mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters

Minggu, 27 Maret 2011

PSIKOLOGI REMAJA




Ciri - Ciri Remaja Yang Sehat



Di jaman modern seperti sekarang ini , perkembangan kehidupan remaja sangat mengkhawatirkan. Pengaruh lingkungan luar, dalam bentuk percampuran kebudayaan asing terjadi demikian pesat. Rasa ingin tahu yang demikian besar tanpa diimbangi dengan penalaran yang tepat, memungkinkan remaja mengambil apa yang dianggap baik dan menyenangkan tanpa memikirkan pantas tidaknya hal itu dilakukan.

Kondisi emosi remaja yang labil menyulitkan orang tua untuk mengarahkan remaja, sebab jika remaja dikekang ia akan memberontak, dan jika dibebaskan ia akan lepas kendali, karena belum mampu menggunakan akal sehatnya untuk melangkah secara benar. Bagaimanakah langkah yang harus ditempuh agar dapat dicapai pola kehidupan remaja yang sehat ???


A. Usia Remaja

Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12 sampai 22 tahun. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling menentukan dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa remaja merupakan masa yang paling tepat dalam menggali berbagai potensi yng dimiliki seseorang untuk dikembangkan ke arah yang positif demi keberhasilan hidupnya di masa mendatang. Konopka ( dalam Syamsu Yusuf, 2000) membagi remaja menjadi tiga rentangan, yaitu :
1. Remaja Awal : 12 – 15 tahun
2. Remaja Madya : 15 – 18 tahun
3. Remaja Akhir : 19 – 22 tahun

B. Ciri-ciri Remaja

Ada bermacam – macam aspek yang perlu dipahami untuk dapat mengetahui perkembangan remaja, antara lain meliputi :
1. Perkembanagn Fisik
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Emosi
4. Perkembangan Moral
5. Perkembangan Sosial
6. Perkembangan Kepribadian
7. Perkembangan Kesadaran Beragama

Bagaimanakah ciri – ciri fase perkembangan remaja ?

1. Perkembanagn Fisik

Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting, dan
berdampak luas bagi perkembangn berikutnya. Perubahan fisik yang terjadi pada anak
saat memasuki masa remaja adalah tampak dengan adanya perubahan struktur tubuh
yang berbeda dengan struktur tubuh masa kanak-kanak . Perubahan yang paling
menonjol pada anak di usia remaja adalah mulai berfungsinya organ reproduksi
mereka. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak
proporsional, misalnya pada hidung, tangan dan kaki. Pada remaja akhir , proporsi
tubuh remaja mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.

a. Ciri – ciri seks primer

Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang
memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ – organ seksualitas
ini memungkinkan remaja pria , sekitar usia 14 sampai 15 tahun memngalami
mimpi basah ( keluar sperma ).

Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan Ovarium
yang memproduksi ovum ( sel telur ) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya,
terjadilah siklus menarche (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering
diiringi dengan sakit kepala, sakit pungung, kelelahan, depersi, dan mudah
tersinggung.

b. Ciri – ciri seks sekunder

Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi
kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan.

Remaja pria biasanya akan mengalami :
1). Pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak dan
kelaminnya
2). Telah tumbuh jakun dan terjadi perubahan suara menjadi parau dan rendah;
3). Tumbuh jerawat di wajah yang disebabkan aktifnya kelenjar ekspresi
maupun kelenjar endokrin di dalam tubuh;
4). Kulit berubah menjadi kasar;

Pada remaja wanita juga mengalami :
1). Pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yaitu pada ketiak dan Kelamin;
2). Pertumbuhan pada kelenjar yang memproduksi air susu di buh dada;
3). Pertumbuhan pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.

2. Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12 sampai 20 tahun. Secara
fungsional perkembangan kognitif ( kemampuan berpikir ) remaja dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Secara intelektual remaja mulai dapat berpikir logis tentang gagasan abstrak.
b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membut rencana strategis dan
membuat keputusan – keputusan serta memecahkan masalah.
c. Sudah mampu menggunakan abstraksi – abstraksi, membedakan yang konkrit
dengan yang abstrak.
d. Munculnya nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
e. Memikirkan masa depan, perencanaannya, dan mengeksplorasi alternatif untuk
mencapainya.
f. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan relajar berintrospeksi.
g. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas ( jati diri ).

3. Perkembangan Emosi

Remaja mengalami puncak emosionalitas ( perkembangan emosi tingkat tinggi ).
Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaksi yang kuat,
emosinya bersifat negatif, dan temperamental ( mudah tersinggung, marah, sedih,
murung ), sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya.

Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan
emosionalnya terlambat, sehingga mengalami akses negatif berupa tingkah laku,
misalnya :
a. Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu, dan lain-lain:
b. Lari dari kenyataan ( regresif ). Suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.

Lingkungan yang harmonis dan kondusif dapat membantu kematangan emosi remaja
menjadi sebagai berikut :
a. Adekuasi (ketepatan) emosi; cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong),
respek ( sikap hormat dan menghargai orang lain), ramah, dan lain-lain.
b. Mengendalikan emosi; tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimis, tidak
meledak – ledak dalam menghadapi masalah.

4. Perkembangan Moral

Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasaan fisik saja,
tetapi meningkat pada tataran psikologis ( rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif
dari orang lain ). Namun , penelitian membuktikan bahwa perkembangan moral remaja
baru berkisar di tahap 3 ( remaja berperilaku sesuai dengan tuntutan dan harapan
kelompoknya saja ). Tahap 4 ( remaja telh bertingkah laku sesuai norma dan panutan
yang berlaku secara luas ).

5. Perkembangan Sosial

Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (
social cognition ) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki
sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai dan kepribadiannya.

Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap ” comformity ” yaitu
kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.
Misalnya dalam hal berpendapat, pikiran , nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran,
keinginan, dan lain-lainnya.

6. Perkembangan Kepribadian

Isu sentral pada masa remaja adalah masa berkembangnya identitas diri ( jati diri )
yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan
problema ” Siapa Saya ? ” . Terkait dengan hal tersebut, remaja justru risau mencari
idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor –
faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja adalah :

a. Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekwensi untuk berperilaku
secara dewasa pula.
b. Kematangan seksual berimplikasi pada dorongan dan emosi – emosi baru.
c. Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali norma – norma dan
cita – cita dirinya ;
d. Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan
jenis;
e. Munculnya konflik – konflik sebagai akibat masa transisi dan masa anak menuju
dewasa.

Remaja akhir sudah mulai dapat memahami , mengarahkan dan menyikapi,
mengembangkan dan memelihara identitas diri. Tindakan antisipasi remaja akhir
ádalah :
a. Berusaha bersikap hati – hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan maupun
kelemahan dirinya;
b. Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang bagaimana;
c. Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman–temannya.
d. Mengembangkan sikap – sikap pribadinya.

7. Perkembangan Kesadaran Beragama

Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana
perkembangan spiritual ini terjadi pada remaja ? Sesuai dengan perkembangannya
kemampuan kritis remaja mampu menyoroti nilai – nilai agama dengan cermat.
Mereka mulai membawa nilai – nilai agama ke dalam kalbu/kehidupannya. Akan
tetapi, mereka juga mengamati secara kritis kepincangan – kepincangan di masyarakat
atas praktek – praktek kebersamaan. Banyak lapisan masyarakat yang gaya hidupnya
kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilku amoral
lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan –
benturan dan tujuan.

C. Remaja Yang Sehat

Pengaruh lingkungan luar, dalam bentuk percampuran kebudayaan asing yang terjadi se-
demikian pesat, merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan terhadap perkembangan
kehidupan remaja. Rasa ingin tahu yang demikian besar tanpa diimbangi dengan
penalaran yang tepat, memungkinkan remaja mengambil apa yang dianggap baik dan
menyenangkan tanpa memikirkan pantas tidaknya hal itu dilakukan.

Kondisi emosi remaja yang labil menyulitkan kaum orang tua untuk mengarahkan
remaja, sebab jika remaja dikekang ia akan memberontak, dan jika dibebaskan ia akan
lepas kendali, karena belum mampu menggunakan akal sehatnya untuk memilah dan
memilih mana yang pantas dan mana yang tidak.

Untuk mencapai pola kehidupan yang sehat, perlu ditanamkan sejak dini kepada anak –
anak khususnya yang sedang memasuki masa remaja, bahwa tugas perkembangan masa
remaja merupakan persiapan pencapaian segala hal yang berkaitan dengan kehidupan
masa dewasa. Maka dari itu, langkah yang tepat dalam mengatasi masa remaja adalah
mengarahkan kegiatan mereka dengan memberikan tempat yang tepat sebagai media
penyaluran bakat, minat, dan sikap emosi mereka yang menggebu-gebu. Misalnya bagi
remaja yang senang berkelahi diarahkan untuk mengikuti latihan bela diri, sehingga hasrta
bertarungnya dapat tersalurkan secara positif. Demikian pula remaja yang senang
mencorat – coret tembok ( grafis ) perlu diarahkan di bidang melukis, dan sebagainya.

Tidak mudah memang untuk menyalurkan bakat karena selalu terbentur oleh sarana
prasarana maupun situasi lingkungan yang tidak mendukung.

Sebagai gambaran bentuk remaja yang sehat adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan penampilan dirinya dengan berolah raga, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Mendaki gunung merupakan salah satu bentuk kegiatan yang secara
tidak langsung berolah raga.
b. Mempersiapkan potensi karier yang ada pada dirinya melalui kegiatan penyaluran bakat
dan minat. Misalnya : memasukkan remaja ke klub motocross jika ia senang ngebut di jalan raya.
c. Menanamkan nilai – nilai keagamaan melalui kegiatan remaja yang diselenggarakan di tempat peribadatan.
d. Memberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dengan terjun membentuk organisasi sesuai keinginan remaja. Misalnya : membentuk kelompok musik, kelompok sepak bola, dan sebagainya.
e. Melibatkan remaja dalam kegiatan sosial di tempat mereka tinggal sehingga mereka tidak lagi dianggap anak – anak.
f. Mengembangkan aspek intelektual mereka dengan membuka kesempatan untuk menimba ilmu semaksimal mungkin. Misalnya : mengikut sertakan remaja dalam berbagai lomba ketrampilan maupun kursus – kursus.

Keberhasilan orang tua mengarahkan remaja akan menghasilkan sosok seorang yang berkepribadian menarik yang ditandai dengan penampilan fisik dan psikologis yang sehat.

Silahkan baca juga artikel di bawah ini...



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar