan menyinggung perasaan
3. Kehadirannya menjadi masalah, dan ketiadaanya biasa-biasa saja

TIPE Siswa HARAM
1. Kehadirannya sangat menjengkelkan
2. Tidak hadirnya sangat disyukuri

Untuk Menjadi Siswa Wajib
 Ibadahnya benar
 Akhlak terpuji
 Pribadinya kredibel
 Profesional
 Kompeten

5 S

Menjadi Siswa dengan Pribadi
Simpatik dan Menawan

Senyum
Salam
Sapa
Sopan
Santun

MEMULAILAH !!
Bergaul dengan sopan penuh kelembutan
Bicara hati-hati, dan jangan menyinggung perasaan

SOPAN PADA KONDISI APAPUN
 BERDIRI
 DUDUK
 MENYIMPAN TANGAN
 MENYURUH
 MENYELONJORKAN KAKI
 MENUNJUK
 BERBUSANA
 BERBICARA, DLL.

SOPAN KEPADA SIAPAPUN
 Kepala Sekolah
 Sesama Guru
 Tata Usaha
 Pengusaha
 Pejabat
 Sesama Siswa
 Kaum Dhuafa
 Sopir
 Tukang Becak
 Tukang Ojek
 Kusir Dokar
 Pedagang Kecil
 Petani

Akhlak Yang Menawan Ini lahir dari niat yang tulus, buah dari Qolbu yang bersih
serta dari

Sikap tidak memandang rendah orang lain dan menganggap setiap orang adalah penting

Pribadi Kredibel
 Jujur & Terpercaya
 Cakap Memuaskan
 Kreatif & Inovatif

5 AS Siswa DALAM Studynya
 Belajar Keras
 Belajar Cerdas
 Belajar Kualitas
 Belajar Tuntas
 Belajar Ikhlas

Siswa PEJUANG
Belajar Terus, Berkorban untuk Mencapai Kesuksesan

Siswa TypePEKERJA
Belajar Kalau ada Tugas

Siswa Type PENJAHAT
Mengorbankan Orang Lain
untuk Kepentingan Dirinya

• SELF-CONFIDENCE (PERCAYA DIRI)

• UNDERSTANDING (PEMAHAMAN DIRI)

• CREATIVE (KREATIF)

• COLLABORATION (KERJASAMA)

• EXELLENCE (YANG TERBAIK)

• ENJOYMENT (SANTAI TAPI SERIUS)

• DETERMINATION (HADAPI TANTANGAN)

SELF-CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI)
• KESUKSESAN DIMULAI DENGAN PERCAYA DIRI
• HARGAI KESUKSESAN KECIL YANG PERNAH DIRAIH
• YAKIN BAHWA KITA MEMILIKI POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

UNDERSTANDING (PEMAHAMAN DIRI)
• MEMAHAMI KELEMAHAN DIRI
• MEMAHAMI POTENSI DIRI

CREATIVITY (KREATIFITAS)
• KEINGINTAHUAN
• MOTIVASI UNTUK BERKEMBANG

COLLABORATION (KERJASAMA)

• Banyak hal yang sulit dilakukan secara individu, dengan mudah dapat diselesaikan secara kerjasama.

EXELENCE / YANG TERBAIK
ANDA BISA MENJADI YANG TERBAIK

ENJOYMENT / SANTAI DAN SERIUS
HADAPI :

Jangan panik
Jangan Putus Asa
Jangan Tergesa2
Jangan Didramatisir
Jangan Emosional

HAYATI :
Siap sebelum terjadi
Ridho bila sudah terjadi
Jangan mempersulit diri
Evaluasi diri
Cukuplah Allah tempat bergantung

NIKMATI
SYUKURI
SABAR

DETERMINATION/HADAPI TANTANGAN

 HADAPI KESULITAN, JANGAN LARI ATAU MENGHINDAR DARI KESULITAN

PENUTUP
Ada pepatah bijak orang tua kita :

Jika hendak seribu daya

Jika tak hendak seribu dalih

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Rabu, 13 April 2011

STRATEGI BELAJAR EFEKTIF


Belajar sangat penting bagi kehidupan seseorang. Dalam pendidikan, belajar merupakan unsur yang sangat fondamental. Dengan belajar seseorang akan memperoleh kemampuan baru. Dengan belajar, nilai-nilai sekolah meningkat sehingga kehormatan, harga diri, dan motivasi meningkat. Dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri, ketrampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. Bagaimanakah cara belajar yang efektif dan efisien ???

DEFINISI DAN TEORI-TEORI POKOK BELAJAR

A. Definisi Belajar

Belajar adalah berproses yang merupakan unsur yang sangat fondamental dalam pendidikan. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara atau pola tingkah laku sebagai usaha untuk memperoleh kemampuan baru. Dengan memahami definisi belajar, berarti seseorang yang melakukan kegiatan belajar, mestinya memperoleh kemampuan baru.

B. Teori-Teori Pokok Belajar

Teori belajar adalah teori yang membahas dan menjelaskan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan proses belajar. Ada dua kelompok tentang teori belajar:

1. Teori belajar kelompok kognitif-holistik

Teori belajar kelompok kognitif-holistik yang berorientasi pada
fenomenologis yang beranggapan bahwa manusia sebagai sumber semua
kegiatan, meliputi teori berikut :

a. Teori Gestalt ( Koffka dan Kohler )
Bahwa belajar yang penting adanya penyesuaian pertama
seseorang memperoleh respons yang tepat, untuk memecahkan
problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulang hal-hal
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight
( pemecahan )

b. Teori Medan ( Lewin )
Bahwa seseorang yang menghadapi masalah jika ingin
memecahkan masalahnya maka orang akan meletakan masalah itu
pada suatu medan atau konteksnya sehingga terpecahkan masalahnya.
Untuk itu, banyak latihan dan banyak pengalaman menyelesaikan
masalah sangat diperlukan

2. Teori belajar kelompok behavioristik elementaristik

Teori belajar kelompok behavioristik elementaristik yang berorientasi
pada behavioristik yang memandang manusia sebagai organisme yang pasif
yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang terdapat dalam lingkungannya,
meliputi teori berikut :

a. Teori Koneksionisme atau asosiasi ( E.L. Thorndike )
Bahwa belajar melalui proses mencoba-coba, kadang-kadang salah,
tetapi akhirnya berhasil

b. Teori Operant Conditioning ( Skinner )
Jika seseorang melakukan kegiatan belajar, lalu mendapat hadiah
maka seseorang itu akan menjadi lebih giat belajarnya ( responsnya
akan lebih intensif atau kuat )

C. Gaya Belajar

Cara belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi. Banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Misalnya , faktor fisik, emosional, dan lingkungan. Sebagian orang , misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada seseorang yang dapat belajar secara berkelompok, sementara yang lain memilih figur otoriter, seperti orang tua dan guru. Seseorang dapat belajar dengan mendengarkan musik. Sementara itu , seseorang baru dapat berkonsentrasi dalam keadaan dan ruangan sepi.

Dalam hal gaya belajar, seseorang dipengaruhi oleh modalitas belajar, yaitu faktor :
- Visual , yaitu belajar dengan cara melihat
- Auditorial, yaitu belajar dengan cara mendengr; dan
- Kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh.

Berikut ciri-ciri perilaku seseorang yang sedang belajar berdasarkan modalitas belajar:
1. Orang-orang Visual mempunyai ciri-ciri antara lain :
a. berbicara dengan cepat
b. mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
c. mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
d. pembicara cepat dan tekun
e. lebih suka membaca daripada dibacakan
f. lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
g. biasanya tidak terganggu oleh keributan
h. teliti terhadap detail
i. kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan

2. Orang-orang Auditorial mempunyai ciri-ciri antara lain :
a. berbicara dengan diri sendiri saat bekerja
b. mudah terganggu oleh keributan
c. senang membaca dengan keras dan mendengarkan
d. merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
e. biasanya pembicara yang fasih
f. belajar dengan mendengarkan dengan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
g. suka berbicara, suka berdiskusi dan menyelesaikan sesuatu dengan panjang lebar

3. Orang-orang Kinestetik mempunyai ciri-ciri antara lain :
a. berbicara dengan perlahan
b. menanggapi atau perhatian fisik dan banyak bergerak
c. belajar melalui manipulasi dan praktek
d. menghafal dengan cara berjalan dan melihat
e. menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
f. banyak menggunakan isyarat tubuh
g. tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
h. kemungkinan tulisannya jelek
i. ingin melakukan segala sesuatu
j. menyukai permainan yang menyibukkan

Sebagai bahan kelengkapan gaya belajar seseorang, apakah type visual,
auditorial, ataupun kinestetik, Super Camp, sebuah lembaga pendidikan di
Amerika Serikat memberikan 20% informasi dari Super Camp yang yang
membuat 80% perbedaan dalam cara belajar seseorang. 20 % yang amat
penting ini mencakup bidang dan ketrampilan berikut :
1. bersikap positif
2. termotivasi
3. menemukan cara belajar
4. menciptakan lingkungan belajar yang sempurna
5. membaca dengan cepat
6. membuat catatan yang efektif
7. mempelajari teknik penulisan yang canggih
8. berpikir kreatif
9. mengembangkan hafalan yang menakjubkan

D. Belajar Efektif Dan Efisien

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris effective, yang artinya berhasil
guna , sedang efisien berasal dari kata efficient, yang artinya berdaya guna.
Belajar yang efektif dan efisien berarti belajar yang berhasil guna dan berdaya
guna. Maksudnya, belajar yang bermanfaat, tepat sasaran, sesuai antara
perolehan hasil dengan waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan. Dengan kata
lain , waktu lebih singkat, tenaga sedikit, dan biaya ringan mendapatkan hasil
yang optimal.

Cara belajar yang efektif perlu memperhatikan prinsip – prinsip belajar.
Belajar adalah kegiatan mentransformasikan ilmu pengetahuan dari sumbernya
ke dalam otak. Apabila sumbernya buku, belajar berarti memperhatikan,
memahami, dan mendengarkan penjelasan guru. Proses transformasi ilmu
pengetahuan dari membaca, mendengarkan, dan melihat sampai terekam di sel-
sel otak ada tiga tahapan :
1. Tahap pertama tahu apa yang dibaca
2. Tahap kedua mengerti apa yang dibaca, didengar, atau dilihat
3. Tahap ketiga memahami apa yang dibaca, didengar atau dilihat

Agar dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dapat berhasil dengan
baik, perlu adanya motivasi belajar dan konsentrasi belajar motivasi belajar dapat
berasal dari diri si pelajar itu sendiri. Misalnya , niat yang kuat, kesadaran diri,
rasa tanggung jawab, sedangkan motivasi dari luar lingkungan si pelajar ,
misalnya, pujian atau hadiah, dan orang lain yang berhasil dan sebagainya.

Belajar efektif dan efisien harus memahami materi yang sedang dipelajari,
dengan memperhatikan lingkungan belajar yang tepat, yaitu :
1. menciptakan suasana yang nyaman dan santai
2. menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk berkonsentrasi.
3. menciptakan dan menyesuaikan suasana hati dengan berbagai jenis musik
4. menggunakan pengingat-pengingat visual untuk mempertahankan sifat positif. Dan
5. berinteraksi dengan lingkungan untuk menjadi peserta didik yang lebih baik

Dalam hal membaca, hal yang perlu diperhatikan adalah
1. mengembangkan kecepatan membaca secara dramatis
2. meningkatkan pemahaman dan daya ingat
3. menambah perbendaharaan kata dan menambah bank data
4. menghabiskan sedikit waktu untuk membaca sehingga masih dapat mengerjakan hal – hal lain

Kiat – kiat untuk membaca adalah :
1. mempersiapkan diri
2. meminimalkan gangguan
3. duduk dengan sikap tegak
4. meluangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran
5. menggunakan jari atau benda lain sebagai petunjuk
6. melihat sekilas bahan bacaan sebelum mulai membaca

Dalam hal mencatat tingkat tinggi, yang harus diperhatikan adalah :
1. melihat seluruh gambaran secara sekilas
2. mengingat detail secara mudah
3. melihat hubungan antara gagasan dan konsep
4. bekerja sama dengan otak, bukan bertentangan dengannya, dan
5. menyingkirkan format outline yang membosankan selamanya

Kiat – kiat untuk memperlancar penulisan adalah :
1. mulailah secepatnya
2. putarlah musik
3. cari waktu yang tepat
4. berolahragalah
5. bacalah apa saja
6. mengelompok-kelompokkan pekerjaan, dan
7. gunakan warna – warna

Selanjutnya, dalam hal belajar materi yang bersifat hafalan, sebaiknya diikuti
petunjuk berikut :
1. bacalah secara cepat seluruh materi yang diperlukan
2. kemudian bacalah kembali ( diulang ) secara perlahan-lahan sambil membuat ringkasan materi inti
3. cocokkan kembali hasil ringkasan terhadap materi inti
4. kumpulkan dalam bentuk materi baru dari hasil seluruh ringkasan
5. apabila ingin mempelajari banyak materi dalam waktu yang singkat, cukup dengan membaca hasil ringkasannya saja

Dalam hal mempelajari materi yang bersifat hitungan dengan banyak rumus ,
dalil dan aksioma, sebaiknya ikuti petunjuk berikut :
1. kuasai isi materi secara mendalam
2. hafalkan rumus atau dalil yang berhubungan dengan materi
3. gunakan rumus atau dalil untuk memecahkan persoalan
4. apabila gagal, konsultasikan dengan guru pemberi materi
5. sebaiknya berlatihlah dari persoalan yang mudah menuju persoalan yang semakin sukar
6. untuk melatih diri menyukai menyelesaian persoalan ( soal-soal ) ada baiknya mengerjakan ulang contoh soal dalam buku. Kerjakan berulang - ulang sampai paham betul


baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Jumat, 31 Desember 2010

PEDOMAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

FILOSOFI DAN PRINSIP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

FILOSOFI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 Dua Filosofis sangat berpengaruh dalam kegiatan Penelitian
– Positivistik
– Naturalistik
 Penelitian Tindakan kelas lebih dekat dengan Naturalistik Kualitatif
Lebih diutamakan menangkap fenomena secara alami dan peneliti cenderung berinteraksi dengan responden


ONTOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 Tim peneliti mengamati dan mengorganisasi kondisi dimana mereka dapat belajar, dari pengalaman mereka dapat diakses oleh yang lain.
 Peneliti bekerjasama atau berkolaborasi secara intensif agar dapat menangkap gejala dari responden secara natural.

PENELITIAN TINDAKAN
 Disebut juga Action Research
 Menimbulkan issu pro dan Kontra diantara para peneliti
 Memecahkan permasalahan praktis.
 Memungkinkan penelitian melakukan Reflective Thinking
 Menekankan pada perbaikan praktis dari pada pengembangan pengetahuan

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN
 Problem yang dipecahkan adalah persoalan praktis
 Peneliti memberikan perlakukan nyata yang berupa tindakan (treatment)
 Dilaksanakan secara kolaboratif
 Langkah-langkah penelitian direncanakan dalam bentuk siklus/tingkatan/daur
 Banyaknya siklus dua atau lebih, tergantung tujuan penelitian apakah sudah dapat dicapai dan permasalahan dapat dicarikan solusinya
 Selalu ada reflective thinking atau retrospeksi terhadap tindakan dan implikasi yang telah diberikan pada subjek/responden/ siswa
 Penelitian dengan manusia daripada penelitian atas manusia
 Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian partisipatif

PERKEMBANGAN PTK DI BIDANG PENDIDIKAN
 Dibedakan dalam dua macam Penelitian
– Classroom action Research (Penelitian Tindakan Kelas) bekerjasama (dosen dan guru) guru pengampu mata pelajaran di sekolah
– Research for Instructional Quality Improvement (Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Instruksional) dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah
TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Adalah untuk :
 memperbaiki proses instruksional dan kurikulum dari aspek praktis
 meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
 Pengembangan Staff (Staff development)

MANFAAT PENELITIAN
 Meningkatkan kompetensi guru/dosen dalam mengatasi masalah pembelajaran
 Meningkatkan sikap profesional guru
 Meningkatkan interaksi antara guru dan siswa
 Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa
 Meningkatkan kualitas penggunaan media, alat bantu dan sumber belajar

SETTING PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 Penelitian dilakukan di dalam kelas, sekolah, dan di masyarakat
 Untuk kepentingan peningkatan pendidikan khususnya di sekolah
 Dianjurkan bekerjasama (collaboration) dengan guru pengampu di sekolah
 Bekerjasama dengan para dosen di PT yang relevan

HAL YANG PERLU DIPAHAMI DALAM PTK
 PTK UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
 PTK ADALAH PARTIPATORI
 PTK MELALUI SELF-REFLEKTIF SPIRAL
 PTK ADALAH KOLABORATIF
 PTK PROSES BELAJAR SISTEMATIK
 PTK MEMERLUKAN BANGUNAN TEORI TENTANG PRATEK PEMBELAJARAN

Penelitian Tindakan kelas

Dilakukan GURU  Meningkatkan Praktek Pembelajarannya


Identifikasi Masalah (Refleksi Awal)

Perumusan Masalah

Tujuan / Indikator Keberhasilan

KajianTeori dan Empiris

Hipotesis Tindakan

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan
Tindakan dan Observasi

Analisis Data

Indikator Keberhasilan
↓ ↓
Belum Tercapai Tercapai
↓ ↓
Refleksi STOP/ Pemantapan

kembali ke
(Refleksi Awal)

Fokus PTK
Berfokus pada PBM di kelasnya (hal-hal yang terkait dengan PBM di kelasnya dalam upaya peningkatan proses dan hasil belajar )

Bidang-bidang di dalam PTK
 Masalah belajar siswa di sekolah, seperti: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, dan peningkatan hasil belajar siswa.
 Desain dan strategi pembelajaran di kelas, seperti: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar mengajar siswa.

 Alat bantu, media dan sumber belajar, seperti: masalah penggunaan media, perpustakaan dan sumber belajar di dalam/ di luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
 Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis komptenesi
 Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, seperti: peningkatan kemandirian dan tanggung jawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang tua dalam PBM, serta peningkatan konsep diri peserta didik.
 Masalah kurikulum, seperti implementasi kurikulum, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar)

ACTION RESEARCH DI BIDANG PENDIDIKAN
 Hendaknya dibedakan dengan penelitian eksperimen (membedakan/mengkorelasikan antar variabel)
 Paling dekat dengan penelitian quasi experiment (penelitian semu), lebih berorientasi pada penelitian kualitatif naturalistik
 Siklus direncanakan lebih dari satu kali
 Menekankan perlunya deskriptif tebal yang intensif
 Lebih banyak interaktif dengan responden (guru dan siswa) yang diteliti


BAGAIMANA MEMULAI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 Mulai dari permasalahan kecil dan nyata
 Identifikasi permasalahan yang signifikan
 Permasalahan tersebut benar-benar eksis
 Sering ditemui dilingkup sekolah
 Koordinasikan dengan rekan guru
 Sepengetahuan kepala sekolah
 Dokumentasi semua data sejak proposal penelitian hasil penelitian secara sistematis.

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH YANG AKTUAL DALAM PTK

MASALAH
Pertanyaan: Mengapa?

• Ada kesenjangan
• Tidak seperti harapan
• Hasil tidak memuaskan

Merasakan Adanya Masalah
Pertanyaan-pertanyaan
 Apakah kompetensi awal siswa untuk mengikuti pembelajaran cukup memadai?
 Apakah pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
 Apakah siswa cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran?
 Apakah sarana/prasarana pembelajaran cukup memadai?
 Apakah pemerolehan hasil pembelajaran cukup tinggi?
 Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
 Apakah ada unsur inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran?
 Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inovatif tertentu?

Pertanyaan-pertanyaan
 Apakah masalah dapat diidentifikasi dengan jelas?
 Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan keberhasilan tindakan serupa yang pernah dilakukan sebelumnya?
 Bagaimana kesiapan peneliti melaksanakan tindakan yang dipilih?

Mengidentifikasi Masalah
 Menulis semua hal terkait dengan pembelajaran yang dirasakan perlu memperoleh perhatian untuk menghindari dampak yang tidak diharapkan
 Memilah dan mengklasifikasikan masalah sesuai dengan jenisnya, mencatat jumlah siswa yang mengalaminya, dan mengidentifikasi frekuensi timbulnya masalah
 Mengurutkan masalah sesuai dengan tingkat urgensinya untuk ditindaklanjuti (kemudahannya, keseringannya, dan jumlah siswa yang mengalaminya)
 Memilih permasalahan yang urgen untuk dipecahkan
 Mengkaji kelayakan, signifikansi, dan kontribusinya terhadap perbaikan pembelajaran apabila berhasil dipecahkan

Menganalisis Masalah
 Bagaimana konteks, kondisi, situasi atau iklim dimana masalah terjadi?
 Apa kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah?
 Bagaimana keterlibatan masing-masing komponen pembelajaran dalam terjadinya masalah?
 Bagaimana alternatif pemecahan yang dapat diajukan?
 Bagaimana perkiraan waktu yang diperlukan untuk pemecahan masalah?

Memilih Masalah
 Merupakan masalah pembelajaran yang aktual, yang benar-benar ada di dalam pembelajaran di sekolah
 Dapat dicari dan diidentifikasi faktor penyebabnya, sebagai dasar untuk menentukan alternatif tindakanyang akan diberikan
 Ada alternatif tindakan yang dipilih untuk dilakukan peneliti
 Memiliki nilai strategis bagi peningkatan atau perbaikan proses dan hasil pembelajaran

Perumusan Masalah
 Substansi: perlu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki pembelajaran
 Orisinalitas (tindakan): perlu mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru sebelumnya
 Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut
 Teknis: mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, seperti kemampuan metodologi penelitian, penguasan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran, kemampuan menyediakan fasilitas (dana, waktu, dan tenaga).

Petunjuk Praktis
 Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, tidak memiliki makna ganda
 Masalah penelitian dapat dituangkan dalam kalimat tanya
 Rumusan masalah menunjukkan hubungan antara tindakan dan hasil tindakan
 Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, yakni memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut
 Rumusan masalah menunjukkan secara jelas subyek dan/atau lokasi penelitian

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan :

1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi

Permasalahan  Perencanaan tindakan I  Pelaksanaan Tindakan I  Pengamatan/ Pengumpulah data I  Refleksi I 

Permasalahan baru hasil refleksi  Perencanaan tindakan II  Pelaksanaan Tindakan II  Pengamatan/ Pengumpulah data II  Refleksi II 

Bila permasalahan belum terselesaikan  dilanjutkan ke siklus berikutya

Tahap Perencanaan
 Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah harus faktual terjadi di lapangan, bersifat umum di kelasnya. Masalah harus penting dan bermanfaat pada peningkatan mutu hasil pembelajaran. Masalah harus dalam jangkauan kemampuan si peneliti.
 Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
 Merumuskan masalah secara jelas.
 Menetapkan cara untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
 Menentukan cara untuk dapat menguji hipotesis tindakan, dengan menjabarkan indikator keberhasilan, serta berbagai instrumen pengumpul data yang akan dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
 Membuat secara rinci rancangan tindakan.

Tahap Pelaksanaan Tindakan
 Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan benar-benar, namun harus tampak dan berlaku wajar.
 Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan ini umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata pelajaran tertentu.

Contoh ringkasan rencana tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK:

 Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan: A,B,C dan D.
 Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang menyenangkan.
 Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi
 Presentasi dan diskusi pleno: Masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran
 Jenis data yang dikumpulkan: makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan lain-lain

Tahap Melakukan Pengamatan
 Tahapan ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan.

 Pada tahapan ini, si peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

 Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.

 Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

 Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya.

 Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.

 Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indicator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan.

Tahap Melakukan Refleksi

 telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
 refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
 jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi

INSTRUMEN PTK
- SISI PROSES :
Input : prestasi, buku, peta kelas (kondisi awal)
Proses: sesuai dengan tindakan apa yang diambil
Output: prestasi, buku, peta kelas (kondisi akhir)

- SISI YANG DI AMATI
Guru: ekspresi, fisiologi, interaksi, aktivitas
Kelas: pengorganisasian kelas, lingkungan fisik kelas, tata letak, gambar-
gambar, dll
Murid: Individual, kelompok, interaksi, kinerja, perubahan-perubahan

CONTOH: FORMAT PENGAMATAN DISKUSI KELAS
No Elemen yang dinilai Skor
max Penilaian
Siswa Guru
1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 20
2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 20
3 Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan secara seksama 20
4 Menjawab pertanyaan sesuai dengan
maksud dan tujuan pertanyaan 20
5 Menghargai saran dan pendapat sesama
teman peserta diskusi 20
TOTAL 100

CONTOH: CATATAN ANEKDOTAL PENGAMATAN TERHADAP GURU
Nama pengamat : ELFINA
Tgl, bln pengamatan : 10 Oktober 2006
Pukul : 10.00 wib
Lama pengamatan : sekitar 30 menit
Yang diamati : Harun
Mata Pelajaran : Sejarah
Tujuan pengamatan : (sesuaikan dengan masalah dalam PTK)
Ibu Yessy bertanya kepada … ............ .............
..........
CONTOH: FORMAT PENILAIAN PROSES BELAJAR PETA KONSEP

No Elemen yang dinilai Skor
mak Penilaian
Siswa Guru
1 Peta konsep memiliki judul yang sesuai 10
2 Susunan kata-kata konsep dalam kotak sesuai dengan topik sains 10
3 Susunan kata-kata konsep telah diorganisir dari konsep yang umum ke konsep yang paling khusus 10
4 Peta konsep mudah diikuti 10
5 Menunjukkan pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan baru 10
6 Peta konse rapi dan dapat disajikan 10
TOTAL 60

CONTOH: RANAH AFEKTIF PEMBELAJARAN
No PERNYATAAN JAWABAN
SS S RR TS STS
1 Pembelajaran ...... dilaksanakan dengan pendekatan ... membuat saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran
2 Pembelajaran ......dilaksanakan dengan pendekatan ......... sangat menarik dan tidak membosankan
3 Jika pembelajaran ....... dilaksanakan dengan pendekatan ....... maka prinsip, konsep dan proses ....... lebih cepat saya pahami.
4 Pembelajaran ...... dilaksanakan dengan pendekatan ...... dapat memotivasi saya untuk berprestasi
5 ......................


MENYUSUN PROPOSAL
 Merumuskan judul penelitian
 Bidang Kajian
 Pendahuluan
 Perumusan dan Pemecahan Masalah
 Tujuan Penelitian
 Manfaat Penelitian
 Kajian Teori dan Pustaka
 Metode Penelitian
 Jadwal Penelitian
 Lampiran
 Daftar Pustaka

JUDUL PTK
 Ditulis secara singkat, spesifik dan jelas
 Menggambarkan masalah yang akan diteliti
 Menggambarkan tindakan penelitian yang dipilih untuk memecahkan masalah
 Maksimal sebanyak 15 kata

Bidang Kajian
 Tuliskan bidang kajian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
 Misalnya, bidang kajian pembelajaran, hasil pembelajaran peserta didik, kegiatan penilaian hasil pembelajaran, pengelolaan kelas.

Pendahuluan
Kemukakan secara jelas:
 masalah yang diteliti adlh masalah nyata terjadi di kelas/sekolah dan didiagnosis oleh guru di sekolah.
 masalah yang akan diteliti merupakan masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan,
 diidentifikasi secara cermat akar penyebab masalahnya.
 gambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab masalah tersebut.

Rumusan Masalah
 Rumusan masalah seyogyanya menggunakan kalimat pertanyaan, dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hal positif yang diharapkan.

Pemecahan Masalah
 Dalam mengajukan alternative pemecahan masalah agar diuraikan pendekatan dan konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah menunjukkan adanya akar penyebab masalah dengan upaya tindakan (action) yang jelas dan terarah

Tujuan Penelitian
 Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya.
 Tujuan ini dapat diuraikan secara jelas sehingga tampak indikator keberhasilannya

Manfaat Penelitian
 Uraikan manfaat penelitian sehingga tampak potensial untuk perbaikan pembelajaran di kelas dan tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lain di sekolah.
 Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini, dan kelihatan perbedaan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan sehari-hari.

Kajian Teori dan Pustaka
 Kemukakan teori, temuan dan bahan kajian lain yang relevan sebagai acuan, agar dapat dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan (intervensi) yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut.
 Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini.
 Jika perlu dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan.

Metode Penelitian
 Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.
 Kemukakan setting, obyek, waktu, dan lokasi penelitiannya.
 Prosedur penelitian agar dirinci dengan memperhatikan tahapan pada setiap siklus PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.
 Kemukakan aspek yang akan diamati dengan dilengkapi alat pengumpulan datanya.
 Tunjukkan siklus kegiatan penelitian.

Jadwal Penelitian

 Jadwal kegiatan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan, analisis dan persiapan siklus berikutnya, penyusunan laporan penelitian, dan penyerahan Laporan, dalam bentuk bar chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Rabu, 02 Juni 2010

CONTOH JUDUL - JUDUL PTK ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )


Berikut ini contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang pernah penulis lakukan di sekolah dalam rangka meningkatkan kwalitas Kegiatan Belajar – Mengajar beserta contoh judul-judul PTK dari sekolah lain. Judul – judul praktek PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) berikut ini, bagi para pembaca bisa dijadikan contoh untuk perbandingan dan tukar pengalaman.silahkan gratis download di sini. Semoga bermanfaat.

atau klik download .semoga bermanfaat.
CONTOH JUDUL - JUDUL PTK ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )

Berikut ini contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang pernah penulis lakukan di sekolah dalam rangka meningkatkan kwalitas Kegiatan Belajar – Mengajar beserta contoh judul-judul PTK dari sekolah lain. Judul – judul praktek PTK berikut ini , yang telah dilakukan oleh guru-guru lain, bagi para pembaca bisa dijadikan contoh untuk perbandingan dan tukar pengalaman. Semoga bermanfaat.

1. Efektifitas Pembelajaran Sejarah Islam /Tarikh melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siswa klas X SMA Islam T. Huda Bumiayu
2. Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007
3. Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
4. Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
5. Penerapan Pengajaran Konseptual Interaktif dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X3 SMA Negeri 3 Singaraja
6. Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja
7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Diklat Menyiapkan, Menyajikan Minuman Non-Alkohol Siswa II A1 SMKN 2 Singaraja
8. Pemberdayaan Prior Experience dalam Pembelajaran Modul Praktikum dengan Model Experential Learning sebagai upaya Meningkatkan Kompetensi Sains Siswa SMPN 2 Singaraja
9. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penilaian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Singaraja
10. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri Bermedia Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab. IKIP Singaraja
11. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja
12. Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
13. Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP
14. Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
15. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007
16. Peningkatan Penguasaan EYD Karangan Narasi dengan Teknik Koreksi Teman Sebaya Siswa Kelas VI SD Anjasmoro 02 Semarang
17. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika dengan Metode Presentasi Siswa Kelas Imersi SMP 1 Magelang Tahun Pembelajaran 2006/2007
18. Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar Pelajaran PKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Karanggedang Tahun Pelajaran 2006/2007
19. Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B SMP Negeri 2 Demak Tahun 2006
20. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB
21. Peningkatan Daya Berpikir Kritis Siswa terhadap Kondisi Lingkungannya melalui Penggunaan Peta Konsep pda Pembelajaran Sosiologi Kelas VII SMPN 1 Aikmel
22. Strategi Manajemen Saluran Penanganan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab pada Siswa SMPN 1 Selong
23. Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Negeri Selong
24. Upaya Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension Siswa Kelas X2 SMA PGRI 1 Lubuk Linggau dengan Menggunakan Pendekatan Genre-Based Approach
25. Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi dalam Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau
26. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Unsur Instrinsik Dongeng Melalui Teknik Bercerita Siswa Kelas 5 SD Negeri 4 Lubuk Linggau
27. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Lubuk Linggau Melalui Pengintegrasian Metode Clustering dan Journalist's Questions
28. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA/Sains Siswa Kelas IV dengan Pendekatan Kontekstual pada Sekolah Dasar Negeri 6 Matangglumpangdua Kecamatan Peusangan
29. Upaya Menuntaskan Indikator Pembelajaran Siswa dengan Model Direct Instruction Konsep Tata Surya Mata Pelajaran IPA - Fisika (Studi pada Siswa Kelas I-1 SMPN 12 Langsa)
30. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik di Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu
31. Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Metode Investigasi Kelompok
32. Pengkombinasian Problem Possing dan Cooperative Learning untuk Pengajaran Matematika di Kelas Unggul pada SMP Rintisan Sekolah Standar Nasional
33. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I-B SMPN 5 Kendari Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Paire-Share
34. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA SMA Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri
35. Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi di Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari
36. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Tongkat Estafet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Makanan (Kaji Tindak di Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kendari)
37. Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik
38. Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kendari
39. Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa XI Ilmu Alam SMA Negeri 5 Kendari
40. Efektivitas Model Pembelajaran Rogers dalam Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma di Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari
41. Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
42. Upaya Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Raklin dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri No. 9 Mandonga
43. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari
44. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mempelajari Naratif Teks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
45. Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan
46. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community dengan Teknik Permainan Komunikatif
47. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMP 1 Jember melalui Cerita
48. Pembelajaran Sain Berbasis Proyek (Project Based Learning) untuk Meningkatkan Academic Skill Siswa MI Miftahul Ulum Serut 02 Jember
49. Penerapan Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasi dalam Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember
50. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika pada Materi Aritmetika Sosial Menggunakan Pendekatan Kontekstual
51. Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember tentang Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)
52. Penerapan Strategi Belajar dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Keaktipan Belajar Siswa Prestasi Hasil Belajar pada Siswa Kelas III di SMA Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2005 - 2006
53. Peningkatan Image Anak tentang Tempat-Tempat Jauh (Hubungannya dengan Kehidupan Manusia dan Lingkungan) melalui Media Gambar dan Group Discussion di SDN Kranjingan 3 Sumbersari-Jember
54. Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep Biologi Melalui Strategi M2E (Mapping, Matrix, & Elaboration) pada Siswa Kelas 1 SMP Negeri 5 Banjarmasin
55. Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin pada Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif
56. Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif dan Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif
57. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Mengatasi Permasalahan dalam Pembelajaran Kimia Akibat Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin
58. Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin
59. Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa Kelas IIIB SMPN 21 Banjarmasin
60. Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan Lingkungan
61. Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI dengan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan
62. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN 5 Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
63. Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Memanfaatkan Aneka Sumber Belajar di SMPN I Pugung Kabupaten Tanggamus
64. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 SMA YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
65. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan
66. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Tanggungjawab Siswa dalam Proses Pembelajaran PKn Melalui Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Jigsaw di SMP Negeri 2 Mataram Kelas VIII
67. Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melalui Permainan (Studi di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)
68. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Sains di SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2005/2006
69. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe Pendekatan Struktural Think-Pair-Share) Siswa SMA Negeri I Metro Tahun Pelajaran 2006/2007
70. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok pada Siswa Kelas X SMAN 3 Metro Lampung
71. Pembelajaran di Luar Kelas dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Bersama untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Lingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro
72. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Kelas VII di SMP Negeri 3 Metro Tahun 2005
73. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengintegrasikan Nilai-Nilai Imtaq dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007
74. Model Penemuan dan Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Realistik pada Pembelajaran Matematika di SD Pertiwi Teladan Metro Tahun Pelajaran 2005/2006
75. Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
76. Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTP Muhammadiyah 5 Surabaya
77. Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang
78. Peningkatan Peran Aktif dan Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah Sumbang melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode Discovery
79. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Menggunakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
80. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada Pelajaran Sejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Purwokerto
81. Upaya Mengembangkan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokal melalui Model Inkuiri pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purwokerto Tahun Ajaran 2006 - 2007
82. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Game Tournaments) untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika (Studi di SMP Negeri 4 Purwokerto)
83. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Peningkatan Motivasi dan Partisipasi Siswa serta Kualitas Hasil Belajar di SMA Negeri II Samarinda
84. Penerapan Metode Permainan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Jatinegara 05 Pagi Cakung Jakarta Timur
85. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik Matematik di SDN Mekarsari 06 Tambun - Bekasi
86. Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan hasil Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa
87. Penerapan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah yang Diintervensi dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia di SMU
88. Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA di SDN 62 Pare-Pare
89. Pembelajaran Bangun Ruang Secara Konstruktivis dengan Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SD Negeri 10 Watampone
90. Peningkatan Mutu Proses dan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas II SMA Negeri 21 Makassar
91. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 24 Makassar
92. Model Pembelajaran Seni Rupa di SMU Negeri 2 Malang dengan Penggunaan Desain Media Reproduksi Grafika untuk Mengembangkan Kreativitas Anak
93. Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan Belajar Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang - Malang
94. Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV di SDI Sabilillah Malang
95. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui Pendekatan Proses Membaca dalam Membaca Cerita di Kelas 3 SD Negeri Bendogerit Kota Blitar
96. Penerapan kegiatan Hands on Activity dan Modified Discovery-Inquiry pada Mata Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang
97. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Malang
98. Pembelajaran Kontekstual dengan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir, Hasil dan Motivasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang
99. Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB Malang
100. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Strategi Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang
101. Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melalui Pemanfaatan Pertanyaan "Bagaimana Jika ?" pada Siswa Kelas X MAN Malang I
102. Peningkatan Pemahaman Geografi dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Kelas X SMA Negeri I Batu
103. Penerapan Metode SQ3R sebagai Upaya untuk Meningkatkan Tingkat Kemampuan Penguasaan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27
104. Implementasi Konseling Perkembangan dalam Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
105. Upaya Peningaktan Keaktifan Belajar Siswa melalui Metode Demonstrasi dan Latihan pada Pembelajaran Teknik Tailoring Kelas II A Semester 3 SMKN 6 Padang
106. Upaya Meningkatkan Penalaran Fisika Siswa melalui Penekanan Konsep Esensial dan Peta Konsep di Kelas 2 SMP 7 Padang
107. Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa melalui Model Mengajar Perubahan Konseptual pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP Pembangunan KORPRI UNP
108. Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Kemampuan Menjelaskan Konsep dan Prinsip Fisika di Kelas 1 SMA 3 Padang
109. Upaya Menciptakan Suasana Belajar Menyenangkan melalui Optimalisasi Jeda Strategis dengan Karikatur Humor pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Negei 7 Padang
110. Usaha Peningkatan Efektifitas Belajar Mengajar melalui Pendekatan Penyajian Garis Gerak Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA
111. Pemaksimalan Kompetensi Siswa Kelas X SMA 3 Semarang dengan Pendekatan Penerapan Penelitian dalam Pembelajaran Kimia
112. Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX SMP 25 Semarang dalam Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL
113. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Kimia sesuai KBK 2004 di Kelas X SMA Negeri 5 Semarang dengan Model Pembelajaran Kooperatif STAD
114. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi FPB dan KPK dengan Mendayagunakan Alat Peraga dan Serangkaian Pertanyaan Kognitif di SD Sekaran 01 Semarang
115. Optimalisasi Pontensi Unggulan Lokal dalam Pembelajaran Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMPN 9 Semarang, sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
116. Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Kerja Ilmiah pada Pembelajaran PA-Biologi di SMP Negeri 40 Semarang
117. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semarang
118. Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep sebagai Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada Siswa Kelas I SMP Negeri 9 Semarang
119. Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga untuk Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Siswa Kelas 3 SD Sampangan 04 Semarang
120. Upaya Menumbuhkan Semangat Siswa Mencapai Standar Kompetensi dengan Model Pembelajaran Heroik dan Turnamen Matematika SMA
121. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Sastra pada Mata Pelajaran Bahasa Daerah di Kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui Penerapan Asesmen Autentik
122. Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum
123. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Anak Autis melalui Implementasi Pendekatan Individualized Education Program (IEP) di SDN Inklusif Klampis Ngasem 1-246 Surabaya
124. Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kontekstual Model Berkemah dan Media Pembelajaran Lingkungan di SD
125. Penerapan Model Pembelajaran Inquiri dalam rangka Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa dan Keterampilan Siswa dalam Penemuan Konsep secara Mandiri di SMPN 21 Surabaya
126. Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang
127. Penerapan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam rangka Peningkatan Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kertajaya XIII Surabaya
128. Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 3 Porong
129. Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yang Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method
130. Penerapan Pola Pembelajaran Edutainment untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI IPS SMA Negeri 9 Surabaya
131. Penggunaan Buku Bergambar untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara 2 Surabaya
132. Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Peningkatan Keterampilan Scientifik dalam Mata Pelajaran Fisika di SMUN 1 Depok Slemant Yogyakarta
133. Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas V dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Cooperative Learning
134. Perbaikan Teknik Menyanyikan Nada-nada Melodi melalui Teknologi MIDI di SD Negeri Kalasan I - Yogyakarta
135. Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 1 SMK Negeri 1 Palangkaraya dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pemberiaan Feedback dan Reinforcement
136. Peningkatan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses dan Media Gambar di Kelas II SDN Menteng 6 Palangkaraya
137. Penerapan Pembelajaran Perspektif Pemodelan Matematika Bermediasi RME untuk Penalaran dan Penguasaan Konsep Statistika bagi Siswa Kelas II SMUN 3 Palangkaraya
138. Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Melatih Keterampilan Berpikir dalam Proses Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah di SMA Negeri-1 Palangkaraya
139. Model Reader Respons untuk Meningkatkan Minat dan Keberanian Siswa Mengemukakan Tanggapan dalam Pembelajaran Sastra Sunda di SMA Pasundan 2 Bandung
140. Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis dengan Model Menulis Proses dan Penilaian Portofolio di Sekolah Dasar Kabupaten Sumedang
141. Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Menulis Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode VAKT di SD Permata Hijau Rancaekek Kab. Bandung
142. Pelaksanaan Pembelajaran Kimia yang Berorientasi pada Struktur dalam rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMA PGRI Cililin Kab. Bandung
143. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Gejala-Gejala Alam dengan Menggunakan Media Pembelajaran Mock Up di Sekolah Dasar Negeri Embong 2 Bandung
144. Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains di SDN Puncakmulya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
145. Dramatisasi Cerita Bergambar untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra di Sekolah Dasar
146. Pemberdayaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru
147. Peningkatan Partisipasi Siswa dengan Model Inkuiri Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Kewarganegaraan Kelas XI SMA Negeri 1 Jetis, Bantul Yogyakarta
148. Pemakaian bahasa Komunikatif untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Matematika pda Siswa Kelas 5 SD Negeri 15 Surakarta
149. Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities) dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar.
150. Penggunaan Software SIG Khusus dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif untuk Mempermudah Penguasaan Kompetensi SIG pada Pembelajaran Geografi di SMAN I Surakarta
151. Peningkatan Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial dengan Teknik Jigsaw di SMP Negeri 17 Palembang
152. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia di SMA Srijaya Negara melalui Penerapan Cooperative Learning dan Authentic Assessment
153. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 52 Palembang melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Jigsaw
154. Peningkatan Pemerolehan Bahasa Indonesia Ragam Tulis Siswa Madrasah Ibtidiyah Aliyah II Palembang melalui Strategi Kooperatif Integrasi Membaca dan Menulis
155. Penerapan Strategi Suggestopedia dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Negeri 1 Palembang
156. Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Tell Me What You See I pada Siswa Kelas V SD Negeri 210 Palembang
157. Peningkatan Pemahaman Guru tentang Pembelajaran Matematika dalam Bahasa Inggris melalui Supervisi Klinis di Kelas VII Koalisi SMP Negeri 1 Palembang
158. Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Metode Improve untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Aktifitas Belajar Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah (SMA) Negeri I Balaraja Kabupaten Tangerang - Banten
159. Penggunaan Alat Peraga Matematika dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Serang
160. Pemanfaatan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaran untuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Konsep Mekanika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Palu
161. Penerapan Teori Bruner untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar
162. Penerapan Pendekatan Open-Ended dan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) pada Sub Pokok Bahasan Operasi Pecahan di Kelas VII SLTP Negeri 1 Palu
163. Pendekatan Salingtemas dikombinasikan Pemakaian Multimedia dalam Pembelajaran Kimia kelas X untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Palu
164. Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu
165. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia di Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Palu Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Mengoptimalkan Kegiatan Pembelajaran di Laboratorium.
166. Penerapan Pendekatan Struktur Konsep untuk Peningkatan Pemahaman dan Penerapan Konsep Fisika dalam Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP Negeri 19 Palu
167. Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Fisika Melalui Optimasi Rubrik Performance Assessment
168. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 2 Dolo)
169. Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul di Kelas XI SMU Negeri 1 Palu
170. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer Program Interactive Atlas 2002 untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Region Siswa Kelas IX SMPN 4 Sindue
171. Meningkatkan Kualitas Hasil dan Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Jumat, 26 Maret 2010

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN


MEDIA PENDIDIKAN
Kata Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari Medium. Dalam bidang Pendidikan, Media Pendidikan berarti media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar terjadi proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang ...

dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi baik verbal ( kata-kata dan tulisan ) maupun non verbal. Proses ini disebut Encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa disebut Decoding.
Penafsiran oleh siswa terhadap symbol-simbol komunikasi ada kalanya berhasil, dan adakalanya tidak. Maka terjadilah kegagalan atau ketidak berhasilan siswa dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Penghambat yang menyebabkan kegagalan atau ketidak berhasilan dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah noise atau barrier. Semakin banyak verbalisme, semakin abstrak pemahaman yang diterima.Maka peranan Media pembelajaran menjadi penting dalam bidang pendidikan.
Secara umum Media mempunyai kegunaan :
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
4. memungkinkan anak belajar mandiri, sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya
5. memberi rangsangan yang sama , mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
selain itu , kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. pembelajaran dapat lebih menarik
3. pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan
7. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. peran guru berubah ke arah positif

Karakteristik dan kemampuan Media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Berikut ini daftar kelompokMedia instruksional menurut Anderson, 1976 :
1. Audio : pita audio ( rol atau kaset )
: piringan audio
: radio ( rekaman siaran )
2. cetak : buku teks program
: buku pegangan/manual
: buku tugas
3.Audio – Cetak : buku latihan dilengkapi kaset
: gambar/poster ( dilengkapiaudio )
4. Proyek Visual Diam : film bingkai ( slide )
: film rangkai ( berisi pesan verbal )
5. Proyek Visual Diam dengan Audio : film bingkai ( slide ) suara
: film rangkai suara
6. Visual Gerak : film bisu dengan judul ( caption )
7. Visual gerak dengan Audio : film suara
: video/vcd/dvd
8. Benda : benda nyata
: model tiruan ( mock up )
9. Komputer : media berbasis computer , CAI ( Computer Assisted Instructional )
dan CMI ( Computer managed Instructional )

KLASIFIKASI DAN JENIS MEDIA

KLASIFIKASI : JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan Realita, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque
Media Audio Audio kaset, Audio Viision, active Audio Vission
Media Video Video
Media Berbasis Komputer Computer assisted Innstructional ( Pembelajaran
Berbasis Komputer )
Multimedia kit Perangkat Praktikum

Media yang tidak diproyeksikan :
- Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
- Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
- Grafis : gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan ( Grafik,
Chart, Poster, Kartun )
- Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga
dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya
Media Video
- Kelebihan
- Dapat menstimulir efek gerak
- Dapat diberi suara maupun warna
- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
- Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
- kekurangan
- memerlukan perlatan khusus dalam penyajiannya
- memelukan tenaga listrik
- memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya
Media Berbasiskan Komputer
Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan
- praktek dan latihan ( drill &practice )
- tutorial
- permainan ( games )
- simulasi ( simulation )
- penemuan ( discovery )
- pemecahan masalah ( problem solving )
( Heinich, et .al 1996 )
Kemajuan media computer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan computer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan internet, computer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan computer sebagai media pembelajaran terdapat beberap persoalan yang sebaiknya menjadi bahan peertimbanganawal bagi pengelola pengajaran berbasis computer :
1. perangkat keras danlunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangakat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan jaman
3. pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendampng guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bias disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program

Pemakaian Komputer dalam Proses Belajar
Dalam kegiatan belajar dengan computer digunakan istilah CAI dan CMI.

CAI ( Computer Assisted Instructional ) :
yaitu penggunaan computer secara langsung dengan siswa untuk untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI ( Computer Assisted Instructional ) juga bermacam-macam bentuknya tergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan ( games ), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.

CMI ( Computer managed Instructional ):
Digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsiadministratif yang
meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku/e-library, kegiatan
administrative sekolah seperti pencatatan pembayaran, kwitansi dll

Pada masa sekarang CMI dan CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya seperti pada e-learning, dimana urusan administrasi dan kegiatan belajar-mengajar sudah masuk dalam satu system

Pemakaian Komputer dalam kegiatan Pembelajaran
Untuk Tujuan kognitif :
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah
Proses dan kalkulasi yang kompleks. Computer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri

Untuk Tujuan Psikomotor :
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain: simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya

Untuk Tujuan Afektif :
Bila program didesainsecara tepat dengan memberikan potongan clipsuara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan menggunakan media computer.

Kapan media perlu digunakan ?
1. pada waktu mengantar suatu topic yang baru
2. sebagai ilustrasi pada waktu yang tepat
3. disajikan pada pertengahan pelajaran
4. sebagai stimulans imaginasi anak
5. sebagai sarana memperbaiki
6. sebagai bahan tes

baca selengkapnya ( klik ) di sini...

Selasa, 09 Maret 2010

MODEL - MODEL PEMBELAJARAN YANG INOVATIF

EXAMPLES NON EXAMPLES
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari

analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
MEMBERED HEADS TOGETHER
(KEPALA BERNOMOR)
(SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
COOPERATIVE SCRIPT
(DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan guru
7. Penutup
KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
STUDENT TEAMS –ACHIEVEMENT DIVISIONS ( STAD)
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
JIGSAW ( MODEL TIM AHLI )
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
PROBLEM BASED INTRODUCTION ( PBI)
(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup
MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

MAKE – A MATCH
(MENCARI PASANGAN)
(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup
THINK PAIR AND SHARE
(FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
DEBATE
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
GROUP INVESTIGATIONS
(SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup
TALKING STIK
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup
BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup
COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup
EXPLICIT INTRUCTION
(PENGAJARAN LANGSUNG)
(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION ( CIRC )
KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup

INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE
LINGKARAN KECIL –LINGKARAN BESAR
OLEH SPENCER KAGAN

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

baca selengkapnya ( klik ) di sini...