mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters

Selasa, 18 Desember 2012

FOLKLORE


Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Oleh karena itu, banyak bangsa lain yang menganggap bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai. Sebelum adanya tulisan, masyarakat Indonesia telah mengenal tradisi lisan yang diwariskan secara turun temurun secara lisan sebagai milik bersama. Folklore berbeda dengan tradisi lisan.
APAKAH FOLKLORE ITU ?  



Kata folklore berasal dari bahasa Inggris, folk dan lore. Menurut Alan Dundes, folk merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga mereka dapat dibedakan dari kelompok yang lain. 
Kesamaan budaya tersebut terlihat dari tradisi yang mereka warisi secara turun temurun dan yang mereka akui sebagai kebudayaan bersama. Mereka sadar akan identitas kelompok mereka sendiri. 

Sementara itu, kata lore merujuk pada tradisi folk, yakni sebagian kebudayaannya diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat. 

Menurut Soeryawan folklore adalah bentuk kesenian yang lahir dan menyebar di kalangan rakyat banyak. Seni dari budaya ini merupakan ungkapan pengalaman dan penghayatan manusia yang khas ialah dalam bentuknya yang estetis-artistik. 

Menurut Rusyana, folklore merupakan bagian dari persendian cerita yang telah lama hidup dalam tradisi suatu masyarakat. 

Menurut Iskar dalam Harian Umum Pikiran Rakyat folklore adalah kajian kebudayaan rakyat jelata baik unsur materi maupun unsur non-materinya. 
Secara umum, folklore mencakup aspek material, spiritual, dan verbal yang ditranmisikan secara oral melalui pengamatan dan peniruan. 

CIRI-CIRI FOLKLORE 

Kedudukan folklore dengan kebudayaan lainnya tentu saja berbeda, karena folklore memiliki karakter atau ciri tersendiri. 
Beberapa ciri folklore menurut pendapat James Danandjaja adalah sebagai berikut: 
1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan. 
2. Bersifat tradisional. 
    Hal tersebut terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif tetap atau dalam bentuk standar. 
3. Memiliki versi yang berbeda-beda disebabkan oleh penyampaian yang dilakukan secara lisan yang memungkinkan adanya perubahan. 
4. Bersifat anonim atau nama penciptanya tidak diketahui. 
5. Memiliki bentuk yang biasanya berumus atau berpola. 
    Hal ini dapat terlihat pada cerita rakyat yang selalu menggunakan kata-kata klise. 
6. Memiliki suatu fungsi dalam kehidupan suatu masyarakat. 
7. Bersifat pralogis karena logikanya tidak sesuai dengan logika umum. 
8. Menjadi milik bersama pada masyarakat tertentu. 
9. Pada umumnya, bersifat polos dan lugu meskipun sering kali terlihat kasar dan spontan. 

FUNGSI FOLKLORE 

Adapun fungsi folklore adalah sebagai berikut. 
1. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif. 
2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. 
3. Sebagai alat pendidik anak. 
4. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu di patuhi anggota kolektifnya 

JENIS-JENIS FOLKLORE 

Menurut Jan Harold Brunvand, folklore digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu: 
1. Folklore Lisan 
2. Folklore Sebagian Lisan 
3. Folklore Bukan Lisan 

1. Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya lisan, antara lain: 
a. Bahasa rakyat, meliputi logat, julukan, pakaian tradisional, dan gelar kebangsawanan; 
b. Ungkapan tradisional, meliputi peribahasa dan pepatah; 
c. Pertanyaan tradisional, meliputi teka-teki; 
d. Puisi rakyat, meliputi pantun, gurindam, dan syair; 
e. Prosa rakyat, meliputi mite, legenda, dan dongeng; 
f. Nyanyian rakyat. 
Salah satu contoh Ungkapan Tradisional : “Indah khabar dari rupa” 
Memiliki makna: Keadaan yang sama sekali tak serupa dengan apa yang didengar. 

2. Folklore sebagian lisan merupakan campuran antara unsur lisan dan bukan lisan, antara lain: 
a. Kepercayaan rakyat; 
b. Permainan rakyat; 
c. Teater rakyat; 
d. Tari rakyat; 
e. Adat istiadat;
f. Upacara; 
g. Pesta rakyat. 

3. Folklore bukan lisan,
 yakni yang bentuknya bukan lisan meskipun pembuatannya diajarkan secara lisan. 
Folklore ini terbagi atas dua jenis, yaitu material dan non material. 
a. Material, antara lain: 
• Arsitektur rakyat, 
kerajinan tangan rakyat, 
makanan dan minuman rakyat, 
pakaian, 
perhiasan tubuh rakyat, 
serta obat-obatan tradisional. 

b. Non material, antara lain: 
• Gerak isyarat tradisional dan bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat, 
seperti bunyi kentongan sebagai tanda bahaya serta musik rakyat.

Silahkan baca juga artikel di bawah ini...



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar