Menengok ke belakang : ada Kegagalan dan Kesuksesan ! ke depan : singkirkan penyebab Kegagalan, persiapkan penyebab Kesuksesan !
Rabu, 27 Oktober 2010
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
Gangguan Keamanan
Standar Kompetensi
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya orde baru.
Kompetensi Dasar
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan.
Indikator :
• Mendeskripsikan gejolak sosial di berbagai daerah pada awal abad kemerdekaan.
• Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dari luar.
• Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dari dalam negeri (PKI Madiun, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta, G 30 S ‘ 65 / PKI)
Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, muncul gangguan-gangguan keamanan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri muncul ancaman dari pemberontakan – pemberontakan seperti PKI Madiun, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI, Permesta, G 30 S PKI, sedangkan dari luar negeri muncul gangguan keamanan dari Belanda yang berusaha untuk menjajah Indonesia kembali. Sehingga diperlukan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan menghadapi ancaman dari luar
1. Perjuangan Bersenjata
a. Bandung Lautan Api
b. Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
c. Pertempuran Ambarawa – Magelang
d. Pertempuran Medan Area
d. Pertempuran 5 hari di Semarang
e. Agresi Militer Belanda
1). Agresi Militer Belanda I
2). Agresi Militer Belanda II
Langkah yang diambil oleh pemerintah RI adalah
1. Presiden dan wakil presiden dan pejabat tinggi yang lain tetap berada di dalam kota
agar dekat dengan KTN.
2. Pembentukan PDRI di Sumatera oleh Syarifuddin Prawiranegara.
3. Bila PDRI di Sumatera gagal,agar Mr. Maramis membentuk PDRI di India.
4. TNI melaksanakan gerilnya
• Perebutan kota Yogyakarta dilakukan oleh Letkol Soeharto yang dikenal dengan istilah Serangan 1 Maret 1949 dan berhasil menduduki Yogya selama 6 jam.
• Makna serangan ini adalah :
• Ke dalam : Menumbuhkan dorongan /semangat kepada TNI yang berjuang serta rakyat Indonesia
• Keluar : membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI dan RI masih ada
Perjuangan dengan Diplomasi
1. Perundingan Linggarjati (10 – 15 November 1946)
- Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia denga wilayah kekuasaannya yang meliputi Sumatra, Jawa, dan madura
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia serikat, dengan nama RIS, yang salah satu bagiannya adalah Negara Indonesia
- RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia – Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya
Setelah disetujui oleh kedua belah pihak , Belanda melakukan pelanggaran
dengan melakukan agresi Militer I
2. Perundingan Renville 17 Januari 1948
3. Perundingan Roem-Royen (17 April – 7 Mei 1949)
4. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
• sidang yang dilakukan PBB ada beberapa hasil yang memperjelas posisi Indonesia, yaitu :
• Piagam pengakuan kedaulatan (27 Desember 1949)
• Pembentukan RIS
• Pembentukan Uni Indonesia-Belanda
• Pembubaran tentara KNIL dan KL yang diintegrasikan ke dalam APRIS
• Piagam tentang kewarganegaraan
• Persetujuan tentang ekonomi keuangan
• Masalah Irian Barat akan dibicarakan kembali setahun kemudian
• Maka dalam pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949 berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia secara de jure. Pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan
5. Konferensi Meja Bundar (KMB)
6. Terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat)
7. Pengakuan Kedaulatan
• Pada tanggal 27 Desember 1949 pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia kepada RIS. Penyerahan dan sekaligus pengakuan kedaulatan itu dilakukan di dua tempat, yaitu :
• Di negeri Belanda, Ratu Juliana, PM. Willem dress, dan Menteri Seberang lautan Mr.A.M.J.M. Sassen menyerahkan kedaulatan kepada ketua delegasi Indonesia (RIS) Rrs. Moh. Hatta.
• Di Jakarta, wakil tinggi mahkota A.H.J.Lovink menyerahkan kedaulatan kepada wakil pemerintah RIS Sri Sultan HB IX
• Setelah diadakan penyerahan kedaulatan pada 27 desember 1949 pemerintah Belanda secara resmi telah mengakui kedaulatan Indonesia.
Perjuangan menghadapi gangguan keamanan dalam negeri
1. APRA di Bandung maupun Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling pada bulan januari 1950. Penyebabnya adalah karena tuntutan Westerling agar APRA ( eks KNIL) yang berada di Jawa Barat dijadikan tentara Negara Jawa Barat serta penolakan pembubaran Negara Jawa Barat, ditolak oleh Pemerintah RIS
2. Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan
Kapten Andi Aziz adalah bekas perwira KNIL yang telah diterima dalam APRIS dan bertugas di Sulawesi selatan. Pembrontakan Andi Aziz berhubungan dengan rencana pemerintah RIS yang akan mendatangkan 1 batalyon APRIS ke Sulawesi selatan yang saat itu tidak aman karena sering dilanda demontrasi , bail oleh yang pro maupun yang anti Negara federal. Rencana ini ditentang oleh Andi Aziz yang berujung pada pembrontakan Andi Aziz bulan April 1950
3. RMS (Rep. Maluku Selatan), sejak bulan April 1950 yang dipelopori oleh Mr. DR. Ch. R.S. Soumokil (mantan jaksa agung NIT). Menghadapi gerakan RMS yang merupakan gerakan separatis, pemerintah berusaha menyelesaikan secara damai dengan mengirim misi Dr. Leimena. Karena gagal maka pemerintah menghadapinya dengan perjuangan bersenjata melaui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kol. Alex Kawilarang
4. Yang dilakukan oleh elemen-elemen bangsa Indonesia sendiri
a. Penumpasan pemberontakan PKI Madiun
b. Pemberontakan DI/TII diberbagai daerah
c. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar
d. Pemerintah revolusioner Rakyat Indonesia (PRRI) Perjuangan Rakyat Semesta
(PERMESTA).
Pemerintah mengambil beberapa langkah Dalam menghadadapi pembrontakan
antara lain :
• Memecat oknum-oknum yang terlibat secara tidak hormat.
• Membekukan Kodam Sumatera Tengah.
• Operasi penumpasan pemberontakan PRRI /Permesta :
– Operasi Tegas dilaksanakan di Riau untuk mengamankan instalasi minyak dan mencegah campur tangan asing, dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution.
– Operasi 17 Agustus di daerah Sumatera Barat dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani
– Operasi Sapta Marga di Sumatera Utara dipimpin oleh Brigadir Jenderal Djatikusumo.
– Operasi Sadar di Sumatera Selatan dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo.
– Operasi Merdeka merupakan operasi gabungan yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat yang terdiri atas :
• Operasi Saptamarga I di Sulawesi Utara bagian Tengah dipimpin oleh Letkol Soemarsono.
• Operasi Saptamarga II di Sulawesi Utara bagian Selatan dipimpin oleh Letkol Agus Pramono.
• Operasi Saptamarga III di sekitar Menado dipimpin oleh Letkol Magenda
• Operasi Saptamarga IV di wilayah Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
» Operasi Mena I di daerah Jailolo dipimpin oleh Letkol Pieters
» Operasi Mena II untuk merebut lapangan udara Morotai dibawah pimpinan Letkol Kiko Hunholz.
Pengkhianatan G 30 S/PKI dan penumpasannya
• Tujuan utama PKI adalah menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
• Langkah-langkah yang ditempuh PKI dalam rangka melaksanakan / mencapai tujuan antara lain :
– Melakukan aksi sepihak, sabotase, aksi terorisme seperti peristiwa Jengkol, peristiwa Indramayu, Peristiwa Boyolali, peristiwa Kanigoro, Bandar Betsy, dsb.
– Merumuskan metode kombinasi tiga bentuk perjuangan (MKTBP)
– Memanipulasi terhadap pidato-pidato kenegaraan seperti : Jarek, Resopim, Takem, Gasuri, Tavip, dan Takari.
– Membentuk biro khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzaman.
– Melakukan penyusupan ke tubuh ABRI, organisasi politik maupun organisasi masyarakat.
– Mengajukan usul pembentukan angkatan kelima setelah ABRI yaitu rakyat yang dipersenjatai.
– Melakukan aksi fitnah terhadap para Jenderal AD dan dokumen Gilshrist.
– Melaksanakan latihan militer di Lubang Buaya Pondokgede Jakarta.
• Menebarkan isu tentang kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang semakin memburuk
Pelaksanaan Pemberontakan G 30 S/PKI
• Untuk melancarkan pemberontakan, PKI telah menyusun organisasi gerakan yaitu :
– Pimpinan gerakan : Dipo Nusantara Aidit.
– Pimpinan pelaksanaan : Syam Kamaruzaman.
– Pimpinan militer : Letkol Inf. Untung, Kol. Inf. Latief, Mayor Udara Suyono, Brigjen Suparjo
– Pimpinan sipil : Syam dan Pono
– Pimpinan observasi : Bono (Waluyo)
• Sasaran utama G 30 S adalah para perwira tinggi AD dan untuk memperlancar usaha tersebut maka dibentuklah kesatuan bersenjata yaitu :
• Pasukan Pasopati yang bertugas menculik 7 perwira tinggi AD dipimpin oleh Lettu Inf. Dul Arief.
• Pasukan Bima Sakti bertugas menguasai kota Jakarta di pimpin oleh Kapten Suradi.
• Pasukan Gatotkaca dipimpin Mayor udara Gatot Sukrisna bertugas sebagai pasukan cadangan di Lubang Buaya.
Penumpasan Pemberontakan G 30 S/PKI
• Langkah-langkah yang diambil antara lain :
– Memerintahkan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edi Wibowo untuk merebut kembali RRI pusat komunikasi.
– Mengadakan kontak dengan Pangdam V Jaya.
– Menetralisir dan menyadarkan pasukan yang dipengaruhi G 30 S/PKI
– Mengumandangkan siaran radio yang pada intinya menyebutkan bahwa telah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
– Mengadakan operasi penumpasan di pusat / basis kekuatan PKI.
– Mencari tempat para jenazah korban keganasan PKI.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Label:
mapel sejarah klas XII
Selasa, 19 Oktober 2010
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
HARKITNAS
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.4.Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia
Indikator : - Menganalisis ideologi – ideologi yang berkembang pada masa pergerakan Nasional dan pengaruhnya terhadap strategi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan nasional dalam Menghadapi Kekuasaan Kolonial
1. Budi Utomo
Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia sebenarnya berawal dari ide dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mendirikan studifonds guna menghimpun dana untuk memberikan beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu tapi berpotensi. Dalam perkembangannya, ide itu berubah menjadi pendirian sebuah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di gedung STOVIA. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal berdirinya adalah “kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa serta Madura
Tujuan tersebut akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Memajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan,
3. Memajukan teknik dan industri,
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan dilakukan, menunjukkan bahwa Budi Utomo bukanlah organisasi politik.. Hal ini lebih dipertegas lagi dari hasil kongres I Budi Utomo (Oktober 1908) yang menghasilkan:
1. Budi Utomo tidak melakukan kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada pendidikan dan kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas untuk Jawa dan Madura
4. Memilih RT. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, Kebumen sebagai ketua, dan
pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang politik setelah berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij. Sebagai bukti keterlibatan Budi Utmo dalam bidang politik, tampak ketika pada tanggal 5 - 6 Agustus 1915 di Bandung Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan perlunya milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena adanya peristiwa Perang Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk Komite Nasional dalam rangka pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian, secara umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar tahun 1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sarekat Islam
Adanya monopoli dari para pedagang Cina terhadap bahan-bahan batik di Solo, menyebabkan keprihatinan bagi para pedagang. Dengan dipelopori oleh H. Samanhudi, maka didirikanlah sebuah organisasi pedagang yang bisa mengimbangi kekuatan pedagang Cina.
Organisasi itu diberi nama Sarekat Dagang Islam yang didasari :
1. agama, yaitu agama Islam
2. ekonomi yaitu untuk memperkuat diri dari pandangan Cina.
Dengan masuknya, HOS. Cokroaminoto , maka Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam, dengan tujuan agar anggotanya tidak hanya para pedagang, tetapi rakyat semua bisa masuk, kecuali pegawai negeri. hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan tokoh-tokoh Sarekat Dagang Islam lebih mengedepan dalam menentukan corak organisasinya.
Tujuan Sarekat Islam adalah :
• 1. Memajukan perdagangan
• 2. Membantu para anggotanya yang mengalamikesulitan terutama masalah permodalan
• 3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajad rakyat
• 4. Memajukan kehidupan agama Islam
Dalam perkembangannya, Sarekat Islam berubah sebagai organisasi yang besar tentu saja ini sangat menghawatirkan pemerintah Belanda. Maka pemerintah Belanda mulai mengadakan pembatasan terhadap gerak SI, misalnya penolakan pemerintah akan status badan hukum.
Adanya penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan SI selanjutnya. Hal ini tampak pada semakin beraninya SI mengkritik pemerintah Belanda terutama praktik kolonialisme Belanda yang menyengsarakan rakyat. Dengan adanya sikap ini, berarti SI mulai berjuang ke arah politik.
Seiring dengan tumbuh berkembangnya organisasi pergerakan di Indonesia, maka dalam SI ada perpecahan yaitu setelah adanya anggota SI yang merangkap di organisasi yang lain, seperti ISDV. Dengan adanya infiltrasi komunis ke tubuh SI melalui
3. Indische Partij ( IP )
Organisasi yang secara tegas menyatakan bahwa bergerak dalam politik adalah Indische Partij yang didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu :
- E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)/Multatuli
- Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
- Cipto Mangunkusumo
Didirikan pada 25 Desember 1912 dengan tujuan adalah mempersatukan semua India sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka IP berdiri atas dasar nasionalisme yang luas dan menentang politik kolonial Belanda, maka IP bersifat nonkooperasi.
Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan program kerja IP adalah :
- Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan,
- Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
- Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama yang satu dengan yang lain,
- Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan,
- Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang Hindia,
- Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Dengan menyatakan diri sebagai organisasi politik, maka pemerintah Belanda kemudian melarang partai itu. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para pemimpinnya tidak pernah luntur, yaitu tampak dari keberanian Suwardi Suryaningrat yang menulis buku Seandainya Saya Orang Belanda yang berisi sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Demikian juga dengan Douwes Dekker yang menyatakan bahwa pemerintahan jajahan adalah bukan pemerintah, tetapi kelaliman yang merupakan musuh rakyat yang paling berbahaya. Karena kegiatan dari tokoh IP dirasa membahayakan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman buang/pengasingan dan mereka memilih negara Belanda.
4. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912 dengan tujuan :
– 1. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam,
– 2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan
agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern.
Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara :
- 1. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam,
- 2. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, dan rumah yatim dan kegiatan social
- 3. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam.
Dengan melihat kegiatannya, maka tampaklah bahwa Muhammaditah bukan organisasi politik. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan Muhammadiyah, meskipun pada awal-awal tahun perkembangannya kaum nasional kurang tertarik dengan Muhammadiyah karena tidak mau terjun ke dunia politik dan mau menerima bantuan dari Belanda.
5. P K I
Paham sosialis komunis yang ada di Indonesia dibawa oleh Sneevlit, Branstheder dan Drekker, yang diwujudkan dengan membentuk ISDV (Indische Social Demokratische Vereniging) pada 9 Mei 1914. Tujuannya adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan usaha yang dilakukan adalah berusaha mendekati rakyat dengan cara menjalin hubungan dengan SI dan IP, dan ternyata kurang berhasil karena perbedaan paham. Maka ditempuhlah strategi yang lain yaitu menarik simpati golongan nasionalis, dengan cara mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis yang diketuai Semaun.
Langkah selanjutnya adalah bekerjasama dengan orang-orang Belanda yang sehaluan, bahkan menjalin hubungan dengan paham komunis di luar negeri. Inilah yang membuktikan bahwa PKI merupakan organisasi/partai massa yang sifatnya internasional.
Berhubung strategi yang digunakan kurang berhasil menarik simpati rakyat Indonesia, maka PKI kemudian mencoba mengadakan infiltrasi ke organisasi yang ada, seperti ke SI maupun ke golongan buruh yang ekonominya lemah. Perjuangan kelas (perbaikan nasib) merupakan salah satu taktik PKI, dengan cara mengadakan pemogokan-pemogokan di perusahaan. Puncak kegiatan PKI adalah Pemberontakan November 1926 di Jakarta, terus di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan di Sumatera 1927.
6. Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda yang pertama kali didirikan adalah Tri Koro Dharmo pada 7 Maret 1915 di Jakarta oleh Satiman Wiryo Sanjoyo, Kadarman dan Sunardi.
Tri Koro Dharmo mengandung maksud “Tiga Tujuan Mulia” yaitu sakti, budhi, dan bhakti.
Sedangkan asasnya adalah :
- 1. Menimbulkan pertalian antara murid-murid Bumi Putera pada sekolah menengah, kursus perguruan, sekolah guru, sekolah kejuruan.
- 2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya
- 3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia,
khususnya Jawa.
Karena sifatnya Jawa sentris dan agar tidak menimbulkan perpecahan, maka namanya diubah menjadi Jong Java. Organisasi ini pada awalnya bukan organisasi politik, tetapi dengan masuknya H. Agus Salim dari SI, maka Jong Java mencoba berubah haluan ke politik dengan cara mendirikan Jong Islamiten Bond 1924.
Pada kongres 1928 Jong Java menyetujui diadakannya fusi (penggabungan) dengan organisasi pemuda lainnya yang diberi nama Indonesia Muda.
Selain Jong Java maka bermuncullah organisasi pemuda yang lain misalnya : Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia).
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres Pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
7. Taman Siswa
Politik Etis, khususnya bidang pendidikan, ternyata tidak memberi peluang bagi hubungan jiwa yang bebas terutama kesempatan untuk bereaksi secara kreatif. Dengan adanya hal yang demikian, maka timbullah keinginan untuk melaksanakan pendidikan sendiri, yang sesuai dengan cita-cita bangsa dijiwai oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta 3 Juli 1922 dengan tujuan : mewujudkan masyarakat yang “tata tentrem tertib damai” dengan asas Panca darma yaitu :
1. Dasar kodrat alam
2. Dasar kemerdekaan
3. Kebudayaan
4. Dasar kebangsaan dan kerakyatan
5. Kemanusiaan
Sistem yang dipakai adalah “among” dengan pola belajar asah, asih, asuh. Sedangkan pola kepemimpinan adalah Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.
Melalui Taman Siswa inilah, tercetaklah kader-kader nasionalis yang siap mencapai tujuan mulia bangsa.
8. Nahdlatul Ulama
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama
a. Antisipasi dari para kyai dan santri atas perkembangan gerakan modernisasi dalam Islam
Muhammadiyah.
b. Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran dari kemurnian ajaran Islam. Waktu itu
Belanda berusaha meruntuhkan potensi Islam.
c. Sebagai upaya para ulama untuk meneruskan perjuangan mencapai kemerdekaan.
d. Sebagai upaya para ulama untuk memelihara ketentraman dan ketenangan bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam.
Waktu pendirian dan keanggotaan
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Kertopaten, Surabaya. Tokoh pendirinya adalah : KH. Hasyim Asyari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Mas Ali, KH. Ridwan. Keanggotaan : para ulama, santri yang berada di lingkungan pondok pesantren sebagai basisnya di daerah-daerah yang menjadi penyebaran Islam oleh Walisongo.
Tujuan dan program Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan untuk mewujudkan insan masyarakat yang takwa, cerdas, terampil, berakhlak mulia, adil sejahtera. Secara umum tujuan Nahdlatul Ulama bisa disimpulkan yaitu : berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah untuk mencapai tujuan maka ditetapkan program sebagai berikut :
a. Dakwah Islam
b. Pendidikan dan pengajian baik formal maupun nonformal
c. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat
9. Gerakan Wanita
RA Kartini (21 April 1879 - 1904) dianggap pelopor pergerakan wanita Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyai cita-cita untuk memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Kurangnya pendidikan dan pengajaran kaum wanita diperlakukan tidak adil. Hal itu ditunjukkan oleh adat kebiasaan yang ada :
1. Adanya kawin paksa
2. Adanya polygami
3. Adanya masa pingitan bagi gadis-gadis
4. Kaum pria mempunyai hak terbatas dalam perkawinan
Adat kebiasaan tersebut ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran maju. Pergerakan wanita bersifat sosial yang bertujuan :
1. Keluar : berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria.
2. Kedalam : berusaha menciptakan kemampuan kaum wanita sendiri sebagai ibu dan pemegang
kendali rumah tangga.
10. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juni 927 PNI didirikan di Bandung oleh : Ir. Sukarno, R. Sunaryo.
PNI merupakan organisasi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia
Dasar perjuangannya : Marhaenisme (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi)
Sejak PNI berdiri telah bergerak dalam bidang politik
tujuannya :
- untuk mencapai Indonesia merdeka, sedang sikapnya noncooperation.
Atas inisiatif PNI pada tahun 1927 terbentuk PPKI. Anggota PPKI meliputi : PNI, PSI, BU, kaum
Betawi, Pasundan.
Perkembangan PNI yang pesat dengan sikap nyata-nyata menentang kolonialisme imperialisme
sangat menakutkan Belanda. Pada tahun 1929 tokoh-tokohnya ditangkap dan dipenjarakan atas
tuduhan melancarkan pemberontakan.
Mr. Sartono mengambil alih pimpinan tahun 1931 PNI dibubarkan mereka yang menyetujui pembubaran tersebut membentuk partai politik baru dinamakan Partindo, mereka yang tidak menyetujui membentuk partai politik dinamakan PNI Baru.
11. Gerakan Buruh
Pada awal abad ke-20 sudah banyak kaum buruh, nasib mereka tidak menguntungkan, hidup mereka menderita, dalam rangka memperbaiki nasibnya, kaum buruh merasa senasib sepenanggungan, mereka berjuang untuk menuntut beberapa hal : soal jam kerja dan kenaikan upah, untuk memperjuangkan nasibnya mereka membentuk organisasi buruh. Organisasi buruh yang berdiri pada saat itu adalah :
1. Saat Spoorwegen Bond (55 Bond) tahun 1905, serekat buruh perusahaan kereta api.
2. Vereninging Van Spoor Entranweg Persneel (VSTP) tahun 1908. Organisasi ini banyak
memperoleh pengaruh dari ISDV dan berhaluan kiri.
3. Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) tahun 1916. Oraganisasi ini berada di bawah
pengurus SI.
4. Bergerilya Openbare Weeken : DPU (BOW) tahun 1916.
5. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) tahun 1919 persatuan kaum buruh yang ada dalam
satu federasi yaitu PPKB.
12. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda yang bernama: Indiche Vereniging” yang didirikan tahun 1908. Tahun 1922 berubah menjadi Indonesische Vereniging, 1923 menjadi Perhimpunan Indonesia, yang berazas bahwa Indonesia akan membentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam perjuangannya PI memegang tugas bahwa nasionalisme yang radikal akan dapat menjadi subjek yang ampuh bagi bangsa yang dijajah.
Tujuan PI adalah : kemerdekaan Indonesia, dengan menggunakan sarana majalah Indonesia Merdeka.
Sedangkan usaha yang dilakukan untuk menyebarluaskan dan mempropagandakan dasar-dasar PI, yaitu dengan menjalin hubungan dengan pergerakan nasional yang ada di Indonesia dan hubungan dengan organisasi internasional, anatra lain :
1. Turut dalam kegiatan Kominten dan Association Pour Etude des Civilisations di Paris 1925.
2. Turut dalam Liga Penentang Imperalis.
3. Mengikuti Konggres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia antara lain :
a. Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris
b. Kongres Liga melawan imperalisme dan penindasan penjajah di Brusel
c. Kongres Wanita Internasional di Swis 1927
Akibat dari kegiatan tersebut, tokoh PI seperti Ali Sastroamijoyo, M. Natsir Pamuncak, Abdul Masjid Djoyodiningrat, dan M. Hatta ditangkap dan dihukum karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan Belanda.
Pergerakan PI menjadi semakin jelas arah dan tujuannya yang menunjukkan perkembangan ideology PI yaitu persatuan dan kesatuan yang menjadi manifesto politik pergerakan nasional yang menyangkut :
1. Persatuan dan kesatuan
2. Demokrasi
3. Swadaya
13. PPPKI (P3KI) Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
A. Latar Belakang
Ada beberapa faktor yang mendorong organisasi-organisasi pergerakan harus menggalang persatuan dan kesatuan, yaitu :
1. Krisis ekonomi 1929/1930
• Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi di Eropa dan Amerika berpengaruh terhadap kondisi Indonesia yaitu makin banyaknya pengangguran di Indonesia akibat banyaknya perubahan proyek.
2. Sikap dan kebijakan Pemerintah kolonial Belanda yang keras dan kaku untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pemerintah Belanda mulai bersikap keras keras dan lugas, misalnya diberlakukannya pembatasan terhadap aktivitas pergerakan nasional.
3. Tokoh terkemuka pergerakan nasional ditangkap dan diasingkan, adanya penangkapan para tokoh pergerakan nasional Indonesia, memaksa organisasi-organisasi pergerakan nasional mengambil sikap kooperasi dengan pemerintah Belanda, dan juga adanya usaha untuk menggalang persatuan antar organisasi yang ada.
Dengan dipelopori oleh Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Desember 1927 diadakan rapat di Bandung yang dihadiri PNI, PSI, BU, PPKI, mereka sepakat membentuk federasi PPPKI dengan tujuan :
• 1. Mencegah perselisihan antara partai/organisasi;
• 2. Menyatukan arah dan beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan Indonesia;
• 3. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan lambangnya Sang merah Putih, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia.
• Pada awal berdirinya P3KI, badan ini kelihatan mantap. Barulah setelah Kongres di Solo 1929, mulai ada keretakan yaitu :
• 1. terjadinya penangkapan atas Soekarno dan kawan-kawan;
• 2. berkembangnya isu kooperasi dan non kooperasi;
• 3. hak suara
• 4. perbedaan nasionalis agama dan nasionalis sekuler.
14. Kongres Pemuda
a. Kongres Pemuda I
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri, yang ditindak lanjuti dengan diadakannya pertemuam organisasi pemuda pada 15 Nopember 1925 yang dihadiri Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar-pelajar Minahasa, Sekar Rukun, dan lain-lain. Hasilnya adalah akan diadakan konggres. Pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 diadakanlah Kongres Pemuda I diketuai oleh M. Tabrani.
Tujuan :
1.Memajukan faham persatuan kebangsaan
2.Mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda
Kongres Pemuda I ini tidak lepas dari peranan PPPI yang menginginkan penggabungan perkumpulan pemuda dalam satu badan. Hal ini semakin mantap dengan datangnya tokoh PI. Demikian juga dengan berdirinya Jong Indonesia di Bandung oleh Sukarno, yang dalam kongresnya28 Desember 1927. Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) menyetujui dibentuknya fusi.
b. Kongres Pemuda II
Sesuai dengan usul P3I tentang Kongres Pemuda, maka dibentuklah panitia kongres yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito.
Kongres dilaksanakan 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat I
• Sabtu dibuka oleh Sugondo Joyopuspito.
• Dalam rapat ini, M. Yamin menyampaikan tentang Persatuan dan kebangsaan Indonesia. Menurutnya, ada 5 faktor persatuan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, keamanan.
2. Rapat II
• Minggu, 28 Oktober 1928 di Java Oast Bioscoop K.
3. Rapat III
• 28 Oktober 1928 malam hari di Indonesich Club HUIS, Kramat Raya 106. Dalam rapat ini tampil Sunario SH yang berceramah tentang Pergerakan Pemuda dan Persatuan Bangsa. Juga, saat istiadat, WR. Supratman menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Pada puncak acara kongres ini, diikrarkanlah putusan kongres yang merupakan rumusan : M. Yamin, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda
15. PARINDRA (1935)
- Kelompok studi Indonesia yang dipimpin dr. Sutomo mempunyai sifat yang moderat dan mulai tahun 1930 diganti dengan PBI ( Persatuan Bangsa Indonesia) dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka dengan cara menyempurnakan derajad bangsa dan tanah air, berdasarkan kebangsaan Indonesia. Kegiatan dalam bidang pertanian diwujudkan dengan cara membentuk Rukun Tani.
- Sesuai dengan kondisi politik saat itu, antara PBI dan BU terjadi hubungan yang sangat erat dan pada 25 Desember 1935 terjadi fusi antara PBI dan BU menjelma menjadi Parindra yang didalamnya ada Sarekat Sumatra, Sarekat Celebes, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi.
-Tujuan : mencapai Indonesia mulia dan sempurna.
Untuk mencapai tujuannya, Parindra melakukan kegiatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial.
Sifat Parindra sesuai dengan Kongres I (1 Mei 1937) dan II (24 - 27 Desember 1938) adalah kooperasi.
- Petisi Sutarjo (1936)
Adanya kesulitan dalam sikap nonkooperasi, menimbulkan gagasan bagi Sutarjo Kartohadi kusumo, seorang Dewan Rakyat, mengajukan usul kepada pemerintah Belanda 15 Juli 1936. Usul itu yang kemudian disebut Petisi Sutarjo
Berisi permohonan agar diselenggarakan musyawarah antara wakil Indonesia dan Belanda yang punya hak sama. Dengan tujuan, pemberian otonomi kepada Indonesia yang mana pelaksanaannya diatur dalam waktu sepuluh tahun, dengan beberapa perubahan :
1. Pulau Jawa dijadikan propinsi, sedang yang lain diberi otonomi;
2. Sifat dualisme dalam pemerintah di daerah harus dihapus;
3. Voolksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya;
4. Dibentuk dewan kerajaan;
5. Penduduk Indonesia adalah orang yang lahir, asal-usul dan cita-citanya untuk Indonesia;
Petisi Sutarjo sekolah melalui perdebatan dan pembahasan yang ketat, akhirnya ditolak oleh Ratu Belanda, dengan alasan Indonesia belum siap untuk memikul tanggung jawab dan memerintah sendiri.
16. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Perkembangan organisasi Islam di Indonesia yang beraneka ragam, dalam menyikapi kondisi yang ada akhirnya membuahkan gagasan untuk menyatukan semua organisasi dalam satu wadah yang mempunyai tujuan yang sama. Maka, melalui beberapa kali musyawarah, akhirnya disepakatilah dibentuk suatu majelis yang diberi nama DDI (Djami’ul Djami’at Al Islam) artinya Perkumpulan-perkumpulan Islam, yang kemudian berdasarkan pertemuan pada tahun 1937, DDI diganti menjadi Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).
Tujuan MIAI :
1. mempererat hubungan di antara perhimpunan-perhimpunan Islam di Indonesia
2. menyatukan suara untuk membela kehormatan Islam
3. merapatkan hubungan antara kaum muslimin Indonesia dengan umat Islam di luar negeri.
Melalui propaganda dan kegiatan dakwah, MIAI berusaha menyadarkan masyarakat (Islam) bahwa budaya Belanda dengan penjajahannya tidak sesuai dengan ajaran Islam. MIAI juga menentang UU milisi militer.
17. GAPI (1939)
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) adalah suatu bentuk federasi dari berbagai organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PII, Partai Katolik Indonesia, PSII).
Faktor-faktor yang mendorong dibentuknya GAPI :
1. gagalnya Petisi Sutarjo;
2. kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme;
3. sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan menjalankan aksi bersama guna memperjuangkan kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1. pelaksanaan The Right of Self Determination;
2. persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik, sosial, ekonomi;
3. pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum (Indonesia berparlemen);
4. membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk menghadapi fasisme;
5. pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh GAPI : Moh, Husni Thamrin, Amir Syarifudin, Abikusno Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan aksinya, pada 24 - 25 Desember 1939 GAPI mengadakan pertemuan dan membentuk KRI (Kongres Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : Indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan : bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah Jerman berhasil menguasai belanda yaitu penggantian Volksraad dengan parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI kemudian membentuk Komisi Visman dengan tugas menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan yang diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolak oleh GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu, KRI diubah menjadi MRI.
Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh Ratu Belanda, bahkan sesuai dengan keadaan saat itu Pemerintah Belanda menerapkan wajib milisi untuk menghadapi perang.
Transformasi Etnik
Sejak bangsa-bangsa Barat (Eropa) datang di wilayah Indonesia, telah menimbulkan reaksi dari berbagai wilayah yang berbentuk perlawanan-perlawanan kedaerahan. Perlawanan ini disebut perlawanan etnik atau suku. Tujuan perlawanan ini hanya sebatas kebebasan atau kemerdekaan etniknya atau suku bangsanya atau daerahnya masing-masing.
Karena kolonial sangat untuk mudah mengatasi masalah tersebut, dengan menggunakan siasat adu domba antar etnik ataupun golongan.
Perjuangan etnik bukan hanya dilakukan oleh kaum pribumi saja, tapi juga etnik lain atau masyarakat keturunan seperti Cina, India, Arab, bahkan keturunan Belanda melakukan gerakan sejak tahun 1908. Perlawanan-perlawanan etnik tersebut telah berubah bentuk, perlawanan yang bersifat etnik, keturunan dan kedaerahan mulai ditinggalkan dan mengupayakan terwujudnya persatuan dan kesatuan antar etnik. Mulailah bermunculan wadah berupa organisasi yang bersifat nasional.
Sejak saat itu berubah bentuk perlawanan fisik menjadi perlawanan dengan pergerakan nasional. Hal ini diperkuat dengan diwujudkannya “Sumpah Pemuda” 28 Oktober 1928.
Terwujudnya Identitas Nasional
Istilah “Indonesia”
Pada masa pergerakan, nama Indonesia sangat penting atinya bagi perjuangan. Sebab nama Indonesia dijadikan sebagai perekat, pemersatu semua unsur yang ada di masyarakat. Bahkan nama Indonesai sebagai perekat dan lambang pemersatu perjuangan bangsa Indonesia
Kapan istilah Indonesia mulai muncul? Untuk mengetahui jawaban tersebut kita lihat penggunaan istilah Indonesia pada awalnya.
J.R.Logan (seorang pegawai pemerintah Inggris di Penang)
Beliau mengunakan istilah Indonesia tahun 1850 dalam satu artikel di majalah yang ia pimpin.
Istilah Indonesia digunakan untuk menyebut kepulauan dan penduduk nusantara.
Earl G. Widsor
Tahun 1850 menulis istilah Indonesia dalam wilayah milik J.R. Logan untuk masyarakat penduduk Indonesia.
Tokoh lain yang mempopulerkan adalah Adolf Bastian (1884), Van Volenhoven, Snouck Hurgronje.
Kata “Indonesia” Sebagai Identitas Kebangsaan (Nasional)
Sejak munculnya para kaum terpelajar (kaum cendekiawan) yang melakukan perjuangan melalui pergerakan nasional maka kata “Indonesia” mulai akrab terdengar, dan kata (nama) Hindia-Belanda mulai ditinggalkan bahkan para mahasiswa yang belajar di Belanda sendiri mendirikan organisasi yang menggunakan istilah Indonesice (Indonesia).
Bahkan sebutan Indonesia sudah di kuatkan oleh oleh para pemuda melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berisi :
• Kami putra –putri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Akhirnya seluruh unsur atau elemen masyarakat, penduduk ataupun lembaga organisasi sangat bangga menyebut “Indonesia”. Dengan demikian mulailah istilah “Indonesia”sebagai Identitas Nasional.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.4.Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia
Indikator : - Menganalisis ideologi – ideologi yang berkembang pada masa pergerakan Nasional dan pengaruhnya terhadap strategi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan nasional dalam Menghadapi Kekuasaan Kolonial
1. Budi Utomo
Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia sebenarnya berawal dari ide dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mendirikan studifonds guna menghimpun dana untuk memberikan beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu tapi berpotensi. Dalam perkembangannya, ide itu berubah menjadi pendirian sebuah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di gedung STOVIA. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal berdirinya adalah “kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa serta Madura
Tujuan tersebut akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Memajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan,
3. Memajukan teknik dan industri,
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan dilakukan, menunjukkan bahwa Budi Utomo bukanlah organisasi politik.. Hal ini lebih dipertegas lagi dari hasil kongres I Budi Utomo (Oktober 1908) yang menghasilkan:
1. Budi Utomo tidak melakukan kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada pendidikan dan kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas untuk Jawa dan Madura
4. Memilih RT. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, Kebumen sebagai ketua, dan
pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang politik setelah berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij. Sebagai bukti keterlibatan Budi Utmo dalam bidang politik, tampak ketika pada tanggal 5 - 6 Agustus 1915 di Bandung Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan perlunya milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena adanya peristiwa Perang Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk Komite Nasional dalam rangka pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian, secara umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar tahun 1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sarekat Islam
Adanya monopoli dari para pedagang Cina terhadap bahan-bahan batik di Solo, menyebabkan keprihatinan bagi para pedagang. Dengan dipelopori oleh H. Samanhudi, maka didirikanlah sebuah organisasi pedagang yang bisa mengimbangi kekuatan pedagang Cina.
Organisasi itu diberi nama Sarekat Dagang Islam yang didasari :
1. agama, yaitu agama Islam
2. ekonomi yaitu untuk memperkuat diri dari pandangan Cina.
Dengan masuknya, HOS. Cokroaminoto , maka Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam, dengan tujuan agar anggotanya tidak hanya para pedagang, tetapi rakyat semua bisa masuk, kecuali pegawai negeri. hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan tokoh-tokoh Sarekat Dagang Islam lebih mengedepan dalam menentukan corak organisasinya.
Tujuan Sarekat Islam adalah :
• 1. Memajukan perdagangan
• 2. Membantu para anggotanya yang mengalamikesulitan terutama masalah permodalan
• 3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajad rakyat
• 4. Memajukan kehidupan agama Islam
Dalam perkembangannya, Sarekat Islam berubah sebagai organisasi yang besar tentu saja ini sangat menghawatirkan pemerintah Belanda. Maka pemerintah Belanda mulai mengadakan pembatasan terhadap gerak SI, misalnya penolakan pemerintah akan status badan hukum.
Adanya penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan SI selanjutnya. Hal ini tampak pada semakin beraninya SI mengkritik pemerintah Belanda terutama praktik kolonialisme Belanda yang menyengsarakan rakyat. Dengan adanya sikap ini, berarti SI mulai berjuang ke arah politik.
Seiring dengan tumbuh berkembangnya organisasi pergerakan di Indonesia, maka dalam SI ada perpecahan yaitu setelah adanya anggota SI yang merangkap di organisasi yang lain, seperti ISDV. Dengan adanya infiltrasi komunis ke tubuh SI melalui
3. Indische Partij ( IP )
Organisasi yang secara tegas menyatakan bahwa bergerak dalam politik adalah Indische Partij yang didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu :
- E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)/Multatuli
- Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
- Cipto Mangunkusumo
Didirikan pada 25 Desember 1912 dengan tujuan adalah mempersatukan semua India sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka IP berdiri atas dasar nasionalisme yang luas dan menentang politik kolonial Belanda, maka IP bersifat nonkooperasi.
Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan program kerja IP adalah :
- Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan,
- Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
- Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama yang satu dengan yang lain,
- Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan,
- Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang Hindia,
- Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Dengan menyatakan diri sebagai organisasi politik, maka pemerintah Belanda kemudian melarang partai itu. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para pemimpinnya tidak pernah luntur, yaitu tampak dari keberanian Suwardi Suryaningrat yang menulis buku Seandainya Saya Orang Belanda yang berisi sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Demikian juga dengan Douwes Dekker yang menyatakan bahwa pemerintahan jajahan adalah bukan pemerintah, tetapi kelaliman yang merupakan musuh rakyat yang paling berbahaya. Karena kegiatan dari tokoh IP dirasa membahayakan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman buang/pengasingan dan mereka memilih negara Belanda.
4. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912 dengan tujuan :
– 1. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam,
– 2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan
agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern.
Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara :
- 1. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam,
- 2. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, dan rumah yatim dan kegiatan social
- 3. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam.
Dengan melihat kegiatannya, maka tampaklah bahwa Muhammaditah bukan organisasi politik. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan Muhammadiyah, meskipun pada awal-awal tahun perkembangannya kaum nasional kurang tertarik dengan Muhammadiyah karena tidak mau terjun ke dunia politik dan mau menerima bantuan dari Belanda.
5. P K I
Paham sosialis komunis yang ada di Indonesia dibawa oleh Sneevlit, Branstheder dan Drekker, yang diwujudkan dengan membentuk ISDV (Indische Social Demokratische Vereniging) pada 9 Mei 1914. Tujuannya adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan usaha yang dilakukan adalah berusaha mendekati rakyat dengan cara menjalin hubungan dengan SI dan IP, dan ternyata kurang berhasil karena perbedaan paham. Maka ditempuhlah strategi yang lain yaitu menarik simpati golongan nasionalis, dengan cara mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis yang diketuai Semaun.
Langkah selanjutnya adalah bekerjasama dengan orang-orang Belanda yang sehaluan, bahkan menjalin hubungan dengan paham komunis di luar negeri. Inilah yang membuktikan bahwa PKI merupakan organisasi/partai massa yang sifatnya internasional.
Berhubung strategi yang digunakan kurang berhasil menarik simpati rakyat Indonesia, maka PKI kemudian mencoba mengadakan infiltrasi ke organisasi yang ada, seperti ke SI maupun ke golongan buruh yang ekonominya lemah. Perjuangan kelas (perbaikan nasib) merupakan salah satu taktik PKI, dengan cara mengadakan pemogokan-pemogokan di perusahaan. Puncak kegiatan PKI adalah Pemberontakan November 1926 di Jakarta, terus di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan di Sumatera 1927.
6. Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda yang pertama kali didirikan adalah Tri Koro Dharmo pada 7 Maret 1915 di Jakarta oleh Satiman Wiryo Sanjoyo, Kadarman dan Sunardi.
Tri Koro Dharmo mengandung maksud “Tiga Tujuan Mulia” yaitu sakti, budhi, dan bhakti.
Sedangkan asasnya adalah :
- 1. Menimbulkan pertalian antara murid-murid Bumi Putera pada sekolah menengah, kursus perguruan, sekolah guru, sekolah kejuruan.
- 2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya
- 3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia,
khususnya Jawa.
Karena sifatnya Jawa sentris dan agar tidak menimbulkan perpecahan, maka namanya diubah menjadi Jong Java. Organisasi ini pada awalnya bukan organisasi politik, tetapi dengan masuknya H. Agus Salim dari SI, maka Jong Java mencoba berubah haluan ke politik dengan cara mendirikan Jong Islamiten Bond 1924.
Pada kongres 1928 Jong Java menyetujui diadakannya fusi (penggabungan) dengan organisasi pemuda lainnya yang diberi nama Indonesia Muda.
Selain Jong Java maka bermuncullah organisasi pemuda yang lain misalnya : Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia).
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres Pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
7. Taman Siswa
Politik Etis, khususnya bidang pendidikan, ternyata tidak memberi peluang bagi hubungan jiwa yang bebas terutama kesempatan untuk bereaksi secara kreatif. Dengan adanya hal yang demikian, maka timbullah keinginan untuk melaksanakan pendidikan sendiri, yang sesuai dengan cita-cita bangsa dijiwai oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta 3 Juli 1922 dengan tujuan : mewujudkan masyarakat yang “tata tentrem tertib damai” dengan asas Panca darma yaitu :
1. Dasar kodrat alam
2. Dasar kemerdekaan
3. Kebudayaan
4. Dasar kebangsaan dan kerakyatan
5. Kemanusiaan
Sistem yang dipakai adalah “among” dengan pola belajar asah, asih, asuh. Sedangkan pola kepemimpinan adalah Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.
Melalui Taman Siswa inilah, tercetaklah kader-kader nasionalis yang siap mencapai tujuan mulia bangsa.
8. Nahdlatul Ulama
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama
a. Antisipasi dari para kyai dan santri atas perkembangan gerakan modernisasi dalam Islam
Muhammadiyah.
b. Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran dari kemurnian ajaran Islam. Waktu itu
Belanda berusaha meruntuhkan potensi Islam.
c. Sebagai upaya para ulama untuk meneruskan perjuangan mencapai kemerdekaan.
d. Sebagai upaya para ulama untuk memelihara ketentraman dan ketenangan bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam.
Waktu pendirian dan keanggotaan
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Kertopaten, Surabaya. Tokoh pendirinya adalah : KH. Hasyim Asyari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Mas Ali, KH. Ridwan. Keanggotaan : para ulama, santri yang berada di lingkungan pondok pesantren sebagai basisnya di daerah-daerah yang menjadi penyebaran Islam oleh Walisongo.
Tujuan dan program Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan untuk mewujudkan insan masyarakat yang takwa, cerdas, terampil, berakhlak mulia, adil sejahtera. Secara umum tujuan Nahdlatul Ulama bisa disimpulkan yaitu : berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah untuk mencapai tujuan maka ditetapkan program sebagai berikut :
a. Dakwah Islam
b. Pendidikan dan pengajian baik formal maupun nonformal
c. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat
9. Gerakan Wanita
RA Kartini (21 April 1879 - 1904) dianggap pelopor pergerakan wanita Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyai cita-cita untuk memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Kurangnya pendidikan dan pengajaran kaum wanita diperlakukan tidak adil. Hal itu ditunjukkan oleh adat kebiasaan yang ada :
1. Adanya kawin paksa
2. Adanya polygami
3. Adanya masa pingitan bagi gadis-gadis
4. Kaum pria mempunyai hak terbatas dalam perkawinan
Adat kebiasaan tersebut ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran maju. Pergerakan wanita bersifat sosial yang bertujuan :
1. Keluar : berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria.
2. Kedalam : berusaha menciptakan kemampuan kaum wanita sendiri sebagai ibu dan pemegang
kendali rumah tangga.
10. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juni 927 PNI didirikan di Bandung oleh : Ir. Sukarno, R. Sunaryo.
PNI merupakan organisasi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia
Dasar perjuangannya : Marhaenisme (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi)
Sejak PNI berdiri telah bergerak dalam bidang politik
tujuannya :
- untuk mencapai Indonesia merdeka, sedang sikapnya noncooperation.
Atas inisiatif PNI pada tahun 1927 terbentuk PPKI. Anggota PPKI meliputi : PNI, PSI, BU, kaum
Betawi, Pasundan.
Perkembangan PNI yang pesat dengan sikap nyata-nyata menentang kolonialisme imperialisme
sangat menakutkan Belanda. Pada tahun 1929 tokoh-tokohnya ditangkap dan dipenjarakan atas
tuduhan melancarkan pemberontakan.
Mr. Sartono mengambil alih pimpinan tahun 1931 PNI dibubarkan mereka yang menyetujui pembubaran tersebut membentuk partai politik baru dinamakan Partindo, mereka yang tidak menyetujui membentuk partai politik dinamakan PNI Baru.
11. Gerakan Buruh
Pada awal abad ke-20 sudah banyak kaum buruh, nasib mereka tidak menguntungkan, hidup mereka menderita, dalam rangka memperbaiki nasibnya, kaum buruh merasa senasib sepenanggungan, mereka berjuang untuk menuntut beberapa hal : soal jam kerja dan kenaikan upah, untuk memperjuangkan nasibnya mereka membentuk organisasi buruh. Organisasi buruh yang berdiri pada saat itu adalah :
1. Saat Spoorwegen Bond (55 Bond) tahun 1905, serekat buruh perusahaan kereta api.
2. Vereninging Van Spoor Entranweg Persneel (VSTP) tahun 1908. Organisasi ini banyak
memperoleh pengaruh dari ISDV dan berhaluan kiri.
3. Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) tahun 1916. Oraganisasi ini berada di bawah
pengurus SI.
4. Bergerilya Openbare Weeken : DPU (BOW) tahun 1916.
5. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) tahun 1919 persatuan kaum buruh yang ada dalam
satu federasi yaitu PPKB.
12. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda yang bernama: Indiche Vereniging” yang didirikan tahun 1908. Tahun 1922 berubah menjadi Indonesische Vereniging, 1923 menjadi Perhimpunan Indonesia, yang berazas bahwa Indonesia akan membentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam perjuangannya PI memegang tugas bahwa nasionalisme yang radikal akan dapat menjadi subjek yang ampuh bagi bangsa yang dijajah.
Tujuan PI adalah : kemerdekaan Indonesia, dengan menggunakan sarana majalah Indonesia Merdeka.
Sedangkan usaha yang dilakukan untuk menyebarluaskan dan mempropagandakan dasar-dasar PI, yaitu dengan menjalin hubungan dengan pergerakan nasional yang ada di Indonesia dan hubungan dengan organisasi internasional, anatra lain :
1. Turut dalam kegiatan Kominten dan Association Pour Etude des Civilisations di Paris 1925.
2. Turut dalam Liga Penentang Imperalis.
3. Mengikuti Konggres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia antara lain :
a. Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris
b. Kongres Liga melawan imperalisme dan penindasan penjajah di Brusel
c. Kongres Wanita Internasional di Swis 1927
Akibat dari kegiatan tersebut, tokoh PI seperti Ali Sastroamijoyo, M. Natsir Pamuncak, Abdul Masjid Djoyodiningrat, dan M. Hatta ditangkap dan dihukum karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan Belanda.
Pergerakan PI menjadi semakin jelas arah dan tujuannya yang menunjukkan perkembangan ideology PI yaitu persatuan dan kesatuan yang menjadi manifesto politik pergerakan nasional yang menyangkut :
1. Persatuan dan kesatuan
2. Demokrasi
3. Swadaya
13. PPPKI (P3KI) Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
A. Latar Belakang
Ada beberapa faktor yang mendorong organisasi-organisasi pergerakan harus menggalang persatuan dan kesatuan, yaitu :
1. Krisis ekonomi 1929/1930
• Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi di Eropa dan Amerika berpengaruh terhadap kondisi Indonesia yaitu makin banyaknya pengangguran di Indonesia akibat banyaknya perubahan proyek.
2. Sikap dan kebijakan Pemerintah kolonial Belanda yang keras dan kaku untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pemerintah Belanda mulai bersikap keras keras dan lugas, misalnya diberlakukannya pembatasan terhadap aktivitas pergerakan nasional.
3. Tokoh terkemuka pergerakan nasional ditangkap dan diasingkan, adanya penangkapan para tokoh pergerakan nasional Indonesia, memaksa organisasi-organisasi pergerakan nasional mengambil sikap kooperasi dengan pemerintah Belanda, dan juga adanya usaha untuk menggalang persatuan antar organisasi yang ada.
Dengan dipelopori oleh Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Desember 1927 diadakan rapat di Bandung yang dihadiri PNI, PSI, BU, PPKI, mereka sepakat membentuk federasi PPPKI dengan tujuan :
• 1. Mencegah perselisihan antara partai/organisasi;
• 2. Menyatukan arah dan beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan Indonesia;
• 3. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan lambangnya Sang merah Putih, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia.
• Pada awal berdirinya P3KI, badan ini kelihatan mantap. Barulah setelah Kongres di Solo 1929, mulai ada keretakan yaitu :
• 1. terjadinya penangkapan atas Soekarno dan kawan-kawan;
• 2. berkembangnya isu kooperasi dan non kooperasi;
• 3. hak suara
• 4. perbedaan nasionalis agama dan nasionalis sekuler.
14. Kongres Pemuda
a. Kongres Pemuda I
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri, yang ditindak lanjuti dengan diadakannya pertemuam organisasi pemuda pada 15 Nopember 1925 yang dihadiri Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar-pelajar Minahasa, Sekar Rukun, dan lain-lain. Hasilnya adalah akan diadakan konggres. Pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 diadakanlah Kongres Pemuda I diketuai oleh M. Tabrani.
Tujuan :
1.Memajukan faham persatuan kebangsaan
2.Mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda
Kongres Pemuda I ini tidak lepas dari peranan PPPI yang menginginkan penggabungan perkumpulan pemuda dalam satu badan. Hal ini semakin mantap dengan datangnya tokoh PI. Demikian juga dengan berdirinya Jong Indonesia di Bandung oleh Sukarno, yang dalam kongresnya28 Desember 1927. Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) menyetujui dibentuknya fusi.
b. Kongres Pemuda II
Sesuai dengan usul P3I tentang Kongres Pemuda, maka dibentuklah panitia kongres yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito.
Kongres dilaksanakan 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat I
• Sabtu dibuka oleh Sugondo Joyopuspito.
• Dalam rapat ini, M. Yamin menyampaikan tentang Persatuan dan kebangsaan Indonesia. Menurutnya, ada 5 faktor persatuan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, keamanan.
2. Rapat II
• Minggu, 28 Oktober 1928 di Java Oast Bioscoop K.
3. Rapat III
• 28 Oktober 1928 malam hari di Indonesich Club HUIS, Kramat Raya 106. Dalam rapat ini tampil Sunario SH yang berceramah tentang Pergerakan Pemuda dan Persatuan Bangsa. Juga, saat istiadat, WR. Supratman menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Pada puncak acara kongres ini, diikrarkanlah putusan kongres yang merupakan rumusan : M. Yamin, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda
15. PARINDRA (1935)
- Kelompok studi Indonesia yang dipimpin dr. Sutomo mempunyai sifat yang moderat dan mulai tahun 1930 diganti dengan PBI ( Persatuan Bangsa Indonesia) dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka dengan cara menyempurnakan derajad bangsa dan tanah air, berdasarkan kebangsaan Indonesia. Kegiatan dalam bidang pertanian diwujudkan dengan cara membentuk Rukun Tani.
- Sesuai dengan kondisi politik saat itu, antara PBI dan BU terjadi hubungan yang sangat erat dan pada 25 Desember 1935 terjadi fusi antara PBI dan BU menjelma menjadi Parindra yang didalamnya ada Sarekat Sumatra, Sarekat Celebes, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi.
-Tujuan : mencapai Indonesia mulia dan sempurna.
Untuk mencapai tujuannya, Parindra melakukan kegiatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial.
Sifat Parindra sesuai dengan Kongres I (1 Mei 1937) dan II (24 - 27 Desember 1938) adalah kooperasi.
- Petisi Sutarjo (1936)
Adanya kesulitan dalam sikap nonkooperasi, menimbulkan gagasan bagi Sutarjo Kartohadi kusumo, seorang Dewan Rakyat, mengajukan usul kepada pemerintah Belanda 15 Juli 1936. Usul itu yang kemudian disebut Petisi Sutarjo
Berisi permohonan agar diselenggarakan musyawarah antara wakil Indonesia dan Belanda yang punya hak sama. Dengan tujuan, pemberian otonomi kepada Indonesia yang mana pelaksanaannya diatur dalam waktu sepuluh tahun, dengan beberapa perubahan :
1. Pulau Jawa dijadikan propinsi, sedang yang lain diberi otonomi;
2. Sifat dualisme dalam pemerintah di daerah harus dihapus;
3. Voolksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya;
4. Dibentuk dewan kerajaan;
5. Penduduk Indonesia adalah orang yang lahir, asal-usul dan cita-citanya untuk Indonesia;
Petisi Sutarjo sekolah melalui perdebatan dan pembahasan yang ketat, akhirnya ditolak oleh Ratu Belanda, dengan alasan Indonesia belum siap untuk memikul tanggung jawab dan memerintah sendiri.
16. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Perkembangan organisasi Islam di Indonesia yang beraneka ragam, dalam menyikapi kondisi yang ada akhirnya membuahkan gagasan untuk menyatukan semua organisasi dalam satu wadah yang mempunyai tujuan yang sama. Maka, melalui beberapa kali musyawarah, akhirnya disepakatilah dibentuk suatu majelis yang diberi nama DDI (Djami’ul Djami’at Al Islam) artinya Perkumpulan-perkumpulan Islam, yang kemudian berdasarkan pertemuan pada tahun 1937, DDI diganti menjadi Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).
Tujuan MIAI :
1. mempererat hubungan di antara perhimpunan-perhimpunan Islam di Indonesia
2. menyatukan suara untuk membela kehormatan Islam
3. merapatkan hubungan antara kaum muslimin Indonesia dengan umat Islam di luar negeri.
Melalui propaganda dan kegiatan dakwah, MIAI berusaha menyadarkan masyarakat (Islam) bahwa budaya Belanda dengan penjajahannya tidak sesuai dengan ajaran Islam. MIAI juga menentang UU milisi militer.
17. GAPI (1939)
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) adalah suatu bentuk federasi dari berbagai organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PII, Partai Katolik Indonesia, PSII).
Faktor-faktor yang mendorong dibentuknya GAPI :
1. gagalnya Petisi Sutarjo;
2. kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme;
3. sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan menjalankan aksi bersama guna memperjuangkan kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1. pelaksanaan The Right of Self Determination;
2. persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik, sosial, ekonomi;
3. pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum (Indonesia berparlemen);
4. membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk menghadapi fasisme;
5. pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh GAPI : Moh, Husni Thamrin, Amir Syarifudin, Abikusno Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan aksinya, pada 24 - 25 Desember 1939 GAPI mengadakan pertemuan dan membentuk KRI (Kongres Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : Indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan : bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah Jerman berhasil menguasai belanda yaitu penggantian Volksraad dengan parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI kemudian membentuk Komisi Visman dengan tugas menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan yang diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolak oleh GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu, KRI diubah menjadi MRI.
Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh Ratu Belanda, bahkan sesuai dengan keadaan saat itu Pemerintah Belanda menerapkan wajib milisi untuk menghadapi perang.
Transformasi Etnik
Sejak bangsa-bangsa Barat (Eropa) datang di wilayah Indonesia, telah menimbulkan reaksi dari berbagai wilayah yang berbentuk perlawanan-perlawanan kedaerahan. Perlawanan ini disebut perlawanan etnik atau suku. Tujuan perlawanan ini hanya sebatas kebebasan atau kemerdekaan etniknya atau suku bangsanya atau daerahnya masing-masing.
Karena kolonial sangat untuk mudah mengatasi masalah tersebut, dengan menggunakan siasat adu domba antar etnik ataupun golongan.
Perjuangan etnik bukan hanya dilakukan oleh kaum pribumi saja, tapi juga etnik lain atau masyarakat keturunan seperti Cina, India, Arab, bahkan keturunan Belanda melakukan gerakan sejak tahun 1908. Perlawanan-perlawanan etnik tersebut telah berubah bentuk, perlawanan yang bersifat etnik, keturunan dan kedaerahan mulai ditinggalkan dan mengupayakan terwujudnya persatuan dan kesatuan antar etnik. Mulailah bermunculan wadah berupa organisasi yang bersifat nasional.
Sejak saat itu berubah bentuk perlawanan fisik menjadi perlawanan dengan pergerakan nasional. Hal ini diperkuat dengan diwujudkannya “Sumpah Pemuda” 28 Oktober 1928.
Terwujudnya Identitas Nasional
Istilah “Indonesia”
Pada masa pergerakan, nama Indonesia sangat penting atinya bagi perjuangan. Sebab nama Indonesia dijadikan sebagai perekat, pemersatu semua unsur yang ada di masyarakat. Bahkan nama Indonesai sebagai perekat dan lambang pemersatu perjuangan bangsa Indonesia
Kapan istilah Indonesia mulai muncul? Untuk mengetahui jawaban tersebut kita lihat penggunaan istilah Indonesia pada awalnya.
J.R.Logan (seorang pegawai pemerintah Inggris di Penang)
Beliau mengunakan istilah Indonesia tahun 1850 dalam satu artikel di majalah yang ia pimpin.
Istilah Indonesia digunakan untuk menyebut kepulauan dan penduduk nusantara.
Earl G. Widsor
Tahun 1850 menulis istilah Indonesia dalam wilayah milik J.R. Logan untuk masyarakat penduduk Indonesia.
Tokoh lain yang mempopulerkan adalah Adolf Bastian (1884), Van Volenhoven, Snouck Hurgronje.
Kata “Indonesia” Sebagai Identitas Kebangsaan (Nasional)
Sejak munculnya para kaum terpelajar (kaum cendekiawan) yang melakukan perjuangan melalui pergerakan nasional maka kata “Indonesia” mulai akrab terdengar, dan kata (nama) Hindia-Belanda mulai ditinggalkan bahkan para mahasiswa yang belajar di Belanda sendiri mendirikan organisasi yang menggunakan istilah Indonesice (Indonesia).
Bahkan sebutan Indonesia sudah di kuatkan oleh oleh para pemuda melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berisi :
• Kami putra –putri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Akhirnya seluruh unsur atau elemen masyarakat, penduduk ataupun lembaga organisasi sangat bangga menyebut “Indonesia”. Dengan demikian mulailah istilah “Indonesia”sebagai Identitas Nasional.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Label:
mapel sejarah klas XI
Minggu, 17 Oktober 2010
BISNIS DALAM ISLAM
Sejarah Saudagar / entrepreneur
Islam mendorong umatnya untuk menjadi Saudagar / Pengusaha dengan cara kerja keras dan hemat, yang bertujuan ibadah kepada Allah. Nabi mengatakan, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadist lainnya, “Sesungguhnya yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah yang berasal dari usahanya sendiri.
Tapi mengapa penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam belum maju dalam bidang ekonomi ?
Dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Bisnis merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan agama. Oleh karena itulah muncul istilah ‘spiritual entrepreneur’, yaitu bagaimana umat Islam berbisnis dengan tetap menggunakan rambu-rambu yang sudah ditetapkan dalam agama.
Dengan demikian, aktivitas usaha menjadi entrepreneur tidak hanya mendapatkan kekayaan dunia, tetapi juga pahala di akhirat. Karena itu dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah.
Ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah mencari rizki, antara lain: ‘Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan’, (Al-Naba’, [78]:11). ‘Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah’, (Al-Jumu’ah [62]:10).
Sebuah Hadis mengatakan bahwa 90% rezeki itu ada di dunia perdagangan (bisnis). Nabi adalah contoh seorang pebisnis ulung yang tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tapi jauh sampai ke Syria.
Para Nabi adalah Pengusaha / entrepreneur
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa para Nabi adalah kaum profesional yang mempunyai jiwa wiraswasta. Seperti Nabi Daud adalah pandai besi, Nabi Musa adalah penggembala, Nabi Yusuf adalah seorang menteri.
Begitu pula Nabi Muhammad SAW yang memulai karir sebagai Saudagar / Pedagang sejak usia 18 tahun. Setelah tidak lagi jadi penggembala, beliau suka membeli barang-barang dari pasar dan kemudian menjualnya. Lalu, beberapa tahun kemudian setelah citranya sebagai pedagang yang jujur dan cerdas semakin terbukti, beliau dipercaya oleh pemilik modal untuk menjalankan modalnya.
Pengertian Entrepreneurship
Istilah entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis berarti menjalankan dan melakukan. Pelakunya disebut entrepreneur, bermakna orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari satu atau lebih pilihan yang semuanya mempunyai manfaat dan resiko yang berbeda.
Di Indonesia disebut: 1. Wirausaha, 2. Wiraswasta, 3. Pengusaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut Raymond Kao: Orang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan
Rhenald Kasali: Entrepreneur adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah, dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Sejarah Entpreneurship
Istilah entrepreneur bukanlah sesuatu hal yang baru. Ia berkembang berdasarkan naluri, personality, dan alamiah, sama dengan pengusaha. Dalam skala lebih kecil, pedagang kaki lima juga entrepreneur, yaitu orang yang berusaha sendiri dan tidak bekerja untuk orang lain, tetapi bekerja untuk diri sendiri.
Entrepreneur itu adalah seorang yang berusaha berpikir beda, seperti Marcopolo, Christopher Columbus, dll. Pada awalnya, istilah ini bermakna mengambil resiko, lalu berkembang menjadi manfaat untuk menukar resiko yang akan terjadi.
Sejalan dengan Revolusi Industri, khususnya setelah James Watt menemukan mesin uap, istilah ini juga berkembang dan berubah makna dari sekedar menawarkan manfaat menjadi memanfaatkan informasi dari yang ada (penemuan-penemuan), kemudian berubah lagi dari memanfaatkan informasi menjadi peluang bisnis, dan begitu seterusnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi.
Entrepreneurship saat ini menjadi tren karena dipengaruhi oleh perkembangan wirausaha di negara-negara maju. Mereka menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi sebuah negara. Seperti Bill Gates atau Jeffry Yang (Yahoo). Juga seperti Ciputra, Bakrie, Gobel, Hasyim Ning, dll., di Indonesia.
Berbeda dengan masa sekarang, dulu orang senang menjadi karyawan atau pegawai (ambtenar). Namun, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat, mereka mulai menyadari keuntungan menjadi entrepreneur, ditambah lagi dengan banyaknya ‘success story’ para pengusaha baru dengan usahanya sehingga memotivasi masyarakat menjadi pengusaha.
Rasio dan motivasi entrepreneurship seseorang juga tergantung etos budaya suatu masyarakat. Di Amerika Serikat, entpreneur berbanding 1 : 12, sedangkan di Indonesia, baru sekitar 6% dibandingkan jumlah penduduk.
selingan : anda ingin mengetahui cara membuat krupuk rambak ??? silahkan dowload gratis : klik di sini !
Ciri-ciri Entrepreneur
ada 5 ciri entrepreneur:
1. Berani mengambil resiko
2. Menyukai tantangan
3. Punya daya tahan yang tinggi
4. Punya visi jauh ke depan
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
MOTIVASI ENTREPRENEURSHIP SESEORANG JUGA TERGANTUNG ETOS KERJANYA
PENGERTIAN ETOS DAN KERJA
‘Etos’ dari segi bahasa berasal dari bahasa Yunani berarti watak atau karakter. Makna lengkapnya adalah karakteristik, sikap, kebiasaan, dan kepercayaan, yang sifatnya khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia.
Dari perkataan ‘etos’ ini, terambil kata ‘etika’ dan ‘etis’ yang merujuk kepada makna ‘akhlaq’ atau bersifat ‘akhlaqi’. Yaitu, kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk suatu bangsa. ‘Etos’ juga berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan bangsa tersebut tentang yang baik dan buruk. Inilah etika.
Istilah ‘kerja’ dan ‘amal’ terdapat dalam kosakata bahasa Indonesia, namun istilah ‘amal’ berasal dari bahasa Arab. Pengertian ‘kerja’ dalam bahasa Arab menunjukkan sebuah ‘tindakan’ dengan dua pengertian, yaitu “amal” dan “shun’un”. “Amal” adalah tindakan praksis, sedangkan “shun’un” bermakna membuat atau memproduksi atau mengolah sesuatu dari alam dalam arti secara artistik dan ketrampilan.
ETOS KERJA DALAM ISLAM
Ada beberapa ciri khas ‘etos kerja Islam’ yang dapat diimplementasi dari al-Qur’an dan Hadist, yaitu: menghargai waktu, ikhlas dan jujur, komitmen yang kuat, disiplin dalam bekerja, kreatif, percaya diri dan ulet, bertanggung jawab, melayani, memiliki harga diri, memiliki jiwa kepemimpinan, berorientasi masa depan, hidup hemat, jiwa wirausaha, insting bertanding dalam kompetisi kebaikan, keinginan mandiri, selalu belajar, orientasi pada produktivitas, perkaya jaringan silaturahmi, semangat perantauan, dan semangat perubahan.
Ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist telah menggariskan etos kerja Islam, yaitu:
1. Niat yang baik. Karena niat sangat menentukan terhadap nilai suatu ussaha, maka niat harus betul-betul tulus dan ikhlas kerena ibadah atau ridha Allah. Nabi bersabda: “ Sesungguhnya seluruh amal (pekerjaan) itu tergantung pada niatnya”. (H.R. Buhkhari dan Muslim). Niat adalah kunci dalam berusaha.
2. Konsep Ihsan dan Itqan dalam bekerja. Ihsan berarti perbuatan yang baik dalam arti sebaik mungkin, sedangkan Itqan berarti membuat atau mengerjakan sesuatu secara sungguh-sungguh dan teliti. Ini berarti bekerja tidak pernah bersikap ‘setengah-tengah’ atau ‘separoh hati’.
3. Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah.
4. Menerapkan prinsip networking dan sinergi.
5. Dilandasi akhlak dan mantap yang baik.
6. Tidak mau melakukan kecurangan.
7. Menerapkan administrsi yang baik dan manajemen yang tepat.
8. Obyek usaha haruslah yang halal
DARI PERKATAAN ETOS INI, TERAMBIL KATA ETIKA DAN ETIS
ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Etika Bisnis dalam Islam, menurut Husein Sahata dan Mas’ud Alam Choudhory sebagai berikut:
1. Tujuan bisnis adalah beribadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola bumi beserta isinya, seperti tersebut dalam surat al-Dzariyat 56-57.
2. Keseimbangaan antara pemenuhan kebutuhan jiwa dan jasmani, seperti tertera dala surat. (al-Qashash 77.
3. Mendapatkan rezeki disertai dengan tawakkal dan takwa kepada Allah. (Al-Mulk 15).
4. Usaha yang halal dan menghindari yang haram. “Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meski banyaknya yang buruk itu menarik hatimu.” (Al-Maidah 100).
5. Free-interest system, perekonomian Islam berdiri tanpa bunga. (Al-Baqarah 278-279).
6. Sistem bagi hasil; dikedepankan dalam merumuskan hubungan kerja antara tenaga kerja dan modal investasi. Islam mencanangkan hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi dalam hubungan partnership.
7. Joint venture, skema kerja dan bisnis dalam bentuk penyertaan modal. Investasi diarahkan kepada equity base fund ketimbang debt base fund.
8. Lembaga intermediary yang berkaitan dengan aktifitas karitatif (charity program). Keberkahan dalam bisnis dan kedermawanan. (Al-Nahl 71).
9. Menghindari pemanfaatan dan pemakaian sumber daya alam secara berlebihan.
10. Mengeluarkan zakat harta. (Al-Taubah 103)
11. Jujur, amanah dan paham aspek perdagangan. (Al-Baqarah 177)
ETIKA AGAMA
Tesis Max Weber , yang dipublikasikan dalam buku “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” menjelaskan bahwa “Etika Protestan” dan hubungannya dengan munculnya “semangat kapitalisme”. “Mengapa banyak orang Protestan kaya (kapitalis)?” Menurutnya, di kalangan Protestan sekte Calvinis, kerja keras adalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kerja keras ini merupakan panggilan agama untuk mencapai keselamatan hidup di akhirat, sehingga mereka dapat hidup lebih baik secara ekonomi. Dengan bekerja keras, hidup hemat, dan sederhana para pengikut ajaran Calvin tidak hanya hidup lebih baik, tetapi mereka mampu pula menfungsikan diri mereka sebagai wiraswasta yang tangguh dan menjadikan diri mereka sebagai tulang punggung dari sistem ekonomi kapitalis.
Menurut sumber-sumber literatur, bahwa etika bisnis banyak didasari oleh ajaran-ajaran agama. Nilai-nilai agama mendorong penganutnya untuk aktif mengembangkan akumulasi dan penggunaan kekayaan. Seperti entrepreneurship orang Cina yang dipengaruhi ajaran Konghucu melalui nilai-nilai Tao tentang kerja keras dan kebajikan. Seperti Korporat Acer.
Islam juga mendorong umatnya untuk menjadi entrepreneur dengan cara kerja keras dan hemat, yang bertujuan ibadah kepada Allah. Nabi mengatakan, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadist lainnya, “Sesungguhnya yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah yang berasal dari usahanya sendiri.”
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Islam mendorong umatnya untuk menjadi Saudagar / Pengusaha dengan cara kerja keras dan hemat, yang bertujuan ibadah kepada Allah. Nabi mengatakan, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadist lainnya, “Sesungguhnya yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah yang berasal dari usahanya sendiri.
Tapi mengapa penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam belum maju dalam bidang ekonomi ?
Dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Bisnis merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan agama. Oleh karena itulah muncul istilah ‘spiritual entrepreneur’, yaitu bagaimana umat Islam berbisnis dengan tetap menggunakan rambu-rambu yang sudah ditetapkan dalam agama.
Dengan demikian, aktivitas usaha menjadi entrepreneur tidak hanya mendapatkan kekayaan dunia, tetapi juga pahala di akhirat. Karena itu dalam Islam, bekerja mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah.
Ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah mencari rizki, antara lain: ‘Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan’, (Al-Naba’, [78]:11). ‘Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah’, (Al-Jumu’ah [62]:10).
Sebuah Hadis mengatakan bahwa 90% rezeki itu ada di dunia perdagangan (bisnis). Nabi adalah contoh seorang pebisnis ulung yang tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tapi jauh sampai ke Syria.
Para Nabi adalah Pengusaha / entrepreneur
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa para Nabi adalah kaum profesional yang mempunyai jiwa wiraswasta. Seperti Nabi Daud adalah pandai besi, Nabi Musa adalah penggembala, Nabi Yusuf adalah seorang menteri.
Begitu pula Nabi Muhammad SAW yang memulai karir sebagai Saudagar / Pedagang sejak usia 18 tahun. Setelah tidak lagi jadi penggembala, beliau suka membeli barang-barang dari pasar dan kemudian menjualnya. Lalu, beberapa tahun kemudian setelah citranya sebagai pedagang yang jujur dan cerdas semakin terbukti, beliau dipercaya oleh pemilik modal untuk menjalankan modalnya.
Pengertian Entrepreneurship
Istilah entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis berarti menjalankan dan melakukan. Pelakunya disebut entrepreneur, bermakna orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari satu atau lebih pilihan yang semuanya mempunyai manfaat dan resiko yang berbeda.
Di Indonesia disebut: 1. Wirausaha, 2. Wiraswasta, 3. Pengusaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut Raymond Kao: Orang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan
Rhenald Kasali: Entrepreneur adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah, dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Sejarah Entpreneurship
Istilah entrepreneur bukanlah sesuatu hal yang baru. Ia berkembang berdasarkan naluri, personality, dan alamiah, sama dengan pengusaha. Dalam skala lebih kecil, pedagang kaki lima juga entrepreneur, yaitu orang yang berusaha sendiri dan tidak bekerja untuk orang lain, tetapi bekerja untuk diri sendiri.
Entrepreneur itu adalah seorang yang berusaha berpikir beda, seperti Marcopolo, Christopher Columbus, dll. Pada awalnya, istilah ini bermakna mengambil resiko, lalu berkembang menjadi manfaat untuk menukar resiko yang akan terjadi.
Sejalan dengan Revolusi Industri, khususnya setelah James Watt menemukan mesin uap, istilah ini juga berkembang dan berubah makna dari sekedar menawarkan manfaat menjadi memanfaatkan informasi dari yang ada (penemuan-penemuan), kemudian berubah lagi dari memanfaatkan informasi menjadi peluang bisnis, dan begitu seterusnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi.
Entrepreneurship saat ini menjadi tren karena dipengaruhi oleh perkembangan wirausaha di negara-negara maju. Mereka menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi sebuah negara. Seperti Bill Gates atau Jeffry Yang (Yahoo). Juga seperti Ciputra, Bakrie, Gobel, Hasyim Ning, dll., di Indonesia.
Berbeda dengan masa sekarang, dulu orang senang menjadi karyawan atau pegawai (ambtenar). Namun, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat, mereka mulai menyadari keuntungan menjadi entrepreneur, ditambah lagi dengan banyaknya ‘success story’ para pengusaha baru dengan usahanya sehingga memotivasi masyarakat menjadi pengusaha.
Rasio dan motivasi entrepreneurship seseorang juga tergantung etos budaya suatu masyarakat. Di Amerika Serikat, entpreneur berbanding 1 : 12, sedangkan di Indonesia, baru sekitar 6% dibandingkan jumlah penduduk.
selingan : anda ingin mengetahui cara membuat krupuk rambak ??? silahkan dowload gratis : klik di sini !
Ciri-ciri Entrepreneur
ada 5 ciri entrepreneur:
1. Berani mengambil resiko
2. Menyukai tantangan
3. Punya daya tahan yang tinggi
4. Punya visi jauh ke depan
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik
MOTIVASI ENTREPRENEURSHIP SESEORANG JUGA TERGANTUNG ETOS KERJANYA
PENGERTIAN ETOS DAN KERJA
‘Etos’ dari segi bahasa berasal dari bahasa Yunani berarti watak atau karakter. Makna lengkapnya adalah karakteristik, sikap, kebiasaan, dan kepercayaan, yang sifatnya khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia.
Dari perkataan ‘etos’ ini, terambil kata ‘etika’ dan ‘etis’ yang merujuk kepada makna ‘akhlaq’ atau bersifat ‘akhlaqi’. Yaitu, kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk suatu bangsa. ‘Etos’ juga berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan bangsa tersebut tentang yang baik dan buruk. Inilah etika.
Istilah ‘kerja’ dan ‘amal’ terdapat dalam kosakata bahasa Indonesia, namun istilah ‘amal’ berasal dari bahasa Arab. Pengertian ‘kerja’ dalam bahasa Arab menunjukkan sebuah ‘tindakan’ dengan dua pengertian, yaitu “amal” dan “shun’un”. “Amal” adalah tindakan praksis, sedangkan “shun’un” bermakna membuat atau memproduksi atau mengolah sesuatu dari alam dalam arti secara artistik dan ketrampilan.
ETOS KERJA DALAM ISLAM
Ada beberapa ciri khas ‘etos kerja Islam’ yang dapat diimplementasi dari al-Qur’an dan Hadist, yaitu: menghargai waktu, ikhlas dan jujur, komitmen yang kuat, disiplin dalam bekerja, kreatif, percaya diri dan ulet, bertanggung jawab, melayani, memiliki harga diri, memiliki jiwa kepemimpinan, berorientasi masa depan, hidup hemat, jiwa wirausaha, insting bertanding dalam kompetisi kebaikan, keinginan mandiri, selalu belajar, orientasi pada produktivitas, perkaya jaringan silaturahmi, semangat perantauan, dan semangat perubahan.
Ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist telah menggariskan etos kerja Islam, yaitu:
1. Niat yang baik. Karena niat sangat menentukan terhadap nilai suatu ussaha, maka niat harus betul-betul tulus dan ikhlas kerena ibadah atau ridha Allah. Nabi bersabda: “ Sesungguhnya seluruh amal (pekerjaan) itu tergantung pada niatnya”. (H.R. Buhkhari dan Muslim). Niat adalah kunci dalam berusaha.
2. Konsep Ihsan dan Itqan dalam bekerja. Ihsan berarti perbuatan yang baik dalam arti sebaik mungkin, sedangkan Itqan berarti membuat atau mengerjakan sesuatu secara sungguh-sungguh dan teliti. Ini berarti bekerja tidak pernah bersikap ‘setengah-tengah’ atau ‘separoh hati’.
3. Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah.
4. Menerapkan prinsip networking dan sinergi.
5. Dilandasi akhlak dan mantap yang baik.
6. Tidak mau melakukan kecurangan.
7. Menerapkan administrsi yang baik dan manajemen yang tepat.
8. Obyek usaha haruslah yang halal
DARI PERKATAAN ETOS INI, TERAMBIL KATA ETIKA DAN ETIS
ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Etika Bisnis dalam Islam, menurut Husein Sahata dan Mas’ud Alam Choudhory sebagai berikut:
1. Tujuan bisnis adalah beribadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola bumi beserta isinya, seperti tersebut dalam surat al-Dzariyat 56-57.
2. Keseimbangaan antara pemenuhan kebutuhan jiwa dan jasmani, seperti tertera dala surat. (al-Qashash 77.
3. Mendapatkan rezeki disertai dengan tawakkal dan takwa kepada Allah. (Al-Mulk 15).
4. Usaha yang halal dan menghindari yang haram. “Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meski banyaknya yang buruk itu menarik hatimu.” (Al-Maidah 100).
5. Free-interest system, perekonomian Islam berdiri tanpa bunga. (Al-Baqarah 278-279).
6. Sistem bagi hasil; dikedepankan dalam merumuskan hubungan kerja antara tenaga kerja dan modal investasi. Islam mencanangkan hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi dalam hubungan partnership.
7. Joint venture, skema kerja dan bisnis dalam bentuk penyertaan modal. Investasi diarahkan kepada equity base fund ketimbang debt base fund.
8. Lembaga intermediary yang berkaitan dengan aktifitas karitatif (charity program). Keberkahan dalam bisnis dan kedermawanan. (Al-Nahl 71).
9. Menghindari pemanfaatan dan pemakaian sumber daya alam secara berlebihan.
10. Mengeluarkan zakat harta. (Al-Taubah 103)
11. Jujur, amanah dan paham aspek perdagangan. (Al-Baqarah 177)
ETIKA AGAMA
Tesis Max Weber , yang dipublikasikan dalam buku “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” menjelaskan bahwa “Etika Protestan” dan hubungannya dengan munculnya “semangat kapitalisme”. “Mengapa banyak orang Protestan kaya (kapitalis)?” Menurutnya, di kalangan Protestan sekte Calvinis, kerja keras adalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kerja keras ini merupakan panggilan agama untuk mencapai keselamatan hidup di akhirat, sehingga mereka dapat hidup lebih baik secara ekonomi. Dengan bekerja keras, hidup hemat, dan sederhana para pengikut ajaran Calvin tidak hanya hidup lebih baik, tetapi mereka mampu pula menfungsikan diri mereka sebagai wiraswasta yang tangguh dan menjadikan diri mereka sebagai tulang punggung dari sistem ekonomi kapitalis.
Menurut sumber-sumber literatur, bahwa etika bisnis banyak didasari oleh ajaran-ajaran agama. Nilai-nilai agama mendorong penganutnya untuk aktif mengembangkan akumulasi dan penggunaan kekayaan. Seperti entrepreneurship orang Cina yang dipengaruhi ajaran Konghucu melalui nilai-nilai Tao tentang kerja keras dan kebajikan. Seperti Korporat Acer.
Islam juga mendorong umatnya untuk menjadi entrepreneur dengan cara kerja keras dan hemat, yang bertujuan ibadah kepada Allah. Nabi mengatakan, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadist lainnya, “Sesungguhnya yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah yang berasal dari usahanya sendiri.”
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Kamis, 14 Oktober 2010
NILAI SEJARAH KLAS XII IPS 2
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. AFNI AZHAR ZAKIYAH : 7,13
2. AMAS MUSABIK : 7,13
3. ANGGIH PRIHATIN : 6,33
4. ANTON SAUFRIZEN : 6,50
5. ARIE FITA HIKMAYANTI : 6,50
6. BAETA SUROYA : 6,13
7. DIAN SUSILOWATI : 6,13
8. DWI ARIANI SAVITRI : 6.00
9. EKA MARDIANINGSIH : 6,00
10. ERLIN ROSYITA : 5,66
11. FAJAR TRI SUSANTO : 6,33
12. FIDNI FALAH : 8,00
13. HIMAH SUSANTI : 7,13
14. IAN TRY ANTORO : 6,50
15. IIN LESTARI : 6,00
16. LAELA MAHQFIROTUL B. : 6,50
17. LUSI ANA SARASWATI : 5,50
18. M. HENDRI TSULISTIAWAN : -
19. M. SYUKRI ATAMIMI : 6,66
20. M. ZAM ZAMI MUSBAHUDIN : 6,13
21. M. ALI FIRDAUS : 7,13
22. M. HAIKAL HABIBI : 6,83
23. MARISA APRIANI : 5,00
24. M. UBAEDILAH : 5,13
25. MUTIARA ANDRIANI : 5,83
26. NITA ARDYANI DA. : 6,66
27. NUR FADHILAH : 5,13
28. NURUL AFIFAH : 5,83
29. RESSA YUSNIANI : 5.00
30. RILA RATNA NINGSIH : 5,33
31. RISTIYANI : 6,13
32. RIZQI EKO PRASTYO :6,50
33. ROHMI AFIYANTI : 6,83
34. ROIKHATUL JANAH : 6,50
35. SINDI NAHDIYATUL FAJRY : 6,50
36. SUCI NURHIKMAH : 7,83
37. TANIA PUTRI KUSUMA AYU : 7.00
38. VISTA HANAFIYAH : 7,13
39. WILIAN SOLIKHUL AMIN : 7,33
40. WINA ROSPITA SARI : 7,66
41. ZULFI YUFI DANI : 6,00
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. AFNI AZHAR ZAKIYAH : 7,13
2. AMAS MUSABIK : 7,13
3. ANGGIH PRIHATIN : 6,33
4. ANTON SAUFRIZEN : 6,50
5. ARIE FITA HIKMAYANTI : 6,50
6. BAETA SUROYA : 6,13
7. DIAN SUSILOWATI : 6,13
8. DWI ARIANI SAVITRI : 6.00
9. EKA MARDIANINGSIH : 6,00
10. ERLIN ROSYITA : 5,66
11. FAJAR TRI SUSANTO : 6,33
12. FIDNI FALAH : 8,00
13. HIMAH SUSANTI : 7,13
14. IAN TRY ANTORO : 6,50
15. IIN LESTARI : 6,00
16. LAELA MAHQFIROTUL B. : 6,50
17. LUSI ANA SARASWATI : 5,50
18. M. HENDRI TSULISTIAWAN : -
19. M. SYUKRI ATAMIMI : 6,66
20. M. ZAM ZAMI MUSBAHUDIN : 6,13
21. M. ALI FIRDAUS : 7,13
22. M. HAIKAL HABIBI : 6,83
23. MARISA APRIANI : 5,00
24. M. UBAEDILAH : 5,13
25. MUTIARA ANDRIANI : 5,83
26. NITA ARDYANI DA. : 6,66
27. NUR FADHILAH : 5,13
28. NURUL AFIFAH : 5,83
29. RESSA YUSNIANI : 5.00
30. RILA RATNA NINGSIH : 5,33
31. RISTIYANI : 6,13
32. RIZQI EKO PRASTYO :6,50
33. ROHMI AFIYANTI : 6,83
34. ROIKHATUL JANAH : 6,50
35. SINDI NAHDIYATUL FAJRY : 6,50
36. SUCI NURHIKMAH : 7,83
37. TANIA PUTRI KUSUMA AYU : 7.00
38. VISTA HANAFIYAH : 7,13
39. WILIAN SOLIKHUL AMIN : 7,33
40. WINA ROSPITA SARI : 7,66
41. ZULFI YUFI DANI : 6,00
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
NILAI SEJARAH KLAS XII IPS 1
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. AENUSSOFA RIZALDY : 7,63
2. AHMAD HUTAMA AN. : 7,50
3. AKHMAD RINALDI : 8,00
4. ANGGUN FITRIANA : 6,50
5. ARINA INDAH LESTARI : 6,50
6. ATI SALIS SABRINA : 6,13
7. AYDA FITRI NOOR : 6,66
8. CAHAYA PRIMA PUTRI : 6,50
9. DEVI SUSILOWATI : 6,00
10. DEWI MARLINA : 7.00
11. DITA RETNO KOSASIH : 6,50
12. EDI WIBOWO : 7,33
13. ELA SEPTIANI INDAH : 6,66
14. ERLAN NERLIS YUANA : 6,83
15. FANI DZUN NURAINI : 7,33
16. FATHUROHMAN : 7,13
17. FIRGIAWAN ABDILLAH : 5,66
18. FIFI PUJI RAHAYU : 7,00
19. GAERY PRASETYO : 6,33
20. IKA YULIANA : 6,33
21. LUTFI FITRIANI : 7,33
22. M.WILDAN KHABIBI : 7,50
23. M.IRFAN FARIS : 6,66
24. M.IRKHAS MUTAQIN : 6,66
25. M.YOGI MAWARDI : 6,50
26. M. AFANI : 6,00
27. MUSTIYANINGSIH : 6,13
28. NEVI TRI KUMALA SARI : 6,66
29. NUR YANI : 6,83
30. NURUL ALFIANI : 7,13
31. NUZILATUN NI”MAH : 7,13
32. OLIVIA SAWASTIKA R. : 7,00
33. RANI MUTIA NINGSIH : 6,83
34. RIZAK AJI PALUPI : 6,83
35. RIZKI AMALIA : 6,66
36. SITI BAROKAH : 6,50
37. SLAMET RIYADI : 6.00
38. ULUL AZMI : 7,66
39. UMAR FIKRI SETIANTO : 7,13
40. WIWIT KHUSIYAWATI : 6,33
41. YUSRON ASROFI : 6,13
42. ZAMY RYAZ FAZNI : 6,50
43. ZIADATUL ILMIYAH : 7,00
44. TIKA NUR HIDAYAH : 7,00
45. MUH.AORORA PRAMUDIKA : 6,83
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. AENUSSOFA RIZALDY : 7,63
2. AHMAD HUTAMA AN. : 7,50
3. AKHMAD RINALDI : 8,00
4. ANGGUN FITRIANA : 6,50
5. ARINA INDAH LESTARI : 6,50
6. ATI SALIS SABRINA : 6,13
7. AYDA FITRI NOOR : 6,66
8. CAHAYA PRIMA PUTRI : 6,50
9. DEVI SUSILOWATI : 6,00
10. DEWI MARLINA : 7.00
11. DITA RETNO KOSASIH : 6,50
12. EDI WIBOWO : 7,33
13. ELA SEPTIANI INDAH : 6,66
14. ERLAN NERLIS YUANA : 6,83
15. FANI DZUN NURAINI : 7,33
16. FATHUROHMAN : 7,13
17. FIRGIAWAN ABDILLAH : 5,66
18. FIFI PUJI RAHAYU : 7,00
19. GAERY PRASETYO : 6,33
20. IKA YULIANA : 6,33
21. LUTFI FITRIANI : 7,33
22. M.WILDAN KHABIBI : 7,50
23. M.IRFAN FARIS : 6,66
24. M.IRKHAS MUTAQIN : 6,66
25. M.YOGI MAWARDI : 6,50
26. M. AFANI : 6,00
27. MUSTIYANINGSIH : 6,13
28. NEVI TRI KUMALA SARI : 6,66
29. NUR YANI : 6,83
30. NURUL ALFIANI : 7,13
31. NUZILATUN NI”MAH : 7,13
32. OLIVIA SAWASTIKA R. : 7,00
33. RANI MUTIA NINGSIH : 6,83
34. RIZAK AJI PALUPI : 6,83
35. RIZKI AMALIA : 6,66
36. SITI BAROKAH : 6,50
37. SLAMET RIYADI : 6.00
38. ULUL AZMI : 7,66
39. UMAR FIKRI SETIANTO : 7,13
40. WIWIT KHUSIYAWATI : 6,33
41. YUSRON ASROFI : 6,13
42. ZAMY RYAZ FAZNI : 6,50
43. ZIADATUL ILMIYAH : 7,00
44. TIKA NUR HIDAYAH : 7,00
45. MUH.AORORA PRAMUDIKA : 6,83
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
NILAI SEJARAH KLAS XII BAHASA
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. ALYA ISTIKOMAH : 6,33
2. AYU KARTIKA DEWI : 8,00
3. AZMI FEBRIANDI : 6,66
4. BAYU ADI SAPUTRA : 6,66
5. DANARIC HESTI KAVARILA P. : 7,00
6. DESI RATNASARI : 8,16
7. DIAH NUR AISYIAH : 6,33
8. DIATRINARI ANDARAWARIH : 7,83
9. ENDAH FITRIANI : 6,33
10. FATHUL MUNAWAROH : 7,66
11. FEBRIANA RETA MUTI : 7,33
12. FIKA KAMALUDIN : 6,66
13. FISKA WINDYA RISTI : 6,50
14. FRISKA ADZIBATUL L. : 7,13
15. HAFIDZ ALY HIDAYAT : 6,83
16. HIDAYATUL MUSYAROFAH : 6,83
17. INDAH BUDI ASTUTI : 7,83
18. IRMA SULISTIANTO : 6,13
19. ISMI SUGIATUN : 6,50
20. ISTIJABAHTUL MAULINA : 7,00
21. KHAEROTUL MAEMUNAH : 7,00
22. KHANIFATUL KHIKMAH : 5,83
23. KIRYANTO BAMBANG A. : 8,00
24. LINA WISMA NANTI : 7,33
25. MAKHFIYATUL LIYANI : 6,13
26. MUHSININ : 5,83
27. NOVI ISMATUL MAULA : 7,33
28. NUR APRIATUL HIKMAH : 6,66
29. SITI FRISKA YULIANTI : 6,50
30. SYIFA RESTIANINGTYAS : 7,66
31. TRI SUSANTI : 7,13
32. TRIANA AYU LESTARI : 7,00
33. VIKA ISMU HIDAYAH : 5,66
34. WIWIT WIDYA : 7,33
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. ALYA ISTIKOMAH : 6,33
2. AYU KARTIKA DEWI : 8,00
3. AZMI FEBRIANDI : 6,66
4. BAYU ADI SAPUTRA : 6,66
5. DANARIC HESTI KAVARILA P. : 7,00
6. DESI RATNASARI : 8,16
7. DIAH NUR AISYIAH : 6,33
8. DIATRINARI ANDARAWARIH : 7,83
9. ENDAH FITRIANI : 6,33
10. FATHUL MUNAWAROH : 7,66
11. FEBRIANA RETA MUTI : 7,33
12. FIKA KAMALUDIN : 6,66
13. FISKA WINDYA RISTI : 6,50
14. FRISKA ADZIBATUL L. : 7,13
15. HAFIDZ ALY HIDAYAT : 6,83
16. HIDAYATUL MUSYAROFAH : 6,83
17. INDAH BUDI ASTUTI : 7,83
18. IRMA SULISTIANTO : 6,13
19. ISMI SUGIATUN : 6,50
20. ISTIJABAHTUL MAULINA : 7,00
21. KHAEROTUL MAEMUNAH : 7,00
22. KHANIFATUL KHIKMAH : 5,83
23. KIRYANTO BAMBANG A. : 8,00
24. LINA WISMA NANTI : 7,33
25. MAKHFIYATUL LIYANI : 6,13
26. MUHSININ : 5,83
27. NOVI ISMATUL MAULA : 7,33
28. NUR APRIATUL HIKMAH : 6,66
29. SITI FRISKA YULIANTI : 6,50
30. SYIFA RESTIANINGTYAS : 7,66
31. TRI SUSANTI : 7,13
32. TRIANA AYU LESTARI : 7,00
33. VIKA ISMU HIDAYAH : 5,66
34. WIWIT WIDYA : 7,33
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
NILAI SEJARAH KLAS XI BAHASA
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. ACUH MUYAYANG : 5.50
2. AMELIA MEI PURBA : 6,50
3. ANANDA EKA PRATAMA : 5,33
4. DEVI WULANDARI : 6,33
5. DWI YULI ROHANA N. : 6,66
6. EHA DUROTUN NASIHA : 7,33
7. FAHRIATUN NUROHMAH : 6,83
8. FERA ZAKIYAH : 6,66
9. FITRUL MUBAROK : 7,13
10. FUNQI RIZKI AMELIA : 7,00
11. HENDRA NUGROHO : 7,33
12. IDA FARIDA : 7,13
13. IIS NAFISAH : 7,00
14. IRMA FIANI : 7,13
15. KHAERIL AKBAR : 7,13
16. LARASATI PURNAMANINGSIH : 7,66
17. LUKMANUL HAKIM : 7,33
18. M. IKHSAN ROBBANI : 7,50
19. M. ZULHAM YASIN : 7,83
20. M. FARIHIN : 6,66
21. M. FIRMANSYAH : 6,83
22. NISA NUR ARDHILLAH : 6.00
23. NOVIA MAYANG SARI : 6,83
24. NUR INDRA SWARI : 6,83
25. NUR KHOFIFAH : 5,50
26. NUR WINDY YUNITASARI : 6,50
27. NURULIZZA ASRI T. : 6,00
28. RAFIDA ASKA SOLIKHA : 6,50
29. SAHLAN MUHAMMAD A. 6,66
30. SEKTI INDRA PRATAMA : 6,83
31. SELFI SEPTIANNA OLGA : 5,83
32. SOFIATUN NISA : 7,00
33. TRI DYANI : 6,83
34. TRI WIDIO P. : 6,50
35. VONITA RAHMA REDA : 7,50
36. WARDAH AGUSTIANI : 6,66
37. WIDYA HENDRA PRATAMA : 7,00
38. YUNIARTI ISDAHTUL ADHA : 7,13
39. YUTISTIA MEI INDRIANI : 6,00
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. ACUH MUYAYANG : 5.50
2. AMELIA MEI PURBA : 6,50
3. ANANDA EKA PRATAMA : 5,33
4. DEVI WULANDARI : 6,33
5. DWI YULI ROHANA N. : 6,66
6. EHA DUROTUN NASIHA : 7,33
7. FAHRIATUN NUROHMAH : 6,83
8. FERA ZAKIYAH : 6,66
9. FITRUL MUBAROK : 7,13
10. FUNQI RIZKI AMELIA : 7,00
11. HENDRA NUGROHO : 7,33
12. IDA FARIDA : 7,13
13. IIS NAFISAH : 7,00
14. IRMA FIANI : 7,13
15. KHAERIL AKBAR : 7,13
16. LARASATI PURNAMANINGSIH : 7,66
17. LUKMANUL HAKIM : 7,33
18. M. IKHSAN ROBBANI : 7,50
19. M. ZULHAM YASIN : 7,83
20. M. FARIHIN : 6,66
21. M. FIRMANSYAH : 6,83
22. NISA NUR ARDHILLAH : 6.00
23. NOVIA MAYANG SARI : 6,83
24. NUR INDRA SWARI : 6,83
25. NUR KHOFIFAH : 5,50
26. NUR WINDY YUNITASARI : 6,50
27. NURULIZZA ASRI T. : 6,00
28. RAFIDA ASKA SOLIKHA : 6,50
29. SAHLAN MUHAMMAD A. 6,66
30. SEKTI INDRA PRATAMA : 6,83
31. SELFI SEPTIANNA OLGA : 5,83
32. SOFIATUN NISA : 7,00
33. TRI DYANI : 6,83
34. TRI WIDIO P. : 6,50
35. VONITA RAHMA REDA : 7,50
36. WARDAH AGUSTIANI : 6,66
37. WIDYA HENDRA PRATAMA : 7,00
38. YUNIARTI ISDAHTUL ADHA : 7,13
39. YUTISTIA MEI INDRIANI : 6,00
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Rabu, 13 Oktober 2010
NILAI ANTROPOLOGI KLAS XII BAHASA
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. ALYA ISTIKOMAH : 6,13
2. AYU KARTIKA DEWI : 7,13
3. AZMI FEBRIANDI : 7,83
4. BAYU ADI SAPUTRA : 7,83
5. DANARIC HESTI KAVARILA P. : 8,00
6. DESI RATNASARI : 8,00
7. DIAH NUR AISYIAH : 7,66
8. DIATRINARI ANDARAWARIH : 7,50
9. ENDAH FITRIANI : 7,50
10. FATHUL MUNAWAROH : 8,16
11. FEBRIANA RETA MUTI : 7,66
12. FIKA KAMALUDIN : 8,00
13. FISKA WINDYA RISTI : 7,00
14. FRISKA ADZIBATUL L. : 8,50
15. HAFIDZ ALY HIDAYAT : 7,66
16. HIDAYATUL MUSYAROFAH : 7,33
17. INDAH BUDI ASTUTI : 6,00
18. IRMA SULISTIANTO : 6,33
19. ISMI SUGIATUN : 8,33
20. ISTIJABAHTUL MAULINA : 8,50
21. KHAEROTUL MAEMUNAH : 7,50
22. KHANIFATUL KHIKMAH : 6,83
23. KIRYANTO BAMBANG A. : 8,66
24. LINA WISMA NANTI : 7,33
25. MAKHFIYATUL LIYANI : 6,83
26. MUHSININ : 8,50
27. NOVI ISMATUL MAULA : 8,00
28. NUR APRIATUL HIKMAH : 7,13
29. SITI FRISKA YULIANTI : 6,66
30. SYIFA RESTIANINGTYAS : 7,66
31. TRI SUSANTI : 7,00
32. TRIANA AYU LESTARI : 7,66
33. VIKA ISMU HIDAYAH : 6,66
34. WIWIT WIDYA : 8,00
pagenjahan,13 Oktober 2010
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. ALYA ISTIKOMAH : 6,13
2. AYU KARTIKA DEWI : 7,13
3. AZMI FEBRIANDI : 7,83
4. BAYU ADI SAPUTRA : 7,83
5. DANARIC HESTI KAVARILA P. : 8,00
6. DESI RATNASARI : 8,00
7. DIAH NUR AISYIAH : 7,66
8. DIATRINARI ANDARAWARIH : 7,50
9. ENDAH FITRIANI : 7,50
10. FATHUL MUNAWAROH : 8,16
11. FEBRIANA RETA MUTI : 7,66
12. FIKA KAMALUDIN : 8,00
13. FISKA WINDYA RISTI : 7,00
14. FRISKA ADZIBATUL L. : 8,50
15. HAFIDZ ALY HIDAYAT : 7,66
16. HIDAYATUL MUSYAROFAH : 7,33
17. INDAH BUDI ASTUTI : 6,00
18. IRMA SULISTIANTO : 6,33
19. ISMI SUGIATUN : 8,33
20. ISTIJABAHTUL MAULINA : 8,50
21. KHAEROTUL MAEMUNAH : 7,50
22. KHANIFATUL KHIKMAH : 6,83
23. KIRYANTO BAMBANG A. : 8,66
24. LINA WISMA NANTI : 7,33
25. MAKHFIYATUL LIYANI : 6,83
26. MUHSININ : 8,50
27. NOVI ISMATUL MAULA : 8,00
28. NUR APRIATUL HIKMAH : 7,13
29. SITI FRISKA YULIANTI : 6,66
30. SYIFA RESTIANINGTYAS : 7,66
31. TRI SUSANTI : 7,00
32. TRIANA AYU LESTARI : 7,66
33. VIKA ISMU HIDAYAH : 6,66
34. WIWIT WIDYA : 8,00
pagenjahan,13 Oktober 2010
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Selasa, 12 Oktober 2010
REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
green revolution
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi pada abad ke-20
Kompetensi Dasar : 2.1. Menganalisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi di Indonesia
Indikator : - Mendeskripsikan Revolusi Hijau dan upaya meningkatkan produksi pertanian
REVOLUSI HIJAU
• Revolusi hijau (green revolution) adalah pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, terutama tanaman serealia, (bahan makanan pokok seperti gandum, jagung, padi, kentang, sagu). Jadi tujuan pokoknya adalah untuk mencukupi tanaman pangan penduduk.
METODE REVOLUSI HIJAU
Metode yang ditempuh revolusi hijau dapat berbagai cara, seperti : memperkenalkan tanaman baru, penggunaan pupuk (pupuk kimia), peningkatan irigasi, perlindungan tanaman dari hama dan penyakit, serta pengenalan varietas tanaman jenis unggul.
CIRI-CIRI
• Ciri-ciri revolusi hijau :
– Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi
– Menggunakan bibit unggul
– Pengelolaan tanah yang maju
– Penggunaan teknologi modern
Latar Belakang Revolusi Hijau
– Pertambahan penduduk yang pesat.
– Lahan pertanian yang sempit.
– Kebutuhan pangan yang meningkat akibat pertambahan penduduk yang cepat.
– Mengupayakan penambahan hasil produksi pertanian untuk mengimbangi jumlah penduduk yang pesat tersebut.
– Kerusakan lahan pertanian akibat ulah manusia seperti perang dan penebangan liar.
Thomas Robert Malthus
• Gagasan revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan pendapat Thomas Robert Malthus yang ditulis dalam buku Essay on The Principle of Populations pada tahun 1878 yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk berjalan lebih cepat dibandingkan dengan tingkat produksi pertanian. Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung.
Dampak pernyataan Robert Malthus
antara lain sebagai berikut :
Muncul usaha setiap penduduk untuk mengendalikan jumlah kelahiran yang ada.
Timbul usaha untuk mengembangkan dan mengadakan penelitian guna menemukan bibit unggul untuk meningkatkan hasil pangan.
• Usaha untuk menemukan bibit unggul yang menjadi fokus revolusi hijau dimulai pada akhir Perang Dunia I. Hal ini terjadi karena Perang Dunia I membawa kehancuran lahan pertanian di Eropa sehingga mengancam produksi pangan.
• Usaha penemuan bibit unggul untuk produksi pangan pasca Perang Dunia I disponsori oleh ford and Rockefeller Foundation yang melakukan penelitian pertanian di negara Mexico, Philipina, India, dan daerah pertania akibat Perang Dunia II mengakibatkan menurunnya produksi pertanian.
Penelitian dalam Rangka peningkatan Revolusi Hijau
• Penelitian ini dilakukan setelah tahun 1970 dan disponsori oleh Ford and Rockeffeler Foundation. Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu :
– International Maize and Wheat Improvement Centre di Mexico
– International rice Research Institute di Philipina
• Kedua pusat penelitian itu bertujuan untuk mencari dan mengembangkan berbagai varietas tanaman penghasil biji-bijian dan buah-buahan dalam skala luas yang berproduksi tinggi. Salah seorang tokoh penelitiannya adalah Norman E. Bourlang (ahli agronomi Amerika serikat), yang pada tahun 1971 menerima hadiah nobel dalam bidang kemanusian. Berkat penelitian tersebut ternyata dapatmenigkatkan hasil produksi pertanian di beberapa Negara. Selanjutnya sebagai realisasi perhatian dunia dalam peningkatan produksi pertanian, maka padatahun 1970 di bentuk Colsultation Group for International Agriculture Research (CGIAR), yang bertujuan membantu pusat-pusat penelitian pertanian international
keuntungan dari revolusi hijau
• Adapun keuntungan dari revolusi hijau dalam rangka meningkatkan produksi pertanian adalah sebagai berikut :
– Menambah lapangan pekerjaan
– Meningkatkan hasil pertanian
– Merangsang perkembangan ekonomi masyarakat
– Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya teknologi.
Revolusi Hijau di Indonesia
• Revolusi hijau di Indonesia berkembang sejak dikeluarkan UU Agraria tahun 1870 yang mengakibatkan meluasnya perusahaan swasta belanda di bidang pertanian dan perkebunan. Pada tahun 1904 Indonesia pernah menjadi penghasil gula terbesar didunia
• Pada zaman pendudukan Jepang revolusi hijau di Indonesia mengalami kemunduran total. Setelah masa kemerdekaan, revolusi hijau dikembangkan lagi, dimana tanaman rakyat dan perkebunan pemerintahan ditata kembali dalam rangka meningkatkan produksi pangan.
• Usaha pemerintah dalam revolusi hijau ini lebih nyata dan dapat dirasakan hasilnya oleh rakyatsetelah masa pemerintahan orde baru. Pada masa tersebut, revolusi hijau dilaksanakan secara terprogram, sistematis, dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pelaksanaannya revolusi hijau
• Dalam pelaksanaannya revolusi hijau dimasukkan dalam program Pelita, terutama untuk meningkatkan hasil produksi tanaman pertanian dan perkebunan. Metode-metode khusus yang ditempuh oleh pemerintah antara lain sebagai berikut :
– Bimbingan massal (bimas);
– Intensifikasi massal (inmas);
– Intensifikasi khusus (insus), yang kemudian ditingkatkan menjadi "supra insus"
– Sapta Usaha Tani, yang meliputi :
• Pengolahan tanah secara intensif
• Penggunaan varietas unggul
• Pengairan (irigasi)
• Pemupukan
• Pemberantasan hama
• Pengaturan populasi jarak tanam
• Pengolahan pasca tanam
Hasil revolusi hijau
• Hasilnya adalah tercapainya swasembada pangan yang dapat terwujud sejak tahun 1988. Atas hasil ini Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO.
• Selanjutnya untuk meningkatkan produksi pangan dan pertanian umum dilakukan lima usaha pokok, yaitu sebagai berikut :
• Intensifikasi : peningkatan produksi pertanian dengan penggunaan teknologi tepat guna, pemanfaatan sarana produksi (bibit unggul, pestisida dan pupuk)
• Ekstensifikasi : peningkatan produksi dengan perluasan area tanaman
• Diversifikasi : peningkatan produksi dengan penganeka ragaman tanaman (usaha tani)
• Rehabilitasi : peningkatan produksi dengan pemulihan kemampuan daya produksi pertanian yang sudah kritis
• Mekanisasi : peningkatan produksi dengan menggunakan tenaga / peralatan mesin
Pelita I sampai Pelita VI,
• Dalam rangka Pelita I sampai Pelita VI, yang sedang berjalan, pemerintah juga meningkatkan penghijauan untuk tanah-tanah kritis, dan melaksanakan reboisasi lahan yang kritis.
Dampak Revolusi Hijau
Dampak positif penerapan revolusi hijau, antara lain :
– Meningkatkan produksi pertanian / perkebunan;
– Berkembang industri pertanian (traktor, pupuk);
– Memenuhi kebutuhan pangan.
Dampak negatif revolusi hijau, antara lain :
Terjadi pencemaran lingkungan terutama terhadap tanah karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan;
Tidak adanya penganekaragaman jenis tanaman yang ditanam menyebabkan terjadi penumpukan hasil sehingga menurunkan harga jual;
Akibat mengejar jumlah lahan pertanian yang digunakan untuk tanaman pangan, menyebabkan banyak hutan ditebangi untuk keperluan tersebut sehingga berkurang jumlah hutan. Akibatnya tempat peresapan air tanah dan sumber air berkurang.
Penggunaan pupuk, obat-obatan kimia secara berlebihan juga dapat mengakibatkan terjadinya entrofikasi (perkembangbiakan tumbuhan air yang sangat cepat).
Terputusnya mata rantai makanan yang merupakan ekosistem, akibatnya terbunuhnya kelompok makhluk tertentu yang merupakan predator dari yang lain oleh penggunaan zat-zat kimia, sehingga berakibat mengganasnya hama tanaman tertentu yang merugikan petani.
Disadari atau tidak, revolusi hijau ikut menambah jumlah pengangguran, akibat penggunaan hasil-hasil teknologi.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi pada abad ke-20
Kompetensi Dasar : 2.1. Menganalisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi di Indonesia
Indikator : - Mendeskripsikan Revolusi Hijau dan upaya meningkatkan produksi pertanian
REVOLUSI HIJAU
• Revolusi hijau (green revolution) adalah pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, terutama tanaman serealia, (bahan makanan pokok seperti gandum, jagung, padi, kentang, sagu). Jadi tujuan pokoknya adalah untuk mencukupi tanaman pangan penduduk.
METODE REVOLUSI HIJAU
Metode yang ditempuh revolusi hijau dapat berbagai cara, seperti : memperkenalkan tanaman baru, penggunaan pupuk (pupuk kimia), peningkatan irigasi, perlindungan tanaman dari hama dan penyakit, serta pengenalan varietas tanaman jenis unggul.
CIRI-CIRI
• Ciri-ciri revolusi hijau :
– Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi
– Menggunakan bibit unggul
– Pengelolaan tanah yang maju
– Penggunaan teknologi modern
Latar Belakang Revolusi Hijau
– Pertambahan penduduk yang pesat.
– Lahan pertanian yang sempit.
– Kebutuhan pangan yang meningkat akibat pertambahan penduduk yang cepat.
– Mengupayakan penambahan hasil produksi pertanian untuk mengimbangi jumlah penduduk yang pesat tersebut.
– Kerusakan lahan pertanian akibat ulah manusia seperti perang dan penebangan liar.
Thomas Robert Malthus
• Gagasan revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan pendapat Thomas Robert Malthus yang ditulis dalam buku Essay on The Principle of Populations pada tahun 1878 yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk berjalan lebih cepat dibandingkan dengan tingkat produksi pertanian. Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung.
Dampak pernyataan Robert Malthus
antara lain sebagai berikut :
Muncul usaha setiap penduduk untuk mengendalikan jumlah kelahiran yang ada.
Timbul usaha untuk mengembangkan dan mengadakan penelitian guna menemukan bibit unggul untuk meningkatkan hasil pangan.
• Usaha untuk menemukan bibit unggul yang menjadi fokus revolusi hijau dimulai pada akhir Perang Dunia I. Hal ini terjadi karena Perang Dunia I membawa kehancuran lahan pertanian di Eropa sehingga mengancam produksi pangan.
• Usaha penemuan bibit unggul untuk produksi pangan pasca Perang Dunia I disponsori oleh ford and Rockefeller Foundation yang melakukan penelitian pertanian di negara Mexico, Philipina, India, dan daerah pertania akibat Perang Dunia II mengakibatkan menurunnya produksi pertanian.
Penelitian dalam Rangka peningkatan Revolusi Hijau
• Penelitian ini dilakukan setelah tahun 1970 dan disponsori oleh Ford and Rockeffeler Foundation. Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu :
– International Maize and Wheat Improvement Centre di Mexico
– International rice Research Institute di Philipina
• Kedua pusat penelitian itu bertujuan untuk mencari dan mengembangkan berbagai varietas tanaman penghasil biji-bijian dan buah-buahan dalam skala luas yang berproduksi tinggi. Salah seorang tokoh penelitiannya adalah Norman E. Bourlang (ahli agronomi Amerika serikat), yang pada tahun 1971 menerima hadiah nobel dalam bidang kemanusian. Berkat penelitian tersebut ternyata dapatmenigkatkan hasil produksi pertanian di beberapa Negara. Selanjutnya sebagai realisasi perhatian dunia dalam peningkatan produksi pertanian, maka padatahun 1970 di bentuk Colsultation Group for International Agriculture Research (CGIAR), yang bertujuan membantu pusat-pusat penelitian pertanian international
keuntungan dari revolusi hijau
• Adapun keuntungan dari revolusi hijau dalam rangka meningkatkan produksi pertanian adalah sebagai berikut :
– Menambah lapangan pekerjaan
– Meningkatkan hasil pertanian
– Merangsang perkembangan ekonomi masyarakat
– Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya teknologi.
Revolusi Hijau di Indonesia
• Revolusi hijau di Indonesia berkembang sejak dikeluarkan UU Agraria tahun 1870 yang mengakibatkan meluasnya perusahaan swasta belanda di bidang pertanian dan perkebunan. Pada tahun 1904 Indonesia pernah menjadi penghasil gula terbesar didunia
• Pada zaman pendudukan Jepang revolusi hijau di Indonesia mengalami kemunduran total. Setelah masa kemerdekaan, revolusi hijau dikembangkan lagi, dimana tanaman rakyat dan perkebunan pemerintahan ditata kembali dalam rangka meningkatkan produksi pangan.
• Usaha pemerintah dalam revolusi hijau ini lebih nyata dan dapat dirasakan hasilnya oleh rakyatsetelah masa pemerintahan orde baru. Pada masa tersebut, revolusi hijau dilaksanakan secara terprogram, sistematis, dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pelaksanaannya revolusi hijau
• Dalam pelaksanaannya revolusi hijau dimasukkan dalam program Pelita, terutama untuk meningkatkan hasil produksi tanaman pertanian dan perkebunan. Metode-metode khusus yang ditempuh oleh pemerintah antara lain sebagai berikut :
– Bimbingan massal (bimas);
– Intensifikasi massal (inmas);
– Intensifikasi khusus (insus), yang kemudian ditingkatkan menjadi "supra insus"
– Sapta Usaha Tani, yang meliputi :
• Pengolahan tanah secara intensif
• Penggunaan varietas unggul
• Pengairan (irigasi)
• Pemupukan
• Pemberantasan hama
• Pengaturan populasi jarak tanam
• Pengolahan pasca tanam
Hasil revolusi hijau
• Hasilnya adalah tercapainya swasembada pangan yang dapat terwujud sejak tahun 1988. Atas hasil ini Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO.
• Selanjutnya untuk meningkatkan produksi pangan dan pertanian umum dilakukan lima usaha pokok, yaitu sebagai berikut :
• Intensifikasi : peningkatan produksi pertanian dengan penggunaan teknologi tepat guna, pemanfaatan sarana produksi (bibit unggul, pestisida dan pupuk)
• Ekstensifikasi : peningkatan produksi dengan perluasan area tanaman
• Diversifikasi : peningkatan produksi dengan penganeka ragaman tanaman (usaha tani)
• Rehabilitasi : peningkatan produksi dengan pemulihan kemampuan daya produksi pertanian yang sudah kritis
• Mekanisasi : peningkatan produksi dengan menggunakan tenaga / peralatan mesin
Pelita I sampai Pelita VI,
• Dalam rangka Pelita I sampai Pelita VI, yang sedang berjalan, pemerintah juga meningkatkan penghijauan untuk tanah-tanah kritis, dan melaksanakan reboisasi lahan yang kritis.
Dampak Revolusi Hijau
Dampak positif penerapan revolusi hijau, antara lain :
– Meningkatkan produksi pertanian / perkebunan;
– Berkembang industri pertanian (traktor, pupuk);
– Memenuhi kebutuhan pangan.
Dampak negatif revolusi hijau, antara lain :
Terjadi pencemaran lingkungan terutama terhadap tanah karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan;
Tidak adanya penganekaragaman jenis tanaman yang ditanam menyebabkan terjadi penumpukan hasil sehingga menurunkan harga jual;
Akibat mengejar jumlah lahan pertanian yang digunakan untuk tanaman pangan, menyebabkan banyak hutan ditebangi untuk keperluan tersebut sehingga berkurang jumlah hutan. Akibatnya tempat peresapan air tanah dan sumber air berkurang.
Penggunaan pupuk, obat-obatan kimia secara berlebihan juga dapat mengakibatkan terjadinya entrofikasi (perkembangbiakan tumbuhan air yang sangat cepat).
Terputusnya mata rantai makanan yang merupakan ekosistem, akibatnya terbunuhnya kelompok makhluk tertentu yang merupakan predator dari yang lain oleh penggunaan zat-zat kimia, sehingga berakibat mengganasnya hama tanaman tertentu yang merugikan petani.
Disadari atau tidak, revolusi hijau ikut menambah jumlah pengangguran, akibat penggunaan hasil-hasil teknologi.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Label:
mapel sejarah klas XII
Senin, 11 Oktober 2010
NILAI ANTROPOLOGI KLAS XI BAHASA
UTS SEMESTER GASAL 2010/2011
1. ACUH MUYAYANG : 5,33
2. AMELIA MEI PURBA : 7,33
3. ANANDA EKA PRATAMA : -
4. DEVI WULANDARI : 6,66
5. DWI YULI ROHANA N. : 7,00
6. EHA DUROTUN NASIHA : 7,13
7. FAHRIATUN NUROHMAH : 6,13
8. FERA ZAKIYAH : 7,33
9. FITRUL MUBAROK : 5,00
10. FUNQI RIZKI AMELIA : 7,66
11. HENDRA NUGROHO : 7,66
12. IDA FARIDA : 6,83
13. IIS NAFISAH : 7,50
14. IRMA FIANI : 7,50
15. KHAERIL AKBAR : 5,66
16. LARASATI PURNAMANINGSIH : 7,83
17. LUKMANUL HAKIM : 6,13
18. M. IKHSAN ROBBANI : 6,66
19. M. ZULHAM YASIN : 6,50
20 M. FARIHIN : 4,00
21. M. FIRMANSYAH : 6,83
22. NISA NUR ARDHILLAH : 7,50
23. NOVIA MAYANGSARI : 7,83
24. NUR INDRASWARI : 7,50
25. NUR KHOFIFAH : 5,66
26. NUR WINDY YUNITASARI : 6,33
27. NURULLIZZA ASRI T. : 6,83
28. RAFIDA ASKA SOLIKHA : 8,16
29. SAHLAN MUHAMMAD A. : 7,50
30. SEKTI INDRA PRATAMA : 6,66
31. SELFI SEPTIANA OLGA : 6,00
32. SOFIATUN NISA : 8,66
33. TRI DYANI : 7,66
34. TRI WIDIO P. : 7,50
35. VONITA RAHMA REDA : 8,00
36. WARDAH AGUSTIANI : 7,66
37. WIDYA HENDRA PRATAMA : 6,83
38. YUNIARTI ISDAHTUL ADHA : 7,50
39. YUTISTIA MEI INDRIANI : 6,66
Bumiayu, 11 Oktober 2010
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
1. ACUH MUYAYANG : 5,33
2. AMELIA MEI PURBA : 7,33
3. ANANDA EKA PRATAMA : -
4. DEVI WULANDARI : 6,66
5. DWI YULI ROHANA N. : 7,00
6. EHA DUROTUN NASIHA : 7,13
7. FAHRIATUN NUROHMAH : 6,13
8. FERA ZAKIYAH : 7,33
9. FITRUL MUBAROK : 5,00
10. FUNQI RIZKI AMELIA : 7,66
11. HENDRA NUGROHO : 7,66
12. IDA FARIDA : 6,83
13. IIS NAFISAH : 7,50
14. IRMA FIANI : 7,50
15. KHAERIL AKBAR : 5,66
16. LARASATI PURNAMANINGSIH : 7,83
17. LUKMANUL HAKIM : 6,13
18. M. IKHSAN ROBBANI : 6,66
19. M. ZULHAM YASIN : 6,50
20 M. FARIHIN : 4,00
21. M. FIRMANSYAH : 6,83
22. NISA NUR ARDHILLAH : 7,50
23. NOVIA MAYANGSARI : 7,83
24. NUR INDRASWARI : 7,50
25. NUR KHOFIFAH : 5,66
26. NUR WINDY YUNITASARI : 6,33
27. NURULLIZZA ASRI T. : 6,83
28. RAFIDA ASKA SOLIKHA : 8,16
29. SAHLAN MUHAMMAD A. : 7,50
30. SEKTI INDRA PRATAMA : 6,66
31. SELFI SEPTIANA OLGA : 6,00
32. SOFIATUN NISA : 8,66
33. TRI DYANI : 7,66
34. TRI WIDIO P. : 7,50
35. VONITA RAHMA REDA : 8,00
36. WARDAH AGUSTIANI : 7,66
37. WIDYA HENDRA PRATAMA : 6,83
38. YUNIARTI ISDAHTUL ADHA : 7,50
39. YUTISTIA MEI INDRIANI : 6,66
Bumiayu, 11 Oktober 2010
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Minggu, 10 Oktober 2010
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
Penjajahan di Indonesia
Standar Kompetensi :
• Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar :
• Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Budha dan Islam) di Indonesia.
Indikator :
• Membandingkan kebijakan pemerintah kolonial di Indonesia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
• Menjelaskan dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap hubungan antar masyarakat dengan pemerintah kolonial.
Kolonialisme dan Imperialisme
• Imperialisme mengandung pengertian yaitu perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau imperium. Atau, suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk kepentingan negara penjajah. Dari pengertian imperium itulah muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan disebut imperator.
• Berdasarkan waktu, imperialisme dibedakan menjadi 2 yaitu kuno dan modern.
• Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory,dan Gospel (semboyan imperialisme kuno).
• Imperialisme modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan mementingkan masalah ekonomi. Sifat dari kedua imperialisme itu adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya (perak). Sistem yang mendukungnya adalah merkantilisme dimana dalam prakteknya melakukan monopoli, kerja paksa, dsb. Sedangkan pada imperialisme modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh yang sangat minim, tanpa memiliki hak dalam produksi.
• Kolonialisme adalah sistem pemukiman warga diluar wilayah asalnya, kemudian daerah itu dinyatakan sebagai wilayah mereka. Tujuan utamanya mengurus sumber kekayaan, sedangkan kesejahteraan dan pendidikan rakyat daerah koloni tidak diutamakan.
Latar belakang kedatangan orang Eropa ke Dunia Timur
– Adanya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan tehnologi.
– Adanya pendapat bahwa bumi bulat.
– Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani.
– Adanya keinginan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah.
– Ingin menyebarkan agama Nasrani.
• Faham merkantilisme, kapitalisme, dan revolusi industri lebih mendorong perkembangan kelonialisme dan imperialisme di dunia timur termasuk Indonesia.
Masuknya kekuatan asing (bangsa Eropa) dan perkembangannya ke Indonesia
• Bangsa Eropa bisa masuk dan menguasai Asia termasuk Indonesia melalui perdagangan, karena informasi dari literatur/buku-buku tulisan para petualang Barat. Bangsa Portugis disebut sebagai pelopor kolonialis barat, sebab secara psikologis Portugislah yang bertanggung jawab atas pemasukan rempah-rempah ke Eropa. Sejak Konstantinopel (Romawi Timur) jatuh ke tangan Turki Usmani (Islam) tahun 1453, maka mau tidak mau portugis harus mencari rempah-rempah di daerah produsen (Indonesia).
• Melalui perjanjian Thordesilas tahun 1492 Portugis berusaha mencari rempah-rempah ke arah timur dan Spanyol melalui arah barat. Akhirnya mereka bertemu di Maluku tahun 1526, maka timbullah perang berebut daerah rempah-rempah. Perang diakhiri dengan perjanjian Saragosa tahun 1529 dengan kesepakatan Portugis mendapatkan Maluku dan Spanyol mendapatkan Philipina. Protugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albaquerque dapat merebut Malaka dari tangan Sultan Mahmud tahun 1511. Di Maluku Portugis mengkhianati Sultan Harun, maka tahun 1575 Portugis dapat diusir oleh Sultan Baabullah dari Ternate.
• Sesuai semboyan imperialis kuno; Gold, Glory and Gospel Portugis melalui Fransiscus Xaverius (1546) menyebarkan agama Katholik ke Asia dan Maluku. Raja Tabariji dan ibunya dari Ternate masuk Katholik.
Kongsi-kongsi perdagangan Eropa
VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)
• Pada tahun 1595 Perseroan Compagnie van Verke dari Amsterdam mengirim empat kapal dagangnya dimpimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer berlayar ke Indonesia. Mereka tiba di Banten tahun 1596 dan bermaksud meneruskan ke Maluku. Berturut-turut Belanda datang tahun 1598, 1599 dan akhirnya atas usul Johan van Qidenbarnevelt dibentuklah Perserikatan Maskapai Hindia Timur (VOC) tahun 1602. ketentuan-ketentuannya adalah :
– Kepentingan yang bersaing diwakili oleh sistem Majelis/Kamer untuk enam wilayah di negeri Belanda.
– Setiap majelis mempunyai sejumlah direktur yang disetujui.
– Jumlah direktur 17 orang yang disebut Heeken XVII.
– Amsterdam merupakan markas VOC dipimpin 8 orang dan Heeken XVII
– VOC memperoleh hak octrooi/istimewa dari pemerintah Belanda/Parlemen sehingga VOC mempunyai wewenang antara lain :
– Hak monopoli perdagangan
– Hak memiliki tentara sendiri dan mengadili sendiri
– Hak mengusai dan mengikat perjanjian-perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah kekuasaan monopoli perdagangan
– Mengangkat personil atas dasar sumpah setia
– Melakukan peperangan
• Dengan hak octrooi VOC berkembang pesat, sehingga satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia jatuh dan menjadi kekuasaan Belanda. Mereka menggunakan siasat devide et impera.
EIC (East India Company)
• Pada tahun 1600 Ratu Elizabeth I memberi hak octrooi kepada EIC, pelayaran mereka dipimpin oleh Sir Hery Midleton dan sampai di Ternate tahun 1604. pada abad XVIII Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris merupakan ancaman Belanda di Indonesia. Lord Minto diangkat sebagai Gubernur Jendral di Asia yang berkedudukan di Calcutta, memerintahkan merebut Indonesia dari tangan Belanda. Dibawah pimpinan Thomas Stamford Raffles tahun 1811 Indonesia berhasil dikuasai. Raffles menerapkan sistem perdagangan bebas. Tetapi pemerintahan Inggris bersiat sementara, maka setelah perjanjian / Konvensi London tahun 1815, Inggris mengembalikan Indonesia kepada Belanda dan Inggris menerima Singapura dan Penang di Malaysia, Afrika Selatan.
Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia Pada Abad 19 Dan Awal Abad 20
• Terbentuknya Pemerintahan Kolonialisme Belanda di Indonesia
• Sejak jatuhnya VOC tahun 1799 Indonesia diperintah langsung oleh kerajaan Belanda. Sehingga sejak tahun 1800 Belanda menerapkan politik dagang dan sistem pajak. Dengan tujuan ingin mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan nasib rakyat. Pengaruh politik kekuasaan Belanda makin kuat sehingga kewibawaan raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat pembantu bagi Belanda untuk menggali kekayaan bumi Indonesia. Dengan demikian penetrasi kekuasaan kolonial Belanda abad XIX menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik pribumi. Oleh karena itu mulai abad XIX perlawanan terhadap kolonial Belanda meluas dimana-mana dan silih berganti.
• Sejak mengusai Belanda, Kaisar Napoleon mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon merasa khawatir kalau Pulau Jawa sebagai jajahan Belanda direbut oleh Inggris. Padahal, Inggris pada saat itu sudah mulai meluaskan daerah jajahannya di Indonesia dengna menduduki wilayah Bengkulu, Padang, Pulau Pinang, Ternate, dan beberapa daerah lain di Maluku. Louis Napoleon segera mengirimkan seorang ahli militer yang bernama Herman Williem Daendels ke pulau Jawa sebagai gubernur jenderal untuk mengantisipasinya. Pada tanggal 1 Januari 1808, Daendels bersama ajudannya mendarat di Banten. Pada tanggal 15 Januari 1808, Gubernur Jenderal Wiese menyerahkan kekuasaannya kepada Daendels. Kedatangan Deandels di Indoensia sebagai gubernur jenderal mempunyai tugas pokok mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan. Deandels berusaha mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dengan melakukan tindakan, antara lain sebagai berikut :
• Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
• Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
• Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan di Ujung Kulon.
• Memperkuat pasukan dengan beranggotakan orang Indonesia.
• Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
• Selain berusaha dalam bidang pertahanan dan kemiliteran, Deandels juga berusaha memperbaiki keadaan pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut :
• Membagi pulau Jawa dalam sembilan perfektuur (daerah).
• Menjadikan para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda.
• Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para pegawai yang berbuat curang.
• Mendirikan badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan adat istiadatnya.
• Usaha yang dilakukan Daendels untuk mempertahankan pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar. Padahal, Daendels tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dari Belanda. Untuk itu, Daendels berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut :
• Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverantine).
• Menerapkan kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda.
• Menjual tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan penduduknya. Dengan demikian, lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
• Memperluas areal penanaman kopi.
• Pemerintahan Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk, tenaga kerja juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal. Penjualan tanah di daerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Oleh karena itu, pada tahun 1811 Daendels dipanggil pulang ke Negeri Belanda. Selanjutnya, Louis Napoleon mengangkat Jansens sebagai Gubernur Jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
• Pada saat Jansens memerintah, kedudukan Inggris di Indonesia makin kuat dan makin dekat untuk menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens menyerah kepada Inggris di daerah Tuntang, Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai oleh kedua belah pihak yang disebut Kapitulasi Tuntang. Sejak penandatanganan perjanjian damai, Indonesia menjadi jajahan Inggris.
Masa berlakunya sistem Tanam Paksa dan sistem usaha swasta
• Akibat kas negara yang kosong terkuras untuk biaya perang antara lain ; pemberontakan Belgia yang ingin melepaskan diri, perang Diponegoro, perang Padri dan sebagainya. Untuk itu pemerintahan Kerajaan Belanda mengangkat Van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia, dengan tugas pokok; mengusahakan semaksimal mungkin pulau Jawa diperas untuk mengisi kas negara yang kosong yaitu dengan sistem tanam paksa (cultuur stelsel). Inti dari tanam paksa adalah rakyat harus membayar pajak dengan hasil tanaman ekspor seperti; tebu, kopi, tembakau, nila dan sebagainya.
• Peraturan tanam paksa antara lain :
– Penduduk desa wajib menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa dan 1/5 bagian tanahnya atau lebih.
– Tanah yang digunakan itu dibebaskan dari pajak.
– Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga bagi yang tidak memiliki sawah.
– Tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk menanam tanaman paksa tidak boleh melebihi tenaga dan waktu untuk mengerjakan tanaman padi/tanahnya sendiri.
– Hasil tanaman akan diserahkan kepada pemerintah Belanda dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, maka kelebihan itu akan dikembalikan kepada rakyat.
– Kegagalan panen ditanggung pemerintah, jika bukan karena kesalahan rakyat atau disebabkan kurang rajin dalam mengerjakannya.
– Penggarapan tanah di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
• Secara teoritis pokok aturan tersebut tidak memberatkan rakyat, namun dalam prakteknya jauh berbeda, contohnya antara lain :
• Perjanjian dengan rakyat mengenai tanah tidak sesuai dengan yang tertulis luas tanah 1/5 dari tanah pertanian, ternyata ¼ bahkan hampir seluruhnya.
• Kelebihan hasil setelah dipotong pajak sering kali tidak dikembalikan kepada rakyat dan sebagainya.
• Pelaksanaan sistem tanam paksa ini sangat besar artinya bagi Belanda karena dapat mengembalikan kejayaan dan menutup kas yang kosong. Namun bagi Indonesia justru menjadikan rakyat melarat, menderita akhirnya membawa kematian. (Daerah yang paling menderita Demak, Grobogan dan Cirebon). Pelaksanaan tanam paksa menimbulkan reaksi baik dari orang Belanda sendiri maupun dari rakyat kecil yang langsung mengalaminya.
• Reaksi kaum humanis Belanda :
• Dua orang Belanda yang menentang tanam paksa adalah Edward Douwes Dekker dan Baron van Hoevel. Ia menentang berdasarkan pada prinsip etika dan perikemanusiaan. Edward Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli menulis buku Mac Havelaar yang isinya protes keras agar tanam paksa dihapus dan sebagai penggantinya dilaksanakan politik etis. Kemudian muncullah tokoh Van de Venter yang memformulasikan politik etis abad XX.
• Reaksi kaum kapitalis Belanda :
• Pada abad XX golongan kapitalis dan liberal memperoleh kemenangan dalam parlemen/kabinet Belanda. Mereka ingin mendobrak tanah jajahan untuk menanam modal yang waktu itu masih tertutup oleh pemerintah Belanda. Jadi tidak mengherankan jika mereka menentang tanam paksa dan menuntut status tanah dipertegas sehingga dasar hukum penanaman modal jadi jelas. Kaum kapitalis berhasil mendobrak penghalang di tanah jajahan. Maka pemerintah Belanda yang didominasi kaum liberal berhasil mengeluarkan UU Agraria 1870. sehingga tahun 1870 tanam paksa dihapus, kecuali kopi di Priangan baru dihapus tahun 1917.
Masa Sistem Ekonomi Liberal
• Setelah kaum liberal memiliki pengaruh dalam bidang politik dan pemerintahan, maka urausan tanah jajahan berangsur-angsur mulai berada di tangan kaum liberal. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870 telah memberi kesempatan kepada para pengusaha swasta untuk menanam modalnya di Indonesia. Misalnya perkebunan tembakau, kopi, teh, kina, kepala sawit dan karet.
Perkembangan Sistem Pemerintahan, Birokrasi, dan Sistem Hukum masa Kolonial di Indonesia
• Sistem Pemerintahan
• Salah satu peletak dasar pemerintahan modern di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Daendels. Untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels membagi wilayah tersebut menjadi sembilan perfektuur. Daendels juga menjadikan para Bupati sebagai pegawai sipil dibawah perintah perfektuur. Para Bupati memperoleh penghasilan dari tanah dan tenaga dari penduduk yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Para Bupati juga mendapat pangkat tertentu dalam hierarki umum kepegawaian Belanda. Dalam menegakkan keadilan, Daendels membentuk pengadilan keliling dan pengadilan Indonesia. Meskipun akhirnya wilayah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, upaya memperbaiki sistem pemerintahan membutuhkan waktu lama. Kewajiban mengatur pemerintahan di Indonesia dimulai kembali setelah pemerintah kerajaan Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi pada tahun 1930. Perubahan dan perbaikan pemerintahan di Indonesia mulai berjalan setelah muncul peraturan pembebasan dari perwalian (antvoogding) pada tahun 1922 dan keluarnya sistem pemerintahan baru (bestuurshervorming). Berdasarkan Undang-undang Desentralisasi, wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut gouvernementen dimulai dari Jawa yang diawali dari daerah Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930). Pembenahan sistem pemerintahan pun terus dilanjutkan dengan menghapus Dewan Karesidenan. Untuk mengatasi berbagai macam pesoalan dan memudahkan segala urusan, pemerintah kolonial membentuk berbagai depertemen dan dinas. Departemen yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda, misalnya Departemen Pertanian (1904), Departemen Industri dan Perdagangan (1911) yang sebelumnya pada tahun 1907 bernama Departemen Perusahaan-Perusahaan Negara. Adapun beberapa dinas yang pernah dibentuk pemerintah kolonial Belanda, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Peternakan.
Sistem Birokrasi
• Perombakan struktur birokrasi di Indonesia dimulai setelah pemerintah Kerajaan Belanda memberlakukan konstitusi baru pada tahun 1848. berdasarkan konstitusi tersebut wilayah Hindia Belanda (Indonesia) perlu juga untuk menyusun undang-undang pemerintahan, sistem keuangan, dan sistem audit yang disetujui oleh Majelis Perwakilan. Pada tahun 1854 berhasil disusun undang-undang pemerintahan Hindia Belanda. Parlemen Belanda baru mulai melakukan pengawasan terhadap Hinda Belanda pada tahun 1868. pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah Hindia Belanda adalah seorang Gubernur Jenderal. Di dalam menjalankan pemerintahan Gubernur Jenderal dibantu oleh residen dan beberapa asisten residen.
• Residen bertindak sebagai administratif merangkap fungsi legislatif, yudikatif, dan fiskal. Residen bertugas sebagai pelaksana administrasi pusat. Asisten Residen mengepalai bagian dari keresidenan yang sejajar dengan kabupaten. Asisten Residen menjalankan tugas-tugas residen, kecuali kekuasaan peradilan (yudikatif). Dibawah asisten residen dikenal adanya kontrolir. Tugas kontrolir adalah mengumpulkan berbagai keterangan dan melaksanakan perintah dari atas.
• Di Jawa dikenal adanya kabupaten yang dipimpin oleh Bupati yang dibantu oleh Patih. Wilayah kabupaten dibagi atas wilayah kawedanan yang dipimpin seorang wedana. Wilayah kawedanan dibagi atas wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat atau asisten wedana. Susunan birokrasi tersebut dapat terwujud setelah van de Puttle melakukan reorganisasi pada tahun 1874.
• Berdasarkan reorganisasi tersebut, para pegawai pamong praja yang bertugas tidak lagi berdasarkan ikatan daerah dan hak waris. Pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menerapkan sistem kepegawaian di dalam menunjuk seorang menjadi pegawai pamong praja. Jabatan Bupati yang pada masa van den Bosch masih merupakan hak turun-temurun, sekarang mulai dipandang sebagai pegawai pemerintah kolonial Hindia Belanda.
• Berdasarkan surat edaran tahun 1867 telah dirumuskan tugas dan kewajiban para pamong praja. Adapun tugas para pamong praja, antara lain sebagai berikut :
• Residen, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :
• Menjalankan tugas melalui Bupati
• Mengawasi dan meringankan pekerjaan wajib
• Memerhatikan penanaman tanaman bahan pangan
• Mendorong pendirian sekolah pribumi
• Bupati, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :
• Mengawasi penanaman wajib
• Meneliti perjanjian antara penanaman dan pengusaha Eropa
• Mencegah semua pembatasan otonomi desa
• Mengawasi sekolah pribumi
• Membuat daftar guru-guru agama
• Kedudukan Bupati pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda makin merosot. Hal itu tidak lain akibat proses maju ke arah pemerintahan langsung dengan memperhatikan dualisme di dalamnya. Menghapuskan ini berarti :
• Menghilangkan diskriminasi pada sistem birokrasi
• Demokrasi yang berarti menghilangkan kedua golongan itu untuk memberikan tempat pada pemimpin yang wajar. Ini semua berarti menghilangkan kolonialisme itu sendiri.
Sistem Hukum
• Seiring berubahnya sistem birokrasi dan pemerintahan, sistem hukum yang berlaku di Indonesia pun mengalami perubahan. Gubernur Jenderal Daendels adalah peletak dasar berubahnya sistem hukum di Indonesia. Apabila sebelumnya di Indonesia berlaku sistem hukum tradisional maka ketika Daendels berkuasa sistem hukumnya digantikan dengan sistem hukum modern model Barat. Daendels selain memperkenalkan sistem hukum modern juga memperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan pribumi (landgerecht) di setiap wilayah (perfectuure). Untuk mengawasi kinerja badan peradilan yang ada di Indonesia, pemerintah kolonial Belanda membentuk pula lembaga Mahkamah Agung (Hog-Gerechschof). Mahkamah Agung menjadi lembaga yudikatif tertinggi di Indonesia. Mulai tahun 1848, Mahkamah Agung memperoleh kewenangan mengawasi seluruh pengadilan di pulau Jawa.
• Pada tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berawal dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal berlaku sebagai undang-undang yang wajib dipatuhi semua warga negara Belanda dan penduduk tanah jajahan. Beberapa undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
• Comptabilitas Wet ditetapkan pada tahun 1864. Undang-undang ini mengatur penetapan anggaran belanja Indonesia.
• Agrarische Wet ditetapkan pada tahun 1870. Undang-undang ini mengatur sistem sewa tanah dan penjaminan kepemilikan tanah di Indonesia.
Perubahan Ekonomi dan Demografi diberbagai daerah mulai abad 19 sampai paruh pertama abad 20.
– Sistem Swasta Asing
• Sejak tahun 1870 sistem tanam paksa mulai dihapus, digantikan sistem politik pintu terbuka sehingga Indonesia mulai memasuki masa liberal. Pelaksanaan paham liberal dalam bidang ekonomi memiliki asas :
– Kegiatan ekonomi ditangan rakyat jadi pemerintah tidak campur tangan.
– Kegiatan ekonomi ditangan swasta.
– Penghilang faktor-faktor penghambat kegiatan ekonomi (pajak tinggi, tanam paksa).
– Pemerintah bertugas menjaga keamanan dan penegakkan hukum untuk kelancaran kegiatan ekonomi.
• Untuk menjaga perkembangan kegiatan ekonomi, menjaga hak milik tanah pribumi dan pengaturan sewa tanah oleh swasta asing maka dikeluarkanlah Undang-Undang Agraria (agrarische Wet th. 1870)
– Komersialisasi
• Dimulainya pelaksanaan politik pintu terbuka (masa liberal) maka di Indonesia telah mulai memasuki masa komersialisasi, modernisasi dan industrialisasi. Melalui politik pintu terbuka Belanda berusaha menarik penanam modal swasta asing di Indonesia, dengan demikian berkembang pesat industrialisasi di Indonesia. Contoh : pertambangan batubara di Ombilin, Sumatera Barat ; timah di Bangka, Belitung, dan Singkep; minyak bumi di Bunyu dan Tarakan. Kalimantan Timur; perkebunan, pertanian, perdagangan mulai lancar.
Pertumbuhan dan mobilitas penduduk.
• Kebijakan-kebijakan kolonial Belanda yang dilaksanakan di Indonesia secara langsung maupun tak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan desa, kota, struktur penduduk (demografi) dan gerakan (mobilitas) penduduk. Secara ekonomis di Indonesia juga mengalami pertumbuhan, sehingga terbentuk struktur penduduk (demografi) yang baru.
• Desa-desa banyak bermunculan, kota berkembang sehingga mampu berperan lebih besar menggantikan peran pusat ibu kota jaman kerajaan.
• Pada masa kolonial tersebut mobilitas penduduk sangat tinggi, hal ini desebabkan faktor :
• Urbanisasi : penduduk desa berusaha datang ke kota untuk mencai kerja di kota, tetapi akhirnya menimbulkan masalah sosial.
• Kebijakan pemerintah melaksanakan kuli kontrak (dari Jawa ke Jawa misal ke Deli Sumatera Timur).
• Karena mulai berkembang swastanisasi dan industrialisasi, maka pemerintah mengeluarkan UU Agraris dan peraturan perburuan (berisi : penetapan kondisi pekerjaan yang layak bagi bangsa Indonesia, dan penetapan upah minimal yang harus dibayar).
Kehidupan sosial budaya masyarakat masa kolonial.
• Perubahan politik, ekonomi, sosial
• Perkembangan imperialisme dan kolonialisme pada akhirnya menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu hampir meliputi segala bidang kehidupan dibidang politik, ekonomi, sosial maupun pendidikan.
• Bidang Politik
• Dalam bidang ini telah terjadi perubahan-perubahan besar dimana kekuasaan kolonial semakin kuat, maka kekuasaan para raja/penguasa tradisional semakin merosot. Mereka makin menutup pada kekuasaan asing.
• Bidang Ekonomi
• Tujuan utama orang-orang barat datang ke Indonesia berkaitan erat dengan aspek ekonomi (memperoleh rempah-rempah sendiri). Untuk memperoleh rempah-rempah tersebut mereka menempuh berbagai cara (monopoli)
• Bidang Sosial
• Perubahan dalam bidang sosial budaya sebagai contoh : masuk dan berkembangnya agama Kristen serta berkembangnya unsur-unsur budaya Barat.
Kebijakan kolonial dibidang keagamaan
• Pada masa pra kolonial penduduk Indonesia, mayoritas beragama Islam, dan beragama Hindu, Buddha, Kong-hu-chu.
• Pandangan Barat/kolonial terhadap Islam :
– Islam dianggap musuh (ingat misi perang salib)
– Islam tidak akan membawa kemajuan masyarakat.
• Hanya pola pikir Barat yang mampu membawa kemajuan pribumi.
• Tapi setelah Snonck Hurgronje datang ke Indonesia 1889 untuk melakukan penelitian tentang Islam, baru terbuka pandangan kolonial terhadap Islam.
• Kebijakan kolonial dalam keagamaan :
• Islam ditinjau dari ajaran politik / gerakan politik ini yang dianggap berbahaya. Karena melakukan penentangan terhadap kekuasaan kolonial.
• Kolonial Belanda melakukan penyebaran agama Protestan misalnya : program zending.
• Kaum adat yang kurang sepakat dengan gerakan Islam atau ajaran Islam direkrut dimanfaatkan untuk mendukung kolonial melawan kelompok Islam. Contoh : dalam perang Padri.
• Pemimpin Islam didekati sebagai mitra untuk menjadi penguasa.
• Perantara atau peredaran kekuatan Islam, tentunya dengan janji-janji.
Kedudukan dan peran perempuan dalam masyarakat masa kolonial
• Pada awal abad 19 saat kolonial Belanda berkuasa di Indonesia, peran wanita sangat terbatas bahkan terpinggirkan. Hanya sekedar sebagai ibu rumah tangga, melayani suami bahkan dikalangan ningrat terkenal dengan tradisi “pingit”.
• Pada awal abad 20 kesempatan wanita untuk mendapat pendidikan mulai mendapat tempat, maka muncullah tokoh R.A. Kartini. R.A. Kartini menjadi pelopor gerakan emansipasi perempuan Indonesia.
• Pengertian emansipasi pada saat itu adalah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan dari kungkungan adat.
• R.A. Kartini mengutarakan keinginan untuk memperoleh pendidikan dalam bentuk surat yang dikirimkan kepada temannya Stella Zeehandelan di Belanda. Surat-surat pribadi R.A. Kartini kepada teman-temannya di Belanda selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam bentuk buku oleh V.H. Abendanon.
• Buku kumpulan surat R.A. Kartini berjudul Door Duits Ternis to Licht yang diterjemahkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
• R.A. Kartini berusaha mewujudkan cita-citanya tentang kemajuan perempuan Indonesia dengan mendirikan kelas kecil bagi perempuan di sekeliling rumahnya. Pendidikan bagi perempuan itu diselenggarakan empat kali seminggu. Murid kelasnya berjumlah tujuh orang. Para gadis tersebut mendapat pelajaran membaca menulis, kerajinan tangan, dan menjahit. Semua pendidikan itu diselenggarakan secara gratis.
• Pemikiran kemajuan perempuan Indonesia yang pertama kali digagas oleh R.A. Kartini akhirnya menyebar ke berbagai daerah. Sejak itu lambat laun peranan perempuan di masyarakat Indonesia makin besar sampai saat ini.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Label:
mapel sejarah klas XI
Sabtu, 09 Oktober 2010
MAKALAH SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN YANG BERETIKA
Oleh :
Ir. Indra Djati Sidi, MSc.PhD.
DISAMPAIKAN DALAM RANGKA HUT
YAYASAN PERGURUAN TAALLUMUL HUDA, BUMIAYU
TANGGAL 29 JULI 2009
HASIL PENDIDIKAN DI INDONESIA
PENDIDIKAN:
RUMAH, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT TERMASUK TOKOH-TOKOH
HUMAN DEVELOPMENT INDEX
HDI provides a composite measure of three dimensions of human development: living a long and healthy life (measured by life expectancy), being educated (measured by adult literacy and enrolment at the primary, secondary and tertiary level) and having a decent standard of living (measured by purchasing power parity, PPP, income).
HDI for Indonesia 2008 is 0.726, which gives the country a rank of 109th out of 179 countries.This puts Indonesia in the medium human development category.
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
• INDONESIA MENEMPATI PERINGKAT 54 DARI 131 NEGARA YG DIEVALUASI
• SINGAPURA PERINGKAT 7, THAILAND PERINGKAT 28
• USA DAN SWISS PERINGKAT 1 DAN 2
• DIBAWAH INDONESIA PHILIPINA, VIETNAM, BRAZIL, DLL
HUMAN POVERTY INDEX
Human poverty index HPI-1
The HPI-1 value of 17.2 % for Indonesia, ranks 69th among 135 developing countries.
HARUSNYA PENDIDIKAN
MELENYAPKAN KEMISKINAN
HASIL STUDI TIMSS DAN PISA
• TIMSS = TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY,
• PISA = PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT,
• HASIL STUDI TIMSS DAN PISA PD BIDANG MATEMATIKA, SAIN, DAN MEMBACA, INDONESIA TERLETAK PADA RANKING BAWAH
• LITERASI MATEMATIKA, INDONESIA MENEMPATI PERINGKAT 35 DARI 46 NEGARA PESERTA TIMSS
• UTK LITERASI SAINS PERINGKAT 37, LEBIH BURUK DARI PALESTINA (35)
• LITERASI MEMBACA, INDONESIA MENEMPATI PERINGKAT 39 DARI 40 NEGARA (USIA 15 TH) PESERTA PISA, BEGITU JUGA SURVEI WORLD BANK MENUNJUKAN HAL YANG SAMA
INDEKS OBJEKTIFITAS 2006/2007
UJIAN NASIONAL
SMA - IPA
NO PROVINSI BIN ING MAT % TL RATA UN
1 BALI 0.485 0.777 0.716 0.62 8.38
2 JATIM 0.306 0.435 0.370 2.42 7.85
13 JATENG 0.239 0.158 0.172 6.5 7.44
1 INA 0.279 0.411 0.383 4.98 7.31
INDONESIA MASIH MEMPUNYAI
MASALAH DENGAN KEJUJURAN
INDEKS PERSEPSI KORUPSI 2008
KOTA IPK
YOGYAKARTA 6.43
PALANGKARAYA 6.1
BANDA ACEH 5.87
MATARAM 5.4
KENDARI 3.43
TEGAL 3.32
KUPANG 2.97
BAGAIMANA KITA MEMBACA ARTI DARI INDEKS-INDEKS DI ATAS
• TIDAK PROFESIONAL, STRATEGI TIDAK MENGENAI SASARAN
• ETOS KERJA RENDAH
• MOTIVASI RENDAH / MALAS
• TIDAK BERMORAL / BERETIKA
SIAPA DAN APA YANG SALAH
WHAT’S WRONG !
DATA-DATA APA LAGI …..
• MEROKOK DI SEMBARANG TEMPAT
• TIDAK BISA ANTRI…BAHKAN DALAM PEMBAGIAN BLT ADA YG MENINGGAL DUNIA
• BUANG SAMPAH DI JALANAN
• SEKOLAH KELIHATAN KUMUH
• DAN LAIN-LAIN BANYAK LAGI INDIKATOR LAINNYA
• TIDAK DEMOKRATIK
LALU BAGAIMANA ….
APA YANG PERLU DILAKUKAN …..
KITA HARUS BERUBAH
SEKOLAH HARUS BERTINDAK MENERAPKAN ETIKA DALAM AKSI BUKAN DALAM BENTUK PELAJARAN ATAU CERAMAH-CERAMAH ETIKA
DOING, DOING SEKALI LAGI DOING !
PHILOSOPI
CONFUSIUS
I hear, and I forget;
I see, and I remember;
I do, and I understand.
KAPASITAS VIRTUAL
• ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
• JARINGAN KERJA
• MORAL…BERETIKA
MENGAPA !
JALUR AKTIFITAS
SISTEM PENDIDIKAN
• KURIKULER
• EXTRA KURIKULER
SECARA TERPADU DAN SINERGI
KERJA KERAS, DAN MENYENANGKAN. KEGIATAN EXTRA KURIKULER AKAN BANYAK MEMPENGARUHI KARAKTER PESERTA DIDIK
Strategic Priorities for Student Affairs
• Illinois Experience
• Leadership and Illinois Leadership Center
• Diversity
• Career Development
• Wellness
• Facilities
Guiding Values/Principles
of Student Affairs Staff Members
Through words and actions, Student Affairs staff members aspire to serve students and treat students, campus colleagues, and other key constituents with honesty, respect, and civility. Student Affairs staff members value:
Excellence,
Diversity and inclusiveness,
Risk taking, innovation and the ability to recognize failure as part of the learning process,
Responsibility, accountability and integrity
Education and development of the whole person
Life-long learning and achievement
TERAPKAN STUDENT CONDUCT AND REGULATION SECARA KONSISTEN
DAN GURU MENJADI TELADAN
BERKOMUNIKASI DENGAN WALI MURID, MEREKA JUGA BERPERAN
BEROLAH RAGA
• RISK TAKER: OLAHRAGA BELADIRI
• DISIPLIN: ATLETIK
• STRATEGIK: BULUTANGKIS DAN TENIS
• KERJA SAMA: SEPAK BOLA, BOLA BASKET
SPORTIF
KARAKTER DEMOKRAT
Amy Gutmann in Democratic Education (1987) argues that the central aim of the schools of a democratic society must be to develop democratic character.
CONTOH
KEGIATAN EXTRA DI UoI
USA
UNIVERSITY OF ILLINOIS
• MEMPUNYAI LEBIH DARI 1012 UNIT KEGIATAN MAHASISWA
• JENIS KEGIATAN SANGAT BERVARIASI: BUDAYA, OLAHRAGA, ORGANISASI BERBASIS BIDANG STUDI, INTEREST GROUP, RELIGIUS, DLL.
• MENDAPATKAN DUKUNGAN DARI UNIVERSITY
JANJI MAHASISWA
MARCHING BAND
PERTOLONGAN PERTAMA
RAMAI DAN GEMBIRA
KEBEBASAN
JURNALIST
FIT AND FUN
TAEKWONDO
CLUB DIABET
PESAN BUNG KARNO
• KEBESARAN DAN KEMAKMURAN DAN SUATU BANGSA MERUPAKAN HASIL KERJA KERAS BANGSA TERSEBUT, TIDAK JATUH DARI LANGIT
• KEBERHASILAN MERUPAKAN KRISTALISASI KERINGAT PRIBADI-PRIBADI YANG BEKERJA KERAS
• HUKUM ALAM YANG DIPEROLEH DARI SEJARAH
• DISAMPAIKAN DALAM PROKLAMASI YANGG KE 6
ORA et LABORA
BERDOA dan BEKERJA
PENUTUP
DEMIKIANLAH PANDANGAN DAN PIKIRAN YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN DALAM FORUM TERHORMAT INI.
SEMOGA BERMANFAAT DALAM PEMBANGUNAN
YAYASAN PERGURUAN TAALLUMUL HUDA BUMIAYU
TERIMA KASIH
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Langganan:
Postingan (Atom)