Setiap manusia memiliki tujuan hidup, yang tentunya tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan yang baik; antara lain : mendapat kebahagiaan di dunia dan di akherat.Tidak ada orang yang ingin sengsara, tidak ada yang ingin mendapat kesulitan hidup. Untuk dapat tercapainya tujuan yang baik, tentunya dibutuhkan cara dan sarana yang baik pula agar perjalanan yang ditempuh dalam mencapai tujuan bisa lancar.
Cara dan sarana yang dilakukan tidak bisa dipisahkan dari dasar dan niat yang mendasari jalan hidup yang sedang dijalaninya. Sehingga : Dasar yang Baik, dengan Cara dan sarana yang Baik, akan diperoleh Tujuan yang Baik pula.sebaliknya Dasar yang Jelek, dengan Cara dan sarana yang Jelek, akan diperoleh Tujuan yang Jelek pula
Adalah Sunan Kalijaga , tercatat dalam sejarah : memiliki dasar, cara dan sarana yang jelek; diceritakan dalam perjalanan hidupnya ia hidup dari lingkungan jahat , seorang penjahat, perampok, dalam cara hidupnya kejelekan selalu ditempuhnya : mencuri, merampok dan kejahatan lain yang dilakukannya, tetapi pada akhirnya perjalanan hidupnya, ia mencapai kebaikan ! menjadi seorang Wali : Sunan kalijaga salah satu di antara 9 wali songo.
Dengan demikian terjadi ketidak - selarasan antara Dasar - Cara/sarana - dan tujuan. Dasar yang Jelek, dengan Cara dan sarana yang Jelek, akan diperoleh Tujuan yang Baik.
seharusnya konsep yang benara adalah : Dasar yang Baik, dengan Cara dan sarana yang Baik, akan diperoleh Tujuan yang Baik tetapi yang terjadi adalah sebaliknya Dasar yang Jelek ( seorang penjahat ), dengan Cara dan sarana yang Jelek ( kerjanya mencuri, merampok,dll ) diperoleh Tujuan yang Baik ( menjadi seorang Wali )
Kenapa bisa terjadi demikian ? Hal ini terjadi karena tahapan-tahapan perjalanan hidup yang terjadi dan di alami oleh Raden Mas Said atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan kalijaga , ada satu tahap atau fase penghubung menuju tujuan yang baik, yaitu tahap Taubat. Raden Mas Said rela dirinya dikubur hidup-hidup untuk menjalani Taubat atas perbuatan jahatnya yang selama ini dilakukan. sehingga Dasar yang Jelek, dengan Cara dan sarana yang Jelek, dapat diperoleh Tujuan yang baik, karena Dasar yang Jelek, dengan Cara dan sarana yang Jelek, diikuti langkah Taubat akan diperoleh Tujuan yang Baik. Dengan demikian tahapan Taubat merupakan langkah yang harus ditempuh seseorang untuk mendapat tujuan yang baik, apabila Dasar dan cara serta sarana yang yang ditempuh dalam hidupnya selalu dalam kejelekan.
Di jaman seperti sekarang ini ,dimana manusia dihadapkan pada pola Hidup : Tujuan menghalalkan segala Cara, akan menjadikan manusia mendapati tujuan semu, kebahagiaan yang tidak sebenarnya.Manusia yang ingin mencapai kebahagiaan hidup : hidup sejahtera, bergelimang harta, pangkat dan kedudukan tinggi, akan menjadi sia - sia karena yang diraihnya adalah kebahagiaan semu Harta yang dimilikinya, pangkat dana kedudukan yang dicapainya tidak menimbulkan kebahagian, hatinya gersang, gelisah dan tidak tentram, kenapa ? karena cara yang ditempuh untuk memperoleh semuanya melalui jalan yang tidak benar.
Maka mengambil pelajaran dari kisah Sunan kalijaga, perlu setiap manusia membenahi kembali tujuan hidupnya, cara dan sarana yang ditempuhnya, untuk mendapat tujuan akhir hidup bahagia, yaitu bertaubat !
langkah taubat akan memberi solusi, akan meluruskan kembali tujuan perjalan hidup manusia, sebagai suatu sangkan paraning dumadi.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Menengok ke belakang : ada Kegagalan dan Kesuksesan ! ke depan : singkirkan penyebab Kegagalan, persiapkan penyebab Kesuksesan !
Rabu, 25 November 2009
Tujuan Menghalalkan segala cara ?
Selasa, 24 November 2009
Mars HFC
Bakti Kami
siswa-siswi SMA Islam semua
ku berjanji memenuhi
panggilan Tuhanku
di dalam Qur'an Hadistmu
jiwa seluruh umatmu
kujunjung kebudayaanmu
kejayaan Ta'allumul Huda baca selengkapnya ( klik ) di sini...
siswa-siswi SMA Islam semua
ku berjanji memenuhi
panggilan Tuhanku
di dalam Qur'an Hadistmu
jiwa seluruh umatmu
kujunjung kebudayaanmu
kejayaan Ta'allumul Huda baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Sabtu, 21 November 2009
3 orang buta dan gajah
ada 3 orang buta ingin melihat gajah. mereka pergi ke kandang gajah. sampai di kandang gajah mereka memegang gajah, ada yang memegang ekor, ada yang memegang kaki, ada juga yang memegang kuping gajah.mereka meraba dan memegang untuk mengenal bentuk gajah.
setelah puas akhirnya mereka pulang. di tengah jalan terjadi perdebatan antara ketiga orang buta. mereka bersitegang tentang bentuk gajah; satu orang buta mengatakan : " gajah itu seperti ular ! panjang..! " demikian pendapatnya karena ia memegang ekor gajah pada waktu di kandang gajah. " kamu salah !" kata orang buta yang kedua : " gajah itu kaya pohon kelapa , bulat, besar dan tinggi ! " katanya, ia berpendapat begitu karena yang ia pegang pada waktu di kandang gajah adalah kaki gajah. "Kamu berdua salah semua ! " kata orang buta yang ketiga : " yang benar gajah itu kaya payung ! teriaknya. ia merasa benar karena yang ia pegang adalah kuping gajah.
ketika mereka bertengkar, lewatlah orang yang tidak buta : " ada apa kalian ribut-ribut ? " tanyanya.
" kami orang buta, baru dari kandang gajah " kata orang buta yang pertama. diterangkanlah kepada orang tadi maksud mereka ke kandang gajah sehingga akhirnya mereka bertengkar. " Oh begitu ya ! jadi siapa yang benar ya ? kalian semua benar ! " kata orang yang baru lewat.
Manusia memang selalu ingin menang sendiri, dalam melihat suatu kebenaran selalu dipandang dari persepsi pribadi masing - masing ,sehingga kebenaran menjadi kabur. dibutuhkan sikap yang bijak untuk memandang peristiwa di dunia ini. yang memandang secara obyektif, sehingga kebenaran terungkap.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
setelah puas akhirnya mereka pulang. di tengah jalan terjadi perdebatan antara ketiga orang buta. mereka bersitegang tentang bentuk gajah; satu orang buta mengatakan : " gajah itu seperti ular ! panjang..! " demikian pendapatnya karena ia memegang ekor gajah pada waktu di kandang gajah. " kamu salah !" kata orang buta yang kedua : " gajah itu kaya pohon kelapa , bulat, besar dan tinggi ! " katanya, ia berpendapat begitu karena yang ia pegang pada waktu di kandang gajah adalah kaki gajah. "Kamu berdua salah semua ! " kata orang buta yang ketiga : " yang benar gajah itu kaya payung ! teriaknya. ia merasa benar karena yang ia pegang adalah kuping gajah.
ketika mereka bertengkar, lewatlah orang yang tidak buta : " ada apa kalian ribut-ribut ? " tanyanya.
" kami orang buta, baru dari kandang gajah " kata orang buta yang pertama. diterangkanlah kepada orang tadi maksud mereka ke kandang gajah sehingga akhirnya mereka bertengkar. " Oh begitu ya ! jadi siapa yang benar ya ? kalian semua benar ! " kata orang yang baru lewat.
Manusia memang selalu ingin menang sendiri, dalam melihat suatu kebenaran selalu dipandang dari persepsi pribadi masing - masing ,sehingga kebenaran menjadi kabur. dibutuhkan sikap yang bijak untuk memandang peristiwa di dunia ini. yang memandang secara obyektif, sehingga kebenaran terungkap.
baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Jumat, 20 November 2009
malam sepi
malam ini kucoba tengadahkan tangan...
ya Rahman ya Rohim...
bukalah pintuMU untuk ku...
di pintuMU aku mengetuk ...
kabulkanlah doa hambaMU..!
Amien ! baca selengkapnya ( klik ) di sini...
ya Rahman ya Rohim...
bukalah pintuMU untuk ku...
di pintuMU aku mengetuk ...
kabulkanlah doa hambaMU..!
Amien ! baca selengkapnya ( klik ) di sini...
Langganan:
Postingan (Atom)