mungkin rizqi anda :

Selamat Datang ! Selamat Membaca ! jumlah pengunjung dari negara: ...

free counters

Jumat, 03 September 2010

KETIKA NAFSU MENGUASAI DIRI KITA


HIKMAH PUASA

Sesungguhnya Nafsu itu selalu mengajak kepada keburukan (Al Qur’an). Di bulan Ramadhan ini ada kesempatan untuk kita mengendalikan nafsu. Nafsu yang ada pada diri kita bisa diibaratkan seekor anjing yang selalu menyalak dan menggonggong. Banyak orang yang memelihara anjing untuk menjaga rumah, kepada binatang yang sangat tajam indra penciumannya ini. Mereka berharap bisa tidur dengan tenang, apakah yang mereka dapatkan ?
Ketika kita ikuti hawa nafsu dan pikiran kita, apa yang kita dapatkan ?
Rasa curiga, tidak puas, khawatir, menyerang, membalas, dan selalu membuat keributan itulah yang yang diterimanya !
kenapa ???

Di kota besar banyak orang memelihara anjing. Sering dijumpai orang berjalan ditemani anjingnya. Mereka memelihara anjing karena mereka kesepian, mereka butuh teman. Di tempat lain, orang memelihara anjing untuk menjaga rumah. Kalau melintasi sebuah rumah, mungkin akan ditemukan tulisan “Awas Anjing Galak!” Itu artinya, si tuan rumah memberi tahu bahwa di balik pagar di dalam halaman rumah ada anjing yang siap menggonggong. Setiap ada orang yang mengintip atau sekedar lewat, anjing akan menggonggong.

Banyak orang yang memelihara anjing untuk menjaga rumahnya, berharap agar mereka bisa tidur dengan tenang. Mereka percayakan penjagaan rumahnya kepada binatang yang sangat tajam indra penciumannya ini. Mereka berharap bisa tidur dengan tenang, karena jangankan sampai ada orang yang masuk masuk ke rumah, baru lewat saja sudah akan digonggongi oleh anjing penjaga. Gonggongan akan semakin sering dan keras, ketika ada orang yang gerakannya mencurigakan. Akibatnya, si tuan rumah dan tetangga akan terjaga dari tidurnya. Hati mereka menjadi tidak tenang, karena merasa ada yang mengancam.

Ketika anjing lapar, dia akan menggonggong tuannya, minta makan. Apapun yang dikerjakan oleh tuannya tidak akan menyenangkan hatinya, kecuali jika tuannya mengambil ikan, tulang, atau daging untuk diberikan kepadanya. Jika sudah keyang, sang anjing akan tenang, namun selalu siap untuk menggongg lagi jika ada orang lewat. Begitulah, anjing diciptakan untuk makan dan menggonggong. Jika orang mempercayakan penjagaan rumah kepada anjing, maka dia akan disibukkan oleh memberi makan dan gonggongan.

Jika di setiap rumah yang saling berdekatan itu ada anjing penjaga, maka jangan heran jika ada satu anjing yang menggonggong maka anjing-anjing lain akan ikut menggonggong. Mereka akan sahut-sahutan membuat keributan. Bukan ketenangan yang akan didapatkan, malah ketegangan, kekuatiran, dan kecurigaan.

seperti inilah jika seseorang mempercayakan penjagaan rumah dirinya kepada nafsu dan pikiran. Mereka tidak akan pernah berhenti menyalak jika ada sesuatu yang dirasa bakal mengganggu dirimu. Mereka akan mengajak untuk curiga, tidak puas, khawatir, menyerang, membalas, dan selalu membuat keributan. Mereka juga tidak akan pernah membiarkan dirinya sedetik saja untuk tenang. Mereka akan selalu lapar, dan tidak akan tenang kecuali dia sibuk mencari dan memberi makanan buat mereka. berharap mereka akan membantunya, malah dia sendiri yang akan selalu dibuat sibuk oleh rasa lapar dan lolongannya.

Oleh karena itu, jangan percayakan rumah kita kepada nafsu dan pikiran. Kita harus menyerahkan penjagaannya kepada Yang Membuat diri kita, kepada Dia yang menciptakan anjing-anjing itu, Dia yang menciptakan nafsu dan pikiran kita. Gantungkan diri hanya kepadaNya, dengan selalu membuka hati untuk menerima petunjuk yang Dia berikan dengan penuh cinta melalui segala sesuatu yang ditemui.

Kita harus mengikat anjing kita dengan seksama dan teliti. Ikat di belakang rumah, jangan sampai lepas, jangan biarkan mereka menyalak dan mengganggu diri kita dan orang lain. Ikat nafsu dan pikiran kita, jangan sampai mereka yang menjaga apalagi yang memimpin diri kita. Seperti ketika kita sujud waktu sholat, pikiran kita berada lebih rendah dari hati. Pikiran kita menyentuh tanah, siap menjadi pengikut sang pemimpin, hati. Melalui hati itulah, Dia menyematkan cahaya DiriNya ke dalam diri. Bukalah hati, agar cahayaNya bisa menerobos ke luar, menerangi jalan, dan jalan orang-orang di sekitar.
Di bulan Ramadhan ini , mari kita kendalikan nafsu kita, jadikan hati sebagai pemimpin kita. Semoga kita termasuk golongan orang yang kembali kepada fitrah dan golongan orang yang menang melawan nafsu kita, minal aidzin wal faidzin, amiien !

Silahkan baca juga artikel di bawah ini...



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar