Macam-macam cara membaca Al-Qur’an
Dalam sejarah pembukuan Al Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin Affan berhasil dibukukan satu mushaf Al Qur’an. Mushaf tersebut kemudian disalin menjadi beberapa Mushaf. Lalu dikirimkan Mushaf baru tersebut pada setiap wilayah masing-masing satu Mushaf. Dan ditahannya satu Mushaf untuk di Madinah, yaitu Mushafnya sendiri yang dikenal dengan nama "Mushaf Al-Imam".
Dalam pembukuan tersebut diputuskan pemakaian satu huruf Qiroat dan Qiro’at dengan Enam huruf lainnya ditinggalkan. Keputusan ini tidak salah, sebab Qiro’at dengan Tujuh Huruf ( Qiroatus Sab’ah ) itu tidak wajib.
Apakah yang dimaksud dengan Qiroatus Sab’ah ?
Pengertian Qiroatus Sab’ah
Qiroatus Sab’ah adalah bentuk/cara membaca Al-Qur’an dengan menggunakan tujuh macam cara yang berbeda. Disebut juga Qiro’at Tujuh karena terdapat tujuh orang imam yang dijadikan panutan yang masing-masing memiliki ciri bacaan tersendiri, dan tiap imam memiliki dua orang murid yang bertindak sebagai perawi. Dan tiap perawi tersebut juga memiliki perbedaan dalam cara membaca Al-Qur’an. Sehingga dikenal ada empat belas cara membaca Al-Qur’an .
Sebab-sebab adanya perbedaan :
Adanya perbedaan cara dalam membaca Al-Qur’an itu sama sekali bukan dibuat-buat, baik oleh imam Qiro’at maupun oleh para murid-muridnya. Cara membaca tersebut merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW, karena memang seperti itulah cara membaca Al-Qur’an ketika diturunkan kepada Nabi Muhammada SAW.
Dalam suatu riwayat dijelaskan dari Umar bin Khathab, ia berkata, “ Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca Surat Al-Furqon di masa hidup Rasulullah. Aku perhatikan bacaannya. tiba-tiba ia membaca dengan banyak huruf yang belum pernah dibacakan Rasulullah kepadaku, sehingga hampir saja aku melabraknya di saat ia shalat, tetapi aku urungkan. maka, aku menunggunya sampai salam. Begitu selesai, aku tarik pakaiannya dan aku katakan kepadanya, ‘Siapakah yang mengajarkan bacaan surat itu kepadamu?’ ia menjawab, ‘ Rasulullah yang membacakannya kepadaku. lalu aku katakan kepadanya, ‘Kamu dusta ! Demi Allah, Rasulullah telah membacakan juga kepadaku surat yang sama, tetapi tidak seperti bacaanmu. Kemudian aku bawa dia menghadap Rasulullah, dan aku ceritaan kepadanya bahwa aku telah mendengar orang ini membaca surat Al-Furqon dengan huruf-huruf (bacaan) yang tidak pernah engkau bacakan kepadaku, padahal engkau sendiri telah membacakan surat Al-Furqon kepadaku. maka Rasulullah berkata, ‘Lepaskanlah dia, hai Umar. Bacalah surat tadi wahai Hisyam!’ Hisyam pun kemudian membacanya dengan bacaan seperti kudengar tadi. Maka kata Rasulullah, ‘begitulah surat itu diturunkan.’ ia berkata lagi, ‘bacalah, wahai Umar!’ lalu aku membacanya dengan bacaan sebagaimana diajarkan Rasulullah kepadaku. Maka kata Rasulullah, ‘begitulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan Tujuh Huruf, maka bacalah dengan huruf yang mudah bagimu di antaranya.’” [HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Jarir]
Pengertian Tujuh Huruf
Yang dimaksud dari ‘Tujuh Huruf’ tersebut adalah :
1. Tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa Arab mengenai satu makna:
- Quraisy,
- Hudzail,
- Saqif,
- Hawazin,
- Kinanah,
- Tamim,
- dan Yaman.
2. Tujuh macam perbedaan yaitu meliputi :
a. Perbedaan isim,
b. Perbedaan fi`il,
c. Perbedaan i`rab,
d. Perbedaan taqdim dan ta’khir,
e. Perbedaan naqis dan ziyadah,
f. Perbedaan ibdal, dan
g. Perbedaan lahjah / dialek (tafkhim – tarqiq, fathah – imalah, izhar – idgham, hamzah – tashil, mad – qashr, isymam).
Istilah Qiro’at yang biasa digunakan adalah dialek atau cara pengucapan. Contoh yang paling sering adalah imaalah. Sebagian orang Arab mengucapkan vocal ‘e’ sebagai ganti dari ‘a, pada beberapa lafadz Al-Quran. Misalnya ucapan ‘wadh-dhuhee wallaili idza sajee. Maa wadda’aka rabuka wa maa qolee … .
Ini adalah sebuah bentuk qiroat, di mana masing-masing imam punya beberapa lafadz bacaan yang berbeda. Namun di dalam mushaf yang kita pakai sehari-hari tidak terdapat tanda perbedaan bacaan itu. Kecuali kalau kita menelusuri kitab-kitab tafsir yang klasik. Biasanya kita akan menemukan penjelasan tentang perbedaan para imam dalam membaca masing-masing lafadz itu.
Dalam Qiro’at juga dikenal apa yang disebut Riwayat dan Tariqah.
Qiro’at : adalah bacaan suatu lafadz Al-Qur'an apabila dinisbatkan kepada seorang imam qiro'at. Dan oleh karena yang disebut imam qiro'atnya, maka berarti bacaan kedua perawinya tidak ada ikhtilaf, atau sama bacaannya.
Riwayat : adalah apabila bacaan suatu lafadz Al-Qur'an dinisbatkan pada salah satu perawinya, berarti dalam bacaan tersebut pasti ada ikhtilaf (perbedaan bacaan) antara kedua perawi dari imam qiro'atnya.
Tariqoh : adalah bacaan yang dinisbatkan kepada murid-murid perawinya sampai dibawahnya,
Al-Qur'an yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang sangat tinggi susunan bahasanya dan keindahan balaghahnya, tetapi di daerah arab banyak kabilah-kabilah yang mempunyai dialek dan intonasi bahasa yang berbeda satu sama lain, sebagai wujud dari kemukjizatannya, maka Allah SWT. Menurunka Al-Qur’an dalam Tujuh macam bahasa yang ada dikalangan bangsa arab, yang berarti suku mana saja bisa membacanya berdasarkan dialek bahasa kaumnya, sehingga mudah dibaca, dihafal serta difahami.
Nama – nama Qiroatus Sab’ah dan yang meriwayatkan :
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa ada tujuh imam qiro’at dan empat belas perawi dengan sanad mutawatir yang bacaannya masyhur. Mereka dipilih karena ketinggian ilmu, sifat amanah, dan lamanya mendalami qiro’at.
Ketujuh imam tersebut adalah:
1. Imam Nafi
Imam Nafi lahir di Asbihan Madinah pada tahun 70 Hijriyah, wafat pada tahun 169 Hijriyah. Imam Nafi belajar Al-Qur’an belajar Al Qur’an kepada Imam Abu Ja’far dan Imam Muslim dan Imam Abdirrohman. Imam Abdirrohman belajar kepada Shohabat Abdullah bin Abbas. Shohabat Abdullah bin Abbas belajar kepada Ubayy bin Ka’ab. Shohabat Ubayy bin Ka’ab belajar kepada Rasulullah SAW. Imam Nafi mempunyai dua orang murid yang menyebarkan bacaanya, yaitu :
1. Imam Abu Musa ( Qolun )
Imam Qolun dilahirkan di Madinah pada tahun 120 Hijriyah, wafat pada tahun 220 Hijriyah. Imam Qolun belajar Al-Qur’an kepada Imam Nafi selama lima puluh tahun ( 50 tahun )
2. Imam Utsman ( Warosh )
Imam Warosh dilahirkan di Mesir pada tahun 120 Hijriyah, meninggal pada tahun 197 Hijriyah. Menghatamkan Al-Qur’an di depan gurunya 155 kali dalam satu tahun.
2. Imam Ibnu Katsir ( Ahmad bin Muhammad )
Imam Ibnu Katsir lahir di Mekkah pada tahun 45 Hijriyah,wafat pada tahun 120 Hijriyah. Imam Ibnu Katsir belajar Al-Qur’an kepada Imam Abissa’ib Abdillah. Imam Abissa’ib Abdillah belajar kepada Shohabat Umar ibnu Khottob, Ubayy bin Ka’ab dan Umar ibnul Khottob belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Imam Ibnu Katsir mempunyai dua orang murid yang menyebarkan bacaannya, yaitu :
1. Imam Al – Bazzi ( Ahmad bin Muhammad )
Imam Al-Bazzi dilahirkan di Mekkah pada tahun 170 Hijriyah, wafat pada tahun 250 Hijriyah. Beliau sebagai Qori Imam dan Muadzin di Masjid Makkatul Mukarromah
2. Imam Qunbulu ( Muhammad ibnu Abdurrohman )
Imam Qunbulu lahir di kota Hijaz pada tahun 195 Hijriyah, wafat pada tahun 291 Hijryah. Beliau sebagai guru besar Al_qur’an dan ketua Jam’iyyatul Qurro wal Khuffad di kota Hijaz
3. Imam Abu Amrin ( Abu Amer )
Imam Abu Amrin lahir di Bashroh ( Al-Bashri ) pada tahun 68 Hijriyah, wafat tahun 154 Hijriyah. Imam Abu Amer belajar kepada Imam Abu Ja’far Yazid dan Imam Hasan Al Bashri. Imam Hasan belajar kepada Imam Abul Aliyah, Imam Abul Aliyah belajar kepada Shohabat Umar Ibnul Khottob, Shohabat Umar Ibnul Khottob belajar kepada Nabi Muhammad SAW.
Imam Abu Amer mempunyai dua orang murid yang menyebarkan bacaannya, yaitu :
1. Imam Adduri ( Abu Umar Hafsin )
Imam Adduri lahir di Bagdad ( Iraq ) pada tahun..Hijriyah, wafat tahun 246 Hijriyah
2. Imam Susi ( Abu Syi’ib )
Imam Susi lahir di Bashroh pada tahun 90 Hijriyah, wafat tahun 261 Hijriyah
4. Imam Ibnu Amir ( Abdullah bin Amir )
Imam Ibnu Amir lhir di Damaskus ( Assami ) pada tahun 21 Hijriyah, wafat pada tahun 118 Hijriyah. Imam Ibnu Amir belajar kepada Shohabat Utsman, Shohabat Utsman belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Imam Ibnu Amr mempunyai dua orang murid yng menyebrkan bacaannya, yaitu :
1. Imam Hisyam
Imam Hisyam lahir di Damaskus ( Asy-Syami ) pada tahun 153 Hijriyah , wafat pada tahun 245 Hijriyah
2. Imam Ibnu Dzawan
Imam Ibnu Dzakwan Lhir di Damaskus ( Asy-syami ) pada bulan Muharrom tahun 173 Hijriyah, wafat pada bulan Syawal tahun 242 Hijriyah
5. Imam ‘Ashim ( Abu Bakar Ashim )
Imam Ashim lahir di Iraq ( Al Kufi ) pada tahun 28 Hijriyah, wafat pada tahun 127 Hijriyah. Imam Ashim belajar Al Qur’an kepada Abi Abdurrohman , Abi Abdurrohman belajar kepada Shohbat Utsman dan kepada Shohabat Ubbayy bin Ka’ab dan kepada Shohabat Abdullah bin Mas’ud dan kepada Shohabat Zaid bin Tsabit. Zaed bin Tsabit belaja kepada Nabi Muhammad SAW.
Imam Ashim mempunyai dua orang murid ( Rowi ) yang menyebrkan bacaannya, yaitu :
1.Imam Syu’bah ( Abu Bakar bin ‘Iyas )
Imam Syu’bah lahir pada tahun 95 Hijriyah, wafat pada tahun 193 Hijriyah
2. Imam Hafash ( Abu Amar Hafshin )
Imam Hafash lahir pada tahun 90 Hijriyah, wafat pada tahun 180 Hijriyah. Beliau
murid yang paling alim dan paling banyak menghatamkan Al-Qur’an dihadapan
gurunya.
6. Imam Hamzah ( Hamzah bin Hubeb )
Imam Hamzah lahir di Iraq ( Al Kufi ) pada tahun 80 Hijriyah , wafat pada tahun 156 Hijriyah . Imam Hamzah belajar kepada Imam Abi Muhammad , Imam Abi Muhammad belajar kepada Imam Abi Muhammas Yahya , Imam Abi Muhammad Yahya belajar kepada Imam Abi Sibil Al-Qimah, Imam Al-Qimah belajar kepada Shohabat Abdullah bin Mas’ud, Shohabat Abdullah bin Mas’ud belajar kepada Nabi Muhammad SAW.
Imam Hamzah mempunyai dua orang murid yang ( Rowi ) yang menyebarkan bacaannya, yaitu :
1. Imam Kholaf ( Abu Muhammad Kholaf )
Imam Kholaf lahir pada tahun 150 Hijriyah . wafat pada tahun 189 Hijriyah. Beliau hafal Al-Qur’an pada usia 10 ( sepuluh ) tahun
2. Imam Khollad ( Abu ‘Isa Khollad )
Imam Khollad lahir pada tahun… Hijriyah, wafat pada tahun 220 Hijriyah.
7. Imam Ali-Kisai ( Abul Hasan Ali )
Imam Ali Kisai lahir di Iraq ( Al Kufi ) pada tahun 70 Hijriyah, wafat pada tahun 189 Hijriyah. Imam Ali Kisai belajar kepada Hamzah dan kepada Imam Muhammad bin Abi Laili dan kepada Imam Isa bin Umar, Imam Isa bin Umar belajar kepada belajar kepada Imam ‘Asyim, Imam Ali Kisai mempunyai dua orang murid ( Rowi ) , yaitu :
1. Imam Abu Harits ( Allaetsi )
2. Imam Adduri Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar