mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters

Kamis, 08 Juli 2010

MAKALAH SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN











PEMBINAAN KARAKTER DARI DIMENSI AGAMA

Oleh: Prof. Dr. A. Malik Fadjar

Judul di atas merupakan sub tema dari tema Seminar Nasional Pendidikan “Pengembangan Karakter dan Pendidikan Indonesia” yang digelar Yayasan Perguruan Ta’alllumul Huda Bumiayu, 30 Juni 2010 dalam rangka HUT I dan mengawali pembangunan Kampus STKIP Islam Bumiayu. Dan berikut pokok-pokok bahasan seputar judul maupun tema seminar ini.

1. Karakter dalam pemahaman secara umum dimaknai sebagai “jati diri” yang menggambarkan ikhwal “watak”, “akhlak”, atau “budi pekerti” seseorang. Keberadaan manusia sebagai manusia akan dinilai atau diukur dari karakter (baca: watak, akhlak, atau budi pekertinya). Terkait dengan ini ada kata-kata hikmah yang artinya : “Anda menjadi manusia bukan semata-semata karena jasmanimu, melainkan terutama karena jiwa, karakter, akhlak, atau budi pekertimu”. Bahkan ada sabda Nabi SAW. yang menyatakan bahwa: “sesungguhnya kamu tidak akan dapat memainkan peran kemanusiaanmu dengan harta kekayaan maupun kedudukanmu, melainkan kamu akan lebih berperan dengan karakter, akhlak atau budi pekertimu”.
2. Rasulullah Muhammad SAW. lewat sabdanya menyatakan bahwa: “Sesungguhnya ia diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan atau mengukuhkan karakter akhlak atau budi pekerti”. Sesungguhnyalah makna Islam sebagai agama “rahmatan lil ‘alamin” adalah pada isi, jiwa dan semangatnya untuk mengukuhkan keberadaan manusia sebagai “Khalifah di muka bumi” (membangun peradaban).
3. Buya Hamka berpendapat, bahwa Islam itu mengandung tiga unsur utama, yaitu “Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak”. Sedangkan KH. Ahmad Dahlan, memaknai Islam itu menyatunya”iman dan amal saleh”. Dalam hal ini cendekiawan muslim Nurcholish Madjid memahami bahwa iman, kepercayaan atau tauhid itu merupakan sumber nilai untuk menopang hidup budayanya; dan amal saleh atau perbuatan yang selaras dengan kemanusiaan adalah merupakan pancaran langsung daripada iman.
4. Pembinaan karakter dari dimensi agama wujud dan mewujud dalam berbagai perwujudan terutama pendidikan, baik informal dan formal maupun non formal. Pendidikan agama yang dimaknai sebagai proses pembiasaan, pembudayaan, dan pembelajaran dalam pemahaman dan pengamalan agama, baik pada tataran hidup perorangan maupun bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Pembinaan atau pun pendidikan karakter yang kini oleh Kementerian Pendidikan Nasional dijadikan perhatian utama dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan nasional dari dimensi agama mewujud dalam bangunan maupun pelaksanaan pendidikan agama. Dan ini secara konstitusional telah tertuang (isi, jiwa, dan semangatnya) dalam UU Sisdiknas No. 20 Th. 2003.
6. Pembinaan karakter bukan bersifat berdiri sendiri, tetap harus menjadi bagian integral dari proses pendidikan di semua jenis dan jenjang. Dan pendidikan harus wahana utama untuk pembinaan karakter. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan di tengah-tengah dinamika perubahan masyarakat yang semakin menggelobal sekarang ini perlu diolah kembali dan ditangani secara berkelanjutan.
7. Khusus kehadiran YWPTH (Yayasan Wakaf Perguruan Ta’allumul Huda) dengan seperangkat kelembagaannya termasuk STKIP-nya sudah seharusnya berperan dan menjadi modal uswah hasanah dalam pembinaan karakter dari dimensi agama. Pembinaan karakter juga harus bersinergi positif dengan lingkungan keluarga dan masyarakat secara luwes dan luas.

Silahkan baca juga artikel di bawah ini...



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar