Pentingnya Pendidikan Akhlak
Di jaman modern seperti sekarang nilai – nilai moral sudah tidak begitu diperhatikan. Peristiwa – peristiwa kerusakan moral telah terjadi di mana – mana . Sesungguhnya masalah moral sangat penting dalam kehidupan manusia. “ maju mundurnya suatu bangsa terletak pada budi pekertinya “. Bagaimanakah kedudukan akhlak atau budi pekerti dalam Islam ?
Bagaimanakah sejarah perkembangan pemikiran tentang ilmu Akhlak ?
PENGERTIAN AKHLAK
Istilah budi pekerti atau ahlak, berhubungan dengan erat dengan kata etika, atau moral.
Secara Etimologi: kata Akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Khulk, yang berarti : budi pekerti, perangai, tingkah laku.
Secara Terminologi: mengandung arti : sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian, menimbulkan perbuatan spontan, mudah & tanpa pemikiran.
• Ibnu Maskawih: Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.
• Al-Ghazali: Akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran
ETIKA DAN MORAL
• Etika, dari bahasa Yunani ethos berarti: “adat kebiasaan”. Secara terminologi “ilmu tentang tingkah laku manusia yang berhubungan dengan hak dan kewajiban (kebenaran dan kesalahan) dan tentang nilai (baik dan buruk)
• Moral, dari bahasa Latin mores berarti: “adat kebiasaan” Secara terminologi “ nilai dasar dan adat istiadat dalam masyarakat tertentu yang menjadi ukuran tingkah laku manusia (baik dan buruk)”
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN Akhlak, Etika dan Moral
• Persamaan:
menentukan hukum/nilai perbuatan manusia (baik dan buruk)
• Perbedaan:
• Akhlak, perbuatan manusia tolok ukur adalah Al-Qur’an dan Hadis, bersifat teoritis dan praktis. Memandang tingkah laku manusia secara universal
• Etika, tolok ukur adalah akal pikiran, bersifat teoritis, memandang tingkah laku manusia universal
• Moral, tolok ukur adalah adat kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, bersifat praktis, tingkah laku manusia secara parsial.
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ILMU ETIKA DAN AKHLAK
• Periode Yunani: Socrates (469-399 SM), perintis ilmu etika berpendapat “keutamaan itu ialah ilmu, hubungan manusia harus didasarkan pada ilmu pengetahuan”
• Plato (427-347SM). Keutamaan adalah hikmah kebijaksanaan, keberanian, keperwiraan, dan keadilan.
• Aristoteles (394-322 M) tujuan akhir dari manusia mendapat kebahagiaan. Keutamaan adalah pada posisi tengah dari baik dan buruk.
• Periode Abad Pertengahan, perpaduan etika Yunani dan Kristen, tokohnya antara lain Thomas Aquinas.
• Periode Arab pra-Islam, banyak memiliki ahli hikmat seperti, Zuhair ibn Abi Sulma, Luqman ibn Shaifi, menulis syair-syair tentang perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat, mendorong keutamaan dan menjauhkan kerendahan.
Hubungan Iman, Islam dan Ihsan (Akhlak)
• Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Ihsan adalah:
“Engkau beribadah (dengan kesadaran) seakan-akan melihat Allah SWT, dan jika tidak dapat melihat-Nya, maka (engkau harus yakin) bahwa Dia melihatmu.”
• Dengan kesadaran bahwa Allah SWT selalu melihat manusia, maka dapat dipastikan perilaku manusia akan terus terarah sesuai dengan norma kebenaran dan kebaikan.
Sumber Akhlak Islam
• Al-Qur’an yang mengungkapkan tentang akhlak antara lain dalam surat Al-Maidah 33, Al-Baqarah 219, Al-Qashash 77, Al-Nahl 90, 97 dll, seperti : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (al-Nahl 90)
• Hadis, sangat banyak hadis yang menjelaskan tentang akhlak, seperti: “Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak”. (Riwayat Imam Malik). Dalam hadis lain Rasul bersabda: “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, seperti air menghancurkan tanah yang keras, sedangkan akhlak yang jahat merusak amal seperti cuka merusak madu”. (Riwayat) Imam Baihaqi
Jenis-jenis Akhlak:
1. Akhlak baik/terpuji
2. Akhlak buruk/tercela
Akhlak baik terhadap Allah antara lain :
1.Bertaubat, dalam Surat al Taubah 75, al Nisa’ 16, dll
2. Bersyukur dalam Surat al Baqarah 52, 56 dll, Ali Imran 123, 144 dll
3. Sabar, dalam surat al Nisa’ 24, Hud 11
4. Tawakkal, dalam surat . Ibrahim 12, al Muluk 29, Anfal 50
5. Raja’, dalam surat al Isra’ 28, Kahfi 111
6. Khauf, dalam surat al An’am 15, 80, dll
Akhlak buruk terhadap Allah antara lain :
1. Musyrik, dalam surat Lukman 13,
2. Murtad, dalam surat al Baqarah 217,
3. Takabbur, dalam surat al Mukmin 27, al Zumar 65
4. Munafik, dalam surat al Ahzab, 1, 24, al Taubah 64, 67
Akhlaq kepada Rasul, antara lain:
1. Menaati dan mengikuti perintahnya
2 Memuliakan
Akhlak dalam Al-Qur’an
• Murah hati (At-Taubah: 34-35 dan 75-77,Ali-Imran175-180 dll)
– Dan orang-orang yang membelanjakan (hartanya) secara tidak berlebihan dan tidak juga kikir, sungguh mereka (akan dicintai Allah) karena mereka berada di antara kedua kutub ekstrim itu (al-Furqaan: 67)
• Berani, bukan pengecut
– Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu lari menghindar. Maka barang siapa berlaku demikian, Allah akan memurkainya, dan menempatkannya di neraka jahannam. (Al-Anfal, 15-16)
• Setia dan menepati janji
– Orang-orang yang menepati janjinya antar sesamanya, maka sesungguhnya mereka menunaikan janji setianya kepada Allah. Maka barang siapa melanggar janji itu, kesengsaraan akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menaati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar (Al-Fath: 10).
• Jujur dan tidak khianat
– Sesugguhnya Allah tidak menyukai orang yang berkhianat …(al-Hajj 37-38)
– Dan janganlah kamu menggunakan lidahmu untuk berdusta bahwa “ini (sesuatu) yang halal dan ini haram,” … (karena itu merupakan) kesenangan sesaat dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih (An-Nahl: 116/117).
• Saleh (berbuat baik)
– Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka akan menjadi penghuni syurga dan mereka kekal di dalamnya (Al-Baqarah: 76-82)
• Ikhlas, tidak riya’
– Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mehilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti hati si penerima…(Q.S. Al-Baqarah: 264)
• Menghargai orang dan tidak berlaku zalim
– Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim (Ali-Imran: 143)
• Sabar
– Allah menyukai orang-orang yang sabar (Ali-imran: 146)
TASAWUF
Asal usul kata tasawuf
• Saufanah berarti sejenis buah-buahan kecil berbulu, tumbuh di padang pasir dan sufi memakai pakaian berbulu dari bulu domba kasar
• Saff berarti “barisan” mempunyai ikatan kuat, jiwa bersih dan senantiasa memilih barisan (saff) terdepan dalam shalat berjamaah
• Sufi berarti “suci” orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dalam waktu lama
• Ahl al-Suffah, suffah berarti “pelana” , para tuna wisma dari kalangan muhajirin yang tinggal di serambi masjid nabawi, tidur dengan bantal pelana.
• Shopos (Yunani) berarti hikmat. Theosophi- theo berarti Tuhan; berarti hikmah/kearifan ketuhanan
• Safwah berarti yang terpilih atau terbaik, sufi orang yang terpilih di antara hamba Allah SWT karena ketulusan amal
• Suf (bulu domba): para sufi biasa memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang kerendahan hati, untuk menghindari sikap sombong, juga untuk menenangkan jiwa.
PENGERTIAN TASAWUF
• Al-Junaid al-Baghdadi, berpendapat:
“membersihkan hati dari kecendrungan duniawi, memadamkan sifat-sifat buruk manusia, menjauhkan tuntunan hawa nafsu, mengkaji hakekat, melakukan perbuatan semata karena Allah, tunduk dan patuh kepada Rasul”
• Sahal ibn Abdullah al-Tustri, menjelaskan:
“selalu membersihkan diri dari segala kotoran (lahir dan batin), bertafakkur, selalu berhubungan dengan Allah, memutuskan hubungan dengan manusia (untuk hal-hal yang tidak bermanfaat),meninggalkan kemewahan, merasa damai bersama Allah”
• Menurut al-Kanani:
“tasawuf adalah akhlak, apabila bertambah akhlakmu, maka bertambahlah kesucianmu
• Tasawuf: adalah Ilmu yang mengajarkan bagaimana seharusnya sikap mental seorang manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan makhluk, berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
• Intisari tasawuf
Kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan
Sumber Tasawuf Islam
• Al-Qur’an antara lain terdapat dalam surat
al-Baqarah 115, Qaf 16, al-Anfal 17, Thaha 84, al-’Ankabut 69, al-Nazi’at 40-41, al-Nahl 172 dll.
Allah menjelaskan “ Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang diriKu, maka katakan (wahai Muhammad) Aku dekat dan mengabulkan permohonan orang-orang yang berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi perintahKu dan beriman kapadaku, supaya mereka selalu dalam kebenaran.”(al-Baqarah 186)
• Hadis, banyak hadis yang menjadi sumber tasawuf, seperti:
“jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal, maka aku mendekat kepadanya satu hasta, jika mendekat satu hasta , maka aku mendekat sedepa dan jika mendekat kepada-Ku berjalan, maka aku mendekatinya dengan berlari” hadis Qudsi riwayat Bukhari).
Corak Tasawuf
• Tasawuf akhlaqi/amali, identik dengan tasawuf sunni, titik tekan yang dilakukan oleh para sufi yang menjadikan sumber tasawufnya adalah al-Quran dan al-Sunnah.
• Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang mengutamakan pemikiran-pemikiran filosofis dengan ungkapan-ungkapan ganjilnya (shathahat).
PARA TOKOH SUFI
• Hasan al-Basri
dilahirkan di Madinah pada 21 H dan meninggal di Basrah pada 110 H. Ia tumbuh dalam lingkungan yang saleh dan memiliki pengetahuan keagamaan yang mendalam. Ia belajar dari Ali bin Abi Thalib dan Huzaifah bin al-Yaman.
• Rabi’ah al_Adawiyyah
zuhud dilandasi oleh mahabbah (rasa cinta) yang mendalam. Kepatuhan kepada Allah swt bukanlah tujuannya. Sebab, ia tidak mengharapkan nikmat surga dan tidak
takut azab neraka, tetapi dia mematuhinya karena cinta kepadanya.
• Abu Sulaiman al-Darani (w.215 H) yang dikenal sebagai ulama sufi yang menguasai ilmu hakekat dan sikapnya yang sangat wara’ serta selalu rela menerima segala cobaan yang sering menimpa dirinya.
• Abu Yazid al-Busthami (w.216 H) atau lebih dikenal dengan nama Bayazid adalah sufi pertama yang berbicara terbuka tentang fana’fi Allah (pelenyapan diri di dalam Allah) dan baqa’fi Allah (hidup abadi bersama Allah)
Tingkatan Kesufian
• Taubat
• Zuhud
• Wara’
• Sabar
• Fakir
• Tawakkal
• Ridha
TAREKAT
• Tarekat (thariqah), adalah “jalan” atau “metode” yang ditempuh sufi dalam melakukan ibadah, zikir, dan doa. Cara-cara ibadah tersebut diajarkan guru sufi kepada muridnya, dari hubungan tersebut berkembang kekerabatan sufi, mengambil tempat di pondok yang disebut Ribat dan Zawiyah
• Tarekat mulai berkembang abad ke 6 H dan yang pertama tarekat Qadiriyah yang diajarkan Abdul adir al-Jailani di Persia (471 H/1079 M-561H/1166M)
• Tarekat Suhrawardiah, dianjurkan melakukan sama’ yaitu mendengarkan musik sufi, puisi ketuhanan, dan kasidah yang mendorong pengikutnya mendekatkan diri kepada Tuhan dan merasa berada dalam suasana ketuhanan.
• Di Bukhara, muncul tarekat Naksyabandiah, yang dinisbahkan kepada Bahauddin an-Naksyaband al-Bukhari (717-791 H). Tarekat ini berkembang dan mempunyai pengikut yang besar di Asia Tengah, Afghanistan, India, Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar